Gridhot.ID - Tahun lalu, dunia dikejutkan dengan foto lubang hitam pertama yang pernah ada.
Kini dunia kembali dikejutkan dengan objek misterius luar angkasa tersebut.
Para astronom baru saja menemukan lubang hitam baru yang terdekat dengan Bumi, disebut dengan biner HR 6819.
Sebelumnya, lubang hitam yang ditemukan astronom ini ditemukan menggunakan teleskop 2,2 meter MPG/ESO yang berada di Observatorium La Shilla, Chili, seperti melansir dari Live Science, Rabu (6/5/2020).
Para astronom tersebut mengamati HR 6819 ini sebagai bagian dari studi yang lebih luas pada sistem bintang ganda.
Selanjutnya, temuan ini ditindaklanjuti oleh para astronom lainnya. Salah satunya adalah astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo.
HR 6819 (QV Telescopii) adalah sistem bintang tripel di rasi Telescopium yang salah satu anggotanya diketahui merupakan lubang hitam.
Sistem bintang ini berjarak 1.120 tahun cahaya dari Bumi, dibandingkan dengan lubang hitam lainnnya.
"Sehingga lubang hitam tersebut, yakni QV Telescopium Ab adalah lubang hitam stellar terdekat dengan Bumi kita," kata Marufin kepada Kompas.com, Jumat (8/5/2020).
Lubang hitam tersebut memiliki massa lima kali Matahari dan bersifat non-akresi, artinya tidak meradiasikan foton gelombang elektromagnetik dalam jumlah signifikan.
Tidak terlihat dari Indonesia Marufin berkata bahwa sistem bintang tripel di rasi Telescopium dapat dilihat, karena berada di deklinasi -52 derajat, sehingga mudah disaksikan dari segenap lokasi di hemisfer selatan dan sebagian hemisfer Utara.
"Yakni hingga maksimum garis 38 derajat LU," ujar dia.
Sistem bintang tripel di rasi Telescopium ini juga tergolong terang untuk ukuran astronomi, yaitu pada magnitudo +54.
"Hanya dengan binokuler atau dengan kamera-kamera generasi terkini, sistem bintang ini dapat dilihat dengan mudah," jelas dia.
Akan tetapi, untuk lubang hitam terbaru HR 6819 ini sendiri, Marufin menegaskan tidak mungkin bisa terlihat, kecuali batas luarnya yaitu horizon peristiwa.
Untuk melihatnya harus menggunakan teknik khusus dengan memanfaatkan sejumlah observatorium non-optikal seperti didemostrasikan oleh konsorsium Event Horizon Telescope (EHT) dengan sejumlah teleskop radio.
Pada konsorsium EHT, sejumlah teleskop radio yang saling berjauhan bekerja bersama-sama dengan teknik very long baseline interferometry (VLBI).
"Sehingga secara virtual menciptakan teleskop radio tunggal sebesar planet kita," jelas dia.
Pada pajang gelombang 1,3 mm EHT mampu menciptakan resolusi cukup tinggi sehingga bisa 'melihat' horizon peristiwa lubang hitam.
Marufin berkata, sejauh ini umat manusia telah mampu melihat lubang hitam melalui mencitra dalam gelombang radar.
Namun baru pada kelas lubang hitam supermassif yang menghuni pusat galaksi.
Bukan pada kelas lubang hitam stellar yang terbentuk dari evolusi sebuah bintang.
Sementara itu, meski dalam kategori dekat dengan Bumi.
Marufin menegaskan bahwa ditemukannya lubang hitam terbaru ini tidak membuat efek apapun pada planet Bumi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lubang Hitam Baru Terdekat Bumi, Bisakah Terlihat dari Indonesia?"
(*)