Grid Hot - Seputar peristiwa terkini

Lintasi Perairan Indonesia Saat Wabah Covid-19, Sepasang Suami Istri Asal Australia Bagikan Pengalaman Mencekam, Dengar Suara Tembakan Hingga Diikuti Kapal Angkatan Laut dari Belakang

Senin, 27 April 2020 | 20:35
Grid Networks Pasangan ini melintasi Indonesia dengan kapal pribadi.
Daily Mail

Pasangan ini melintasi Indonesia dengan kapal pribadi.

GridHot.ID-Sepasang suami istri asal Australia bernama Dwayne dan Kelly Turpin melakukan pelayaran di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Melansir Daily Mail pada Senin (27/4/20), Dwayne dan Kelly Turpinistri berlayar dari Thailand menuju Australia dengan menggunakankapal pribadinya, Normad SY.

Padahal saat itu, hampir semua negara melakukan penguncian dengan menutup perbatasan dan memberlakukan larangan perjalanan.

Baca Juga: Muak Dengan Pandemi yang Tak Kunjung Selesai, Pemuda Ini Nekat Lakukan Ritual Ekstrem yang Dipercaya Bisa Hentikan Wabah Corona, Potong Lidahnya Sendiri Sebagai Persembahan Dewa

Termasuk dengan Indonesia yang melakukan larangan bepergian, dalam negeri maupun luar negeri.

Sebagai informasi, Dwayne dan Kelly Turpinistri sudah berlayar hampir 18 tahun.

Keduanya juga telah melaluienam rute yang sama selama enam tahun belakangan.

Baca Juga: Nyeletuk Seenaknya Sendiri Soal Vaksin Disinfektan, Donald Trump Buat Rugi Perusahaan-perusahaan Pembersih dan Kesehatan, Kini Harus Susah Payah Jelaskan Produknya Bukanlah Obat Corona

"Kami khawatir tentang virus, dan sadar kami harus mengambil tindakan pecegahan," kata Turpin kepada Daily Mail, Australia.

"Kami tetap meninggalkan Thailand sebelum negara manapun mulai menutup perbatasan mereka, kami juga tidak tahu kapan itu terjadi," jelasnya.

Ketika pandemi mulai menyebar, keduanya mengatakan penduduk Indonesia mulai berperilaku berbeda.

Baca Juga: Jadi Kambing Hitam Soal Penyebaran Covid-19, China Tolak Gugatan Internasional untuk Meneliti Asal-usul Corona, Diplomat Beijing Beberkan Alasannya

"Kami menyadari keadaan semakin memburuk, dan memahami bahwa kami tidak bisa pergi ke darat, jadi kami tidur di kapal karena tidak bisa berlabuh ke darat,"katanya.

"Pada tahap ini kami menyadari orang-orang Indonesia takut kepada kami, mereka pikir kami membawa virus, di sisi lain kami hanya melakukan sedikit kontak dengan siapapun pada Maret," tambahnya.

"Kami menyadari tidak membawa virus, tetapi mereka tidak percaya, dan kami harus menjelaskannya," imbuhnya.

Baca Juga: Tolak Pasien Virus Corona yang Berlatar Belakang Warga Biasa, Pihak RS Khusus Covid-19 Pulau Galang Beri Penjelasan, Salah Paham Dijadikan Alasan

Diketahui, keduanya berlayar melalui Bali utara dan Kepulauan Komodo.

Saat tiba di Larantuka ujung timur Flores guna mengisi bahan bakar,Tupin diberitahu masyarakat Indonesia untuk pergi ke pantai guna menunjukkan dokumen izin mereka, baru diberi drum berisi bahan bakar.

Dwayne lalu pergi ke darat, menunjukkan paspor dan izin, lalu mereka diberi semprotan desinfektan oleh petugas.

Baca Juga: Dedikasi Sampai Darah Penghabisan, Rela Korbankan Diri Demi Rawat Pasien Positif Corona, Perawat Ini Berikan Seluruh Gajinya untuk Warga Terdampak Wabah

Satu jam kemudian, keduanya kembali ke pantai, untuk mengambil persediaan.

Pada saat itulah, kapal militer Indonesia mendekati keduanya.

Keduanya mencoba menjelaskan mereka sedang mengisi bahan bakar, namun dipaksa pergi beberapa menit kemudian terdengar suara tembakan.

Baca Juga: Kerjaannya Cuma Makan, Tidur dan Main Hp, Dua Pasien Positif Corona Dipulangkan ke Rumah Meski Belum Sembuh, Dokter: Ngapain Kita Rawat di Rumah Sakit, Mending Diisolasi di Rumah

Alhasil, keduanya segera pergi, berlayar dengan diikuti kapal angkatan laut.

"Ini sangat mengintimidasi, karena kami tidak yakin, apakah mungkin karena kami tidak segera pergi ketika ditanya," kata Tupin.

Keduanya jugadidekati oleh nelayan dan polisi dari Pulau Solor, memaksanya berlayar ke Timor Leste dengan cuaca yang mengerikan.

Baca Juga: Gara-gara Cuci Pakaian, Ibu dan 2 Anaknya Positif Corona, Begini Kronologinya

Angin 30knot lautan ombak besar menghantam kapal menyebabkan mesinnya rusak, Angkatan Perbatasan Australia menghubungi keduanya, bertanya apakah keduanya akan meninggalkan kapal.

Untung saja, Turpin bisa menstabilkan kapal setelah beberapa jam memperbaikinya.

Setibanya di Australia, keduanya hendak ke Sydney tapi dipaksa mengubah rencana itu karena pembatasan perjalanan.

"Berlayar adalah hidup kami, Kami sangat menyukainya hingga kami tidak akan pernah menyerah," katanya.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Berlayar dengan Kapal Pribadi, Bule Asal Australia Ini Ceritakan Pengalaman Mencekam Saat Melintas di Perairan Indonesia, Angkatan Laut yang Tegas Hingga Tak Segan Keluarkan Tembakan"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber intisari online