Gridhot.ID-Pandemi Corona tak hanya memukul aspek kesehatan masyarakat dunia, namun juga aspek ekonomi seperti yang dirasakan bos Djarum.
Ya, seperti kita ketahui dan mungkin rasakan sendiri, pandemi Corona menimbulkan banyak korban jiwa.
Selain itu, wabah yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, ini juga membuat ekonomi dunia hancur.
Tidak sedikit orang yang kehilangan pekerjaan gara-gara pandemi Corona, tidak hanya di negara miskin dan berkembang, tapi juga di negara maju.
Bahkan, mereka yang tergolong sebagai orang-orang superkaya pun pada akhirnya terkena imbasnya.
Harta kekayaan mereka menurun dalam jumlah yang luar biasa besarnya gara-gara pandemi Corona.
Ya, pandemi Covid-19 memang mengganggu pertumbuhan ekonomi global dan merontokkan harga saham maupun komoditas.
Otomatis, pendapatan dan bisnis para taipan pun terpuruk, sehingga mempengaruhi nilai kekayaan.
Salah satunya kekayaan keluarga Djarum yang merupakan orang terkaya se-Indonesia kehilangan aset hingga US$ 11,55 miliar pada tahun ini.
Dengan kurs rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia Rp 15.553 pada Jumat (24/4/2020), aset yang hilang itu mencapai Rp 179,64 triliun.
Data yang dilansir bloomberg.com, hingga 24 April 2020 ini beberapa nama taipan Indonesia yang masuk daftar 500 orang kaya dunia telah mengalami penyusutan harta hingga dobel digit.
Budi Hartono dan Michael Hartono, dua bersaudara yang merupakan keluarga terkaya di Indonesia juga harus mengalami penurunan tersebut.
Budi, orang kaya nomor satu di Indonesia dan urutan 116 dunia tercatat memiliki kekayaan US$ 11,2 miliar dan telah berkurang US$ 5,88 miliar year to date (ytd).
Sementara Michael mencatatkan harta senilai US$ 10,7 miliar atau berkurang sekitar US$ 5,67 miliar ytd.
Pemilik Grup Djarum tersebut mengawali bisnisnya lewat perusaahaan rokok, namun kini Djarum memperluas lini bisnisnya ke sektor properti, perbankan, elektronik, pulp dan kertas, perkebunan, telekonomunikasi hingga yang teranyar merambah industri digital melalui perusahaan modal ventura GDP Venture.
Grup Djarum juga memiliki bisnis properti dan perhotelan.
Meskipun lini bisnis utama tak melantai di bursa, setidaknya terdapat dua perusahaan Grup Djarum yang menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Nah, sebagian besar aset yang hilang dari keluarga Hartono tersebut antara lain di BCA.
Akhir tahun 2019, harga saham BBCA bertengger di level 33.425 dan memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 816 triliun.
Pada perdagangan Jumat (24/4/2020), harga saham BBCA di level 24.600 dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 606,51 triliun.(*)
Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Harta keluarga Djarum hilang ratusan triliun karena pandemi".