Gridhot.ID - Presiden Soeharto memang terkenal dengan gaya memimpinnya yang tegas.
Namun siapa sangka, jabatannya senagai presiden tak membuat dirinya hanya diam di belakang meja.
Misi-misi rahasia ini jadi rekam jejak Soeharto ikut andil dalam beberapa pergerakan dunia.
Simak rangkuman fakta tentang misi super rahasia Soeharto menyelamatkan presiden Kamboja, Lon Nol dari kejaran komunis.
Soeharto kala itu memerintahkan intelijen kepercayaannya, Benny Moerdani untuk melaksanakan misi tersebut.
Benny Moerdani sampai menyewa pesawat Garuda untuk memboyong Lon Nol ke Indonesia agar selamat dari kubu komunis yang memburunya.
Selain itu, Soeharto juga pernah memerintahkan Benny Moerdani untuk melakukan operasi intelijen pengiriman senjata ke pejuang-pejuang Afganistan.
Berikut rangkuman fakta misi super rahasia Soeharto yang dirangkum dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap'.
1. Pembantaian di Kamboja
Tahun 1975 adalah masa genting bagi Kamboja.
Pemberontakan kubu komunis Khmer Merah yang dipimpin oleh Saloth Sar menghebat, membuat pasukan Lon Nol terpukul.
Pembantaian terjadi hampir di seluruh Kamboja, dan Lon Nol termasuk target pembantaian tersebut.
Amerika Serikat yang mendukung Lon Nol, bermaksud melarikan sekutunya itu ke tempat yang aman.
Di titik itulah Soeharto selaku presiden Indonesia mengambil langkah berani.
2. Soeharto ambil peran
Sebagai sekutu Amerika Serikat, Indonesia bersedia menyembunyikan Lon Nol dengan dalih kunjungan diplomatik.
Soeharto bersedia membantu Amerika Serikat dengan menerima kedatangan Lon Nol di Bali.
Pada 1 April 1975, di bawah ancaman kubu komunis , Lon Nol berangkat menuju Ngurah Rai, Bali.
Benny Moerdani sampai menyewa pesawat Garuda untuk memberangkatkan Lon Nol.
Rombongan Lon Nol bertemu dengan Soeharto di Bali pada 5 April 1975.
Dalam pertemuan tersebut, Soeharto mendukung pemerintah Lon Nol tapi tak bersedia jadi penengah antara kubu komunis dengan Lon Nol.
3. Kirim ribuan senapan AK-47
Di samping itu, pendiri CSIS Jusuf Wanandi mengatakan bahwa Indonesia secara rahasia juga mengirim senjata AK-47 kepada Lon Nol melalui Amerika Serikat.
Sebagai gantinya, Indonesia mendapat ribuan senjata M-16 buatan Amerika Serikat.
Dalam buku berjudul 'United States and Cambodia, 1969-2000: A Troubled Relationship', Kenton Clymer menulis setidaknya lima kali Indonesia mengirimkan senjata.
Pengiriman kelima terjadi pada November 1970, Clymer mencatat Indonesia mengirim 1770 senapan AK-47 pada bulan itu.
Dan sebagai imbalannya, Indonesia mendapat 5880 senapan M-16 dan 54 ribu amunis.
4. Misi di Afganistan
Benny Moerdani juga pernah sukses menyelundupkan 2000 senjata ke Afganistan.
Hal ini berawal saat pasukan Uni Soviet akan menduduki Afganistan, sehingga membuat Amerika Serikat yang sedang perang dingin pun mulai gusar.
Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto yang saat itu memang dekat dengan Amerika Serikat, lantas memutuskan untuk membantu.
Soeharto mengutus Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan, Benny Moerdani untuk bertemu dengan kepala intelijen Pakistan.
"Pertemuan itu membahas permintaan pejuang Afganistan dan intelijen Pakistan untuk penyediaan logistik, obat-obatan, dan persenjataan buat pejuang Afganistan" kata Marsekal Madya (Purn) Teddy Rusdy yang saat itu menemani Benny.
Lalu, disepakatilah operasi bersama yang diberi nama Babut Mabur atau permadani terbang.
Operasi ini untuk mengirimkan senjata-senjata sumbangan dari Uni Soviet yang diterima Indonesia saat Trikora, diserahkan kepada pejuang Afganistan.
Tentu saja atas persetujuan Presiden Soeharto.
Teddy Rusdy dalam buku biografinya yang berjudul "Think Ahead" menyebut senjata itu diangkut ke Jakarta dan dismpan di bandara Halim Perdanakusuma.
"Waktu itu terkumpul 2000 pucuk senjata, cukup untuk dua batalion" kata Teddy.
Pekerjaan berikutnya, Teddy diperintah Benny untuk menghapus nomor seri senjata-senjata itu.
Baru pada Juli 1981, persiapan pengiriman mulai dilakukan.
Semua senjata dimasukkan ke peti dan diberi tanda palang merah.
Sebagai kamuflase, peralatan tempur ini dicampur dengan obat-obatan dan selimut.
Teddy juga ditugasi Benny mengantar peti-peti tersebut dengan kargo udara, memakai Boeing 707 milik Pelita Air.
Pesawat ini diawaki kapten Arifin, Andullah, dan Danur.
Seluruh aktivitas Teddy dipantau Benny dari Jakarta.
Benny juga meminta Teddy terus berkomunikasi menggunakan scrambler atau peralatan komunikasi milik intelijen.
Saat pesawat mendarat, intel Pakistan sudah siaga dengan membawa 20 truk.
Misi penyelundupan senjata pun sukses dan berhasil diterima oleh pejuang Afganistan.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Soeharto Sewa Pesawat Garuda untuk Selamatkan Presiden Kamboja, ini 4 Fakta Misi Rahasia Pak Harto.
(*)