Temuan Vaksin Makin Jauh Tak Terlihat, Peneliti Temukan Virus Corona Mampu Bermutasi di Berbagai Tahap Secara Mengerikan, Gerogoti Sel Inangnya Hingga Rusak, Ilmuwan: Sudah Berbeda dari yang di Wuhan!

Kamis, 23 April 2020 | 10:42
Kontributor Kuningan/Ahmad Ripai

Petugas medis jemput paksa pasien positif corona di Kuningan, Sabtu (11/4/2020)

Gridhot.ID - Wabah virus corona memang makin tak terkendali di beberapa negara.

Selain sulitnya mengontrol masyrakat, ternyata virus tersebut juga telah bermutasi semenjak awal mula diumumkan mewabah.

Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan peyakit Covid-19 menunjukkan kemampuan mutasi baru yang tak boleh dianggap remeh.

Studi yang ditemukan ilmuwan China mengungkapkan, strain bervariasi dari virus corona jenis baru di seluruh negara di dunia telah memberi dampak yang juga berbeda-beda.

Baca Juga: Seenak Jidat Tayangkan Adegan Kesurupan, Jalan Batin Ningsih Tinampi Lagi-lagi Kena Cekal KPI, Netizen: Siaran yang Tak Mendidik Bangsa!

Mutasi agresif ini ditemukan oleh Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya di Zhejiang University.

Mengutip dari SCMP via Kompas.com, para ilmuwan mengkonfirmasi untuk pertama kalinya terkait mutasi sangat langka yang bahkan tak pernah diperkirakan sebelumnya.

Sebuah bukti di laboratorium China menunjukkan SARS-Cov-2 dapat menciptakan jenis virus yang lebih mematikan ketimbang lainnya.

"SARS-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," kata Prof Li dan timnya dalam makalah yang dirilis pracetak di medRxiv.org pada Minggu (19/4/2020), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Tajir Melintir Usai Dinikahi Direktur Muda, Momo Geisha Tinggal di Istana Megah yang Dilengkapi Lift hingga Hamparan Danau Memukau!

Mutasi ini dapat mempengaruhi seberapa besar para virus merusak sel inangnya.

Prof Li menggunakan pendekatan dengan cara menganalisa strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19.

TWITTER.COM/AUNTSPRAYLLC
TWITTER.COM/AUNTSPRAYLLC

Ilustrasi virus Corona.

Pasien tersebut dipilih secara acak dari Hangzhou di provinsi timur Zhejiang.

Mereka menguji seberapa efisien virus di dalamnya mampu menginfeksi dan membunuh sel.

Baca Juga: Di Tengah Keadaan Darurat Corona, Adik Ipar Zaskia Adya Mecca Tiba-tiba Bagikan Kabar Haru, Yuda Fajrin: Hancur Banget Hati Gue!

SCMP melaporkan, mutasi paling mematikan pada pasien Zhejiang juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di seluruh Eropa.

Sedangkan strain yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan di Amerika Serikat, seperti di negara bagian Washington.

Prof Li mengingatkan mutasi lebih lemah tidak menjamin adanya risiko infeksi lebih rendah.

Lebih dari 30 mutasi virus corona dideteksi menciptakan 19 mutasi atau sekitar 60 persennya adalah mutasi virus baru.

Baca Juga: Kethar-kethir Putranya Makin Lengket dengan Aurel Hermanysah, Ibunda Atta Halilintar Tak Sudi Lihat Video YouTube Sang Anak, Langgogeni Faruk: Anak Umi Melakukan Sesuatu yang Tuhan Tidak Suka

Mutasi baru ini menyebabkan perubahan fungsional pada spike protein virus, memungkinkan struktur unik di atas selubung virus mampu mengikat sel manusia.

Tim Li memverifikasi teorinya dengan menginfeksi sel menggunakan strain virus corona yang membawa mutasi berbeda.

Parahnya, strain paling agresif dari SARS-CoV-2 mampu menghasilkan viral load 270 kali lebih banyak dibanding jenis virus paling lemah.

"Itu adalah hasil tak terduga dari sedikitnya selusinan pasien yang menunjukkan perbedaan dari strain virus yang sebagian besar masih diremehkan," jelas Prof Li, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Niat Membayar Rindu Mudik Bertemu Keluarga, Pria Ini Malah Diusir Oleh Warga Sekampung dan Juga Istrinya Sendiri, Takut Corona Serta Status Pernikahan Jadi Alasan, Sang Pemudik Pilih Bunuh Diri

Li dan timnya juga menemukan mutasi langka tri-nukleotida pada pasien berusia 60 tahun.

Yakni mutasi langka dengan tiga perubahan yang terjadi secara berturut-turut.

Tribunnews
Tribunnews

(Ilustrasi) Tenaga medis merawat pasien Covid-19

Ilmuwan mengklaim hal itu tak biasa sebab umumnya sebuah gen bermutasi hanya pada satu situs di satu waktu.

Mutasi yang ditemukan pada pasien itu mengakibatkan feses pasien menjadi sangat menular dengan strain virus tetap hidup.

Baca Juga: Buat Nagita Slavina Menangis Gara-gara Perjanjian Pra Nikah, Raffi Ahmad Akui Harta Sang Istri Jauh Lebih Banyak dari Dirinya: Kalau Kenapa-kenapa kan Aman

"Menyelidiki dampak fungsional dari mutasi tri-nukleotida ini akan sangat menarik," kata Prof Li.

Gen virus corona yang bermutasi saat ini juga sangat berbeda dengan gen yang ditemukan kali pertama di Wuhan.

Ilmuwan menyebutkan virus corona umumnya berubah dengan kecepatan rata-rata satu mutasi per bulan.

Namun hingga hari Senin (21/4/2020), lebih dari 10.000 strain yang diurutkan, mengandung sebanyak 4.300 mutasi, lapor China National Centre for Bioinformation.

Baca Juga: Rindunya Terhalang Corona, Kaesang Pangarep Ngaku Kangen Sang Pacar Sampai Upload Foto Kebersamaannya, Ekspresi Anak Presiden Jadi Sorotan

Temuan studi tersebut menjelaskan adanya perbedaan mortalitas regional.

Virus corona memberikan ketidakpastian dimana tingkat kematian antar negara diketahui sangat bervariasi.

Hal ini akan mempengaruhi upaya pengembangan vaksin, sehingga Prof Li dan rekannya menyarankan agar kemungkinan mutasi virus corona di suatu wilayah dipertegas demi menentukan tindakan yang tepat.

"Pengembangan obat-obatan dan vaksin, walaupun mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi virus corona ini. Untuk menghindari potensi yang lebih buruk," jelas Prof Li.

Baca Juga: Dituduh Netizen Setingan, Pria Ini Kisahkan Keresahannya Usai Video Tik Tok Viral yang Dibuatnya Rekam Penampakan: Perutku Mual dan Tidur Hanya Sebentar Sepanjang Malam

Sekedar informasi, Prof Li adalah orang pertama yang mengusulkan agar Wuhan melakukan lockdown, melihat virus yang mereka hadapi adalah jenis baru yang belum diketahui penanganannya.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Makin Mematikan, Strain Agresif Covid-19 Memunculkan Mutasi Langka yang Mengancam Perkembangan Vaksin Virus Corona.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Sosok.id