Kisah Pilu Fabyan Devara, Awalnya Cuma Kebas Biasa, Remaja Ini Tertidur Hingga 23 Jam Sehari, Sempat Dikira Stroke Nyatanya Virus Corona yang Menginfeksi, Tutup Usia di Hari Keempat Isolasi

Kamis, 30 April 2020 | 10:42
Twitter @FloNadayang

Rasakan Tangan Kebas Hingga Tidur 20-23 Jam Sehari, Remaja Ini Sempat Didiagnosis Stroke, Rupanya Terinfeksi Virus Corona

Laporan Wartawan Gridhot, Desy Kurniasari

Gridhot.ID - Virus corona tidak pandang bulu dan dapat menyerang siapa saja.

Bahkan di usia rentang berapapun, virus yang bermula ini dapat menginfeksi.

Tak terkecuali bagi sosok Fabyan Devara, seorang remaja 16 tahun.

Baca Juga: Caranya Dibilang Aneh, Bupati Daerah Ini Justru Berhasil Efektif Cegah Penyebaran Covid-19, Kabupatennya Bersih dari Corona Ketika Sedang Pandemi Makin Mengganas

Baru-baru ini viral di jagat dunia Twitter mengenai kisah Fabyan Devara yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Cerita viral tersebut diunggah oleh akun Twitter @FloNadayang pada Selasa (28/4/2020) lalu di akun miliknya.

"Patah hati baca berita ini, Rest in Peace Fabyan Devara (emoji)," tulis akun @FloNadayang menyertai beberapa buah foto.

Baca Juga: 'Merokok Membunuhmu', Ilmuwan Perancis Justru Sebut 80 Persen Perokok Lebih Rendah Tertular Covid-19, Klaim Nikotin Bisa Bunuh Virus Corona

Dalam foto pertama, tampak sosok yang disebut sebagai Fabyan Devata tengah terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.

Berdasarkan unggahan tersebut, Fabyan Devara dikenal sebagai remaja yang sehat, enerjik, santun serta rajin beribadah sebelum masjid-masjid ditutub akibat pandemi global.

Bahkan setelah pemerintah memberi imbauan untuk melakukan isolasi mandiri dan melakukan kegiatan di rumah, Fabyan beserta keluarga juga melakukan hal tersebut.

Hingga suatu hari, pada akhir Maret lalu, Fabyan mengeluh merasakan tangannya kesemutan hingga kebas.

Dituliskan bahwa semakin hari, Fabyan mengeluh tangannya mati rasa.

Baca Juga: Siap Hadapi Puncak Wabah Virus Corona, Indonesia Beruntung dapat Lockdown Alami dari Alam di Sekitarnya, Ahli Beberkan Alasannya

Akibatnya, Fabyan kesulitan untuk menulis dan makan.

Oleh karena itu, untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya, Fabyan terkadang meminta bantuan dari adik atau ibundanya.

Sementara itu, ketika makan, keluarganya sering memergokinya menggunakan bantuan tangan kiri.

Baca Juga: Pemerintah Disebut Jadi Sebab Utama Masker Jadi Mahal, Kebanyakan Ekspor ke China Sampai Lupa Jatah Negeri Sendiri, Semua Fakta Terbongkar Setelah Harga Kembali Normal

Sepekan setelah mengeluh tangannya kebas, Fabyan mulai memperlihatkan kebiasaan aneh.

Fabyan hanya tidur sepanjang hari dan terbangun hanya untuk sholat, makan, dan mandi.

Bahkan dalam kurun waktu 24jam sehari, Fabyan bisa menghabiskan waktu 20 hingga 23 jam dengan tidur.

Padahal, seperti diketahui sebelumnya, Fabyan dikenal sebagai remaja yang sehat dan enerjik.

Lantaran tengah dalam masa menjalani kebijakan pembatasan sosial berskala besar, keluarganya mengaku kesulitan mencari rumah sakit dengan praktek dokter saraf.

Baca Juga: Punya Hak untuk Produksi 6 Juta Dosis Vaksin Virus Corona, India Siap Pilih-pilih Negara Mana Saja yang Bakal Kebagian Serum Buatannya, Miliarder Ini Jadi Sosok Penting di Balik Segala Produksi

Hingga pada akhirnya mereka menemukan dokter saraf yang aktif di salah satu rumah sakit di Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Diagnosa awal sang dokter ialah terdapat masalah di otak kiri Fabyan.

Orang tuanya pun merasa cemas dengan keadaan Fabyan.

Baca Juga: 2 Hari Dua Malam Terjaga untuk Gali Makam Jenazah PDP Corona, Tukang Gali Kubur Ini Ungkap Perasaan Ngerinya, Subhan: Mau Lari Juga Ke Mana?

Mereka bolak-balik ke rumah sakit tersebut guna cek darah dan melakukan CT Scan meski Fabyan harus terduduk di kursi roda karena ia tak dapat lagi mengontrol rasa kantuknya.

Pada Senin (13/4/2020) Fabyan dan keluarga sempat merayakan hari ulang tahun ke-16 remaja tersebut.

Fabyan tampak bahagia, namun melihat kondisinya, ia tak lagi mampu berdiri.

Setelah pesta ulang tahunnya, Fabyan muntah-muntah setiap kali disuapi makanan.

Baca Juga: Diklaim Ilmuan Manjur Saat Diujikan ke Monyet, Vaksin Corona Buatan Oxford University Siap Diproduksi Massal dalam Waktu Dekat, Masyarakat Negara Ini Jadi Percobaan Pertama

Hingga akhirnya, keluarga memutuskan untuk membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Hasil tes darah dan CT Scan menunjukkan tidak ada masalah, namun dokter merujuk Fabyan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional di bilangan Jakarta Timur.

Dokter di rumah sakit itu pun mendiagnosa Fabyan mengalami stroke, namun belum menemukan penyebabnya lantaran hasil cek lab terlihat normal.

Baca Juga: Jarang Nongol di Media Saat Pandemi, Prabowo Akhirnya Angkat Bicara Soal Kasus Corona di Indonesia: Musuh Kita Tak Kelihatan!

Stroke pada remaja memang kasus langka, namun tidak menutup kemungkinan karena pernah ada kejadian yang sama.

Pada hari kelima Fabyan dirawat, kondisinya justru semakin memburuk.

Ia sama sekali tidak bangun dari tidurnya, bahkan tidak dapat merespon maupun berkomunikasi.

Lalu, ia mulai menunjukkan gejala batuk, suhu tubuh tinggi beberapa kali, dan mengalami kejang.

Berdasarkan tes thorax, Fabyan terindikasi terpapar virus corona sehingga ia harus dipindah ke ruang isolasi di lantai khusus pasien covid-19 untuk diambil sampel tes swab pada esok harinya.

Baca Juga: Dijual dengan Harga Merakyat, Ilmuan Hong Kong Ciptakan Alat Penangkal Corona Sebelum Vaksin Ditemukan, Diklaim Bisa LindungiDiri Dari Covid-19 Selama 90 Hari

Dengan berat hati, keluarga pun menandatangani protokol covid-19 yang memang harus dilakukan.

Pada hari keempat Fabyan di ruang isolasi, ia meninggal dunia, bertepatan dengan hari pertama Ramadhan, Jumat (24/4/2020) lalu.

Meski hasil tes swab belum keluar, namun dokter meyakini bahwa kematian Fabyan terjadi akibat virus corona.

Baca Juga: Biasa Digunakan Sebagai Tempat Ibadah Sampai Pernikahan, Masjid Ini Kini Berubah Fungsi Jadi Penyimpanan Jenazah Pasien Corona, Mampu Tampung Ratusan Mayat, Semua Pengurusan Ditanggung Keuangan Masjid

Pasalnya kerusakan organ terjadi sangat masif dalam waktu singkat.

Meski Fabyan harus menjalani protokol covid-19, namun sang ayah rupanya masih sempat mengumandangkan azan di telinga Fabyan sebelum ia dibawa ke kamar jenazah.

Bahkan keluarga diberi kemudahan untuk menyolatkan jenazah sebelum dibawa oleh ambulans ke area pemakaman.

Baca Juga: Hampir 2 Bulan Corona Menjadi Momok Bagi Warga Indonesia, Prabowo Subianto Ingatkan Bahayanya, Menteri Pertahanan: Ini Ancaman untuk Umat Manusia

Diceritakan bahwa tak sedikit pihak keluarga yang berkesempatan untuk mengantarkan Fabyan ke peristiratahan terakhirnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon.

Hingga Kamis (30/4/2020) unggahan tersebut telah diretweet lebih dari 26 ribu kali dan disukai lebih dari 59 ribu kali.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Twitter