Melahap Apapun yang Ada di Hadapannya Hingga Tak Tau Berakhir di Mana, Lubang Hitam Berukuran Setara 5 Matahari Bimasakti Ini Letaknya Tak Jauh dari Bumi, Bisakah di Lihat dari Indonesia?

Minggu, 10 Mei 2020 | 12:25
steemitimages.com

Ilustrasi Bumi terhisap lubang hitam.

Gridhot.ID - Tahun lalu, dunia dikejutkan dengan foto lubang hitam pertama yang pernah ada.

Kini dunia kembali dikejutkan dengan objek misterius luar angkasa tersebut.

Para astronom baru saja menemukan lubang hitam baru yang terdekat dengan Bumi, disebut dengan biner HR 6819.

Baca Juga: 2 Bahan Ini Diduga Ampuh Tangkal Virus Corona, LIPI Buat Teliti Khasiat yang Terkandung di Dalamnya, Berikut Prosesnya

Sebelumnya, lubang hitam yang ditemukan astronom ini ditemukan menggunakan teleskop 2,2 meter MPG/ESO yang berada di Observatorium La Shilla, Chili, seperti melansir dari Live Science, Rabu (6/5/2020).

Para astronom tersebut mengamati HR 6819 ini sebagai bagian dari studi yang lebih luas pada sistem bintang ganda.

Selanjutnya, temuan ini ditindaklanjuti oleh para astronom lainnya. Salah satunya adalah astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo.

Baca Juga: Ngerasa Kebijakan Penanganan Covid-19 nya 'Dijegal', Anies Baswedan Blak-blakan ke Media Asing Ungkap Keburukan Pemerintah Pusat Dalam Tangani Pandemi: Saya Tak Khawatir Dicemooh!

HR 6819 (QV Telescopii) adalah sistem bintang tripel di rasi Telescopium yang salah satu anggotanya diketahui merupakan lubang hitam.

Sistem bintang ini berjarak 1.120 tahun cahaya dari Bumi, dibandingkan dengan lubang hitam lainnnya.

"Sehingga lubang hitam tersebut, yakni QV Telescopium Ab adalah lubang hitam stellar terdekat dengan Bumi kita," kata Marufin kepada Kompas.com, Jumat (8/5/2020).

Baca Juga: Bocor ke Publik, Beredar Rencana Pasar dan Mal Kembali Buka Setelah Lebaran, Tertulis Akhir Juli Semua Kegiatan Bisnis Sudah Kembali Normal, Jokowi: Kita Harus Berdamai dengan Corona

Lubang hitam tersebut memiliki massa lima kali Matahari dan bersifat non-akresi, artinya tidak meradiasikan foton gelombang elektromagnetik dalam jumlah signifikan.

Tidak terlihat dari Indonesia Marufin berkata bahwa sistem bintang tripel di rasi Telescopium dapat dilihat, karena berada di deklinasi -52 derajat, sehingga mudah disaksikan dari segenap lokasi di hemisfer selatan dan sebagian hemisfer Utara.

"Yakni hingga maksimum garis 38 derajat LU," ujar dia.

Baca Juga: Kecup Pipi Kakak Nadiem Makarim, Aktor Ini Tak Lagi Sungkan Umbar Kemesraan Bareng Rayya Makarim, Bakal Segera Lepas Status Duda?

Sistem bintang tripel di rasi Telescopium ini juga tergolong terang untuk ukuran astronomi, yaitu pada magnitudo +54.

"Hanya dengan binokuler atau dengan kamera-kamera generasi terkini, sistem bintang ini dapat dilihat dengan mudah," jelas dia.

Akan tetapi, untuk lubang hitam terbaru HR 6819 ini sendiri, Marufin menegaskan tidak mungkin bisa terlihat, kecuali batas luarnya yaitu horizon peristiwa.

Baca Juga: Terlanjur Viral di Media Sosial, Kisah Haru Kakek Hanya Dapat Rp 1.500 Sehari, Kebenaran Mencengangkan Dibongkar Tetangganya Sendiri

Untuk melihatnya harus menggunakan teknik khusus dengan memanfaatkan sejumlah observatorium non-optikal seperti didemostrasikan oleh konsorsium Event Horizon Telescope (EHT) dengan sejumlah teleskop radio.

Pada konsorsium EHT, sejumlah teleskop radio yang saling berjauhan bekerja bersama-sama dengan teknik very long baseline interferometry (VLBI).

"Sehingga secara virtual menciptakan teleskop radio tunggal sebesar planet kita," jelas dia.

Baca Juga: Terlanjur Viral di Media Sosial, Kisah Haru Kakek Hanya Dapat Rp 1.500 Sehari, Kebenaran Mencengangkan Dibongkar Tetangganya Sendiri

Pada pajang gelombang 1,3 mm EHT mampu menciptakan resolusi cukup tinggi sehingga bisa 'melihat' horizon peristiwa lubang hitam.

Marufin berkata, sejauh ini umat manusia telah mampu melihat lubang hitam melalui mencitra dalam gelombang radar.

Namun baru pada kelas lubang hitam supermassif yang menghuni pusat galaksi.

Baca Juga: Modal Status Istri Tentara, Wanita Ini Berhasil Tipu 16.000 Nasabah Termasuk Keluarga Kerajaan di Negaranya, Sekalinya Ditangkap, Langsung Dapat Vonis Hukuman 141.078 Tahun Penjara

Bukan pada kelas lubang hitam stellar yang terbentuk dari evolusi sebuah bintang.

Sementara itu, meski dalam kategori dekat dengan Bumi.

Marufin menegaskan bahwa ditemukannya lubang hitam terbaru ini tidak membuat efek apapun pada planet Bumi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lubang Hitam Baru Terdekat Bumi, Bisakah Terlihat dari Indonesia?"

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kompas