Hutang Rp 43 Ribu Triliun Menanti Amerika, Indonesia Justru Diprediksi Akan Bersenang-senang, Begini Nasib Rupiah ke Depan di Tengah Krisisnya Ekonomi Paman Sam

Kamis, 07 Mei 2020 | 07:42
Kompas.com

Donald Trump dan Joko Widodo

Gridhot.ID - Wabah virus corona membuat Amerika Serikat harus mengahdapi krisis ekonomi mengerikan.

Amerika Serikat (AS) berencana menerbitkan obligasi senilai US$ 3 triliun atau senilai Rp 45.300 Triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan AS tersebut akan memberi dampak pada Indonesia.

Baca Juga: Jangan Sombong Berhasil Mudik Sembunyi-sembunyi, Pemprov DKI Bakal Batasi Warga Masuk Jakarta Meski Corona Telah Hilang, Anies Baswedan Jelaskan Strateginya

"Dampaknya memang ada dua, ke pasar obligasi dan ke nilai tukar rupiah kita," terang Perry, Rabu (6/5) via video conference.

Bila AS kembali menerbitkan obligasi senilai US$ 3 triliun, berarti suplai US Treasury akan meningkat sehingga likuiditasnya pun akan meningkat.

Ini bisa berpotensi meningkatkan suku bunga US Treasury.

Baca Juga: Didi Kempot Lafazkan 2 Kalimat Syahadat Sebagai Mualaf, Sosok Inilah yang Ajari Sang Maestro Mengenal Agama Islam, Si Godfather of Broken Heart Bahkan Pernah Minta Doa Pada Gus Miftah

Meski begitu, Perry melihat bahwa peningkatan suku bunga tersebut tidak akan terlalu tinggi, sehingga membuat Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia masih akan tetap dilirik oleh investor global.

"Memang suku bunga akan naik, tapi nggak terlalu tinggi. Kalau lihat yield, SBN kita yang bunganya 7,9% - 8,08%. Perbedaan suku bunganya masih tinggi sehingga masih menarik investor global untuk membeli SBN kita," tambah Perry.

Ia menambahkan, penerbitan obligasi ini berpotensi membuat dollar AS melemah.

Baca Juga: Viral Ramalan 8 Mei 2020 Bakal Terjadi Munculnya Dajjal dalam Fenomena Dukhan, Ustaz Abdul Somad Hanya Bisa Berpesan Sederhana: Kita Cuma Bisa Siap-siap

Dengan pelemahan dollar AS dan masih adanya prospek inflow ke SBN Indonesia, maka ini menjadi peluang emas bagi penguatan nilai tukar rupiah ke depan.

"Jadi kekuatan dollar berkurang dan inflow ke Indonesia masih tinggi. Jadi masih ada ruang penguatan rupiah. Itu pengaruhnya," imbuh Perry.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul AS akan terbitkan obligasi hingga US$ 3 triliun, bagaimana dampaknya ke Indonesia?

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan