Pemerintah juga telah memperpanjang batas waktu pembayaran pajak tahunan hingga 15 April 2020. Hal ini tentunya akan menambah krisis uang tunai di negara itu.
Dalam memperoleh dana tersebut, AS akan melepas surat utang pemerintah. Secara historis, obligasi AS memiliki tingkat bunga yang relatif rendah.
Lantaran utangnya dipandang sebagai risiko yang relatif rendah oleh investor di seluruh dunia.
Namun sebelum virus corona, beban utang negara telah naik ke tingkat yang oleh banyak ekonom dianggap berisiko untuk pertumbuhan jangka panjang.
Sebab negara menghabiskan lebih banyak anggaran dari yang dibutuhkan.
Kantor Anggaran Kongres AS bulan lalu memperkirakan defisit anggaran akan mencapai US$ 3,7 triliun tahun ini. Sementara utang nasional melonjak di atas 100% dari PDB.
Pekan lalu, ketua bank sentral Amerika, Jerome Powell, mengatakan dia ingin melihat keuangan pemerintah AS dalam kondisi yang lebih baik sebelum pandemi.
Namun, ia mengatakan pengeluaran sekarang adalah penting untuk meredam pukulan ekonomi, karena perintah untuk menutup bisnis guna memperlambat penyebaran virus.
"Mungkin ekonomi akan membutuhkan lebih banyak bantuan dari kita semua jika pemulihan ingin menjadi yang kuat," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Gara-gara corona, Amerika Serikat akan berutang US$ 3 triliun.
(*)