Dijemput Paksa karena Hasil Rapid Tesnya Reaktif Covid-19, Keluarga Ini Menangis Sejadi-jadinya Saat Diseret Petugas TNI Karena Menolak Dibawa ke RS: Kami Sehat, Mati Itu Takdir Tuhan!

Minggu, 03 Mei 2020 | 17:13
(DOKUMEN POLSEK KARANGRAYUNG)

1 keluarga menangis dan berteriak saat dijemput paksa TNI.

Gridhot.ID- Satu keluarga di Desa Sumberjosari, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, dinyatakan reaktif berdasarkan rapid test Covid-19.

Namun ketiganyamenolak saat akan dibawa tim Covid-19 ke RSUD Getas Pendowo Grobogan.

Seorang ibu dan dua anaknya yang tinggal satu rumah, yang telah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) tersebut akhirnya dijemput paksa oleh petugas TNI-Polri.

Baca Juga: Ditinggal Nikah Muzdalifah Sampai Tak Pernah Bertemu Darah Dagingnya Sendiri, Nassar Akui Tak Kapok Buat Kawin Lagi: Sebenernya Nggak Punya Tipe, Tapi Sekarang Punya!

Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat Kapolsek Karangrayung, AKP Lamsir bersama seorang anggota TNI mengenakan APD lengkap terpaksa turun langsung memberikan pemahaman kepada ketiga orang tersebut.

Mereka pun sempat berdebat di ruang tamu rumah.

Ketiga orang penghuni rumah yang mengenakan masker itu pun terlihat "ngeyel" tak sudi jika harus dirawat intensif di ruang isolasi.

Baca Juga: Pintu Hati Sudah Tertutup Rapat, Ariel Noah Kabarnya Masih Teringat Wasiat dari Olga Syahputra, Sosok Ini Sebut Sang Vokalis Diam-diam Kerap Bertemu Luna Maya: Keterikatan Mereka Masih Kuat!

"Kami sehat, tidak mau dibawa ke rumah sakit. Mati itu takdir Tuhan."

"Kata-kata penolakan itu yang membuat saya tegang," terang Kapolsek Karangrayung, AKP Lamsirsaat dihubungi Kompas.com, melalui ponsel, Sabtu (2/5/2020).

"Jadi, kalau imunnya tidak sehat kalian tertular. Kalian tahu tidak," tegas Lamsir, di hadapan ketiga orang tersebut.

Suasana pun memanas ketika ketiga orang tersebut tetap menolak imbauan petugas yang menjemputnya.

Tak menghiraukannya, Lamsir dan seorang tentara langsung membawa ketiganya masuk ke ambulans Puskesmas Karangrayung.

Baca Juga: Sambung Hidup Jadi Buruh Ketik, Adik Ipar Happy Salma Rela Tinggalkan Gelar Kerajaan Seumur Hidup Demi Bisa Nikahi Rakyat Biasa: Cinta ya Cinta!

Dalam video itu, seorang di antaranya terlihat ngotot tak mau diangkut ke ambulans.

Ia terus saja bertahan berteriak menangis saat digandeng kedua aparat penegak hukum tersebut.

Meski alot, ketiga orang tersebut akhirnya berhasil dibawa masuk ke ambulans.

Baca Juga: Nyai Langsung Bisa Kelenger, Sosok Ini Ngaku Ingin Adopsi Azka Raqila Ukra, Nakita Mirzani Auto Ingat Sajad Ukra: Si Botak Gila Nggak Bisa Perang Sama Aku!

"Orang kok susah dibilangin," tegas Lamsir dalam video itu, sembari menariknya masuk ke dalam ambulans.

Lamsir menuturkan, kegiatan penjemputan itu terjadi pada Kamis (30/4/2020) siang.

"Kami membantu tim medis karena mereka menolak dibawa."

"Kami pun turun tangan dan masih ngeyel. Mau tak mau kami tetap bawa masuk ke ambulans demi kebaikan bersama," terang Lamsir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, dr Slamet Widodo, menyampaikan, ketiga orang tersebut adalah istri dan anak-anak dari salah satu pasien positif Covid-19 di Grobogan.

Baca Juga: Kabar Buruk untuk Zaskia Gotik, Sosok Ini Sebut Pernikahan Sang Biduan Tak Bakal Semulus Kariernya, Netizen Singgung Masa Lalu Sirajuddin Mahmud: Orang Kalau Udah Selingkuh Bakal Lakuin Hal Serupa!

Ketiganya yaitu ibu rumah tangga berusia 39 tahun, anak perempuan berusia 23 tahun dan anak laki-laki berusia 11 tahun.

Sementara sng kepala keluarga yangberusia 43 tahun tersebut terlebih dahulu dinyatakan positif Covid-19 atas hasil swab pada, Rabu (15/4/2020).

Dia adalah pekerja bangunan yang ternyata baru pulang dari Jakarta ini sempat berbohong sehingga 20 pegawai RSUD dr Soedjati Soemodiardjo Purwodadi harus diisolasi mandiri.

Baca Juga: Menikah dengan Mantan Menteri, Rumah Tangga Aktris Senior Ini Sempat Diterpa Isu Miring, Disebut Punya Hubungan Terlarang dengan Anak Tiri Hingga Dipergoki Suami Sendiri

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan test swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).

Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.(*)

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Kami Sehat, Tidak Mau Dibawa ke Rumah Sakit, Mati Itu Takdir Tuhan"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com