Gridhot.ID - Di tengah wabah corona yang sedang melanda dunia, banyak negara yang mengalami dampaknya.
Dampak tersebut menyerang di berbagai sektor pemerintahan negara, salah satunya adalah perdagangan.
Baru-baru ini kabar yang mencengangkan adalah soal Emas hitam yang tak lagi berharga.
Untuk pertama kali dalam sejarah, harga minyak ditutup di bawah level US$ 0 per barel.
Pada perdagangan Senin (20/4) waktu Amerika Serikat (AS), harga minyak west Texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei di NYMEX sempat mencapai US$ -37,63 per barel.
Akhir pekan lalu, harga minyak WTI ditutup di US$ 18,27 per barel.
Pada perdagangan di hari tersebut, harga minyak WTI terus memecahkan rekor harga terendah sejak 1946.
Menurut aturan perdagangan di NYMEX, harga kontrak memang dimungkinkan berada di bawah nol.
Penurunan tajam harga minyak WTI menunjukkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap melimpahnya pasokan minyak AS.
Kesepakatan pemangkasan produksi oleh OPEC dan negara sekutu juga dianggap terlambat oleh pelaku pasar.
Sekadar informasi, penurunan harga dalam tersebut terjadi di minyak WTI kontrak pengiriman Mei.
Selasa (21/4) merupakan hari terakhir perdagangan kontrak ini.
Pada pukul 01.50, harga minyak WTI kontrak Mei sedikit menguat menjadi US$ -17 per barel.
Sementara harga minyak WTI kontrak pengiriman Juni 2020 turun ke US$ 20,97 per barel, Selasa (21/4) per pukul 1.50 WIB.
Analis memprediksi penurunan masih bisa berlanjut.
"Kekuatan pasar akan menimbulkan dampak lebih dalam, entah harga akan jatuh mencapai dasar, atau sentimen Covid mereda, yang manapun terjadi lebih dulu, tapi sepertinya yang pertama akan terjadi duluan," tutur Michael Tran, Managing Director of Global Energy Strategy RBC Capital Markets, seperti dikutip Bloomberg.
Sementara, harga minyak Brent pengiriman Juni ditutup di US$ 25,57 per barel.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Pertama kali dalam sejarah, harga minyak ditutup di bawah nol"