Gabung Kubu Amerika Serikat, Taiwan Tolak Mentah Tawaran China Satu Negara Dua Sistem, Tegaskan Ingin Merdeka Seutuhnya Meski Harus Hidup Berdampingan

Kamis, 21 Mei 2020 | 03:00
KOMPAS.com/SAKINA RAKHMA DIAH SETIAWAN

Kawasan belanja Ximenting di Taipei, Taiwan

Gridhot.ID - Di tengah perjuangannya, Taiwan sepertinya siap melonggarkan egonya.

Taiwan akui siap hidup berdampingan dengan China dengan beberapa syarat.

Presiden Tsai Ing-wen mengatakan, Taiwan menginginkan dialog dengan China tetapi tidak bisa menerima syarat "satu negara, dua sistem".

Baca Juga: Berjuluk Tante Pemersatu Bangsa, Dihadapan Gofar Hilman, Ernie Judojono Akui Sering Diajak Jalan Orang Terkenal Termasuk Pejabat Beristri: Kayak Gerilya, Main Halus

Ia menyerukan kedua belah pihak menemukan cara untuk hidup berdampingan.

Dalam pidatonya setelah pelantikan untuk masa jabatan keduanya dan terakhir, Rabu (20/5), Tsai menyatakan, hubungan antara Taiwan dan China telah mencapai titik balik historis.

"Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara untuk hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan," katanya seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Dul Jaelani Bongkar Hubungan Maia Estianty dan Mulan Jameela di Belakang Kamera, Ternyata Pernah Bahas Hal Tak Terduga Ini, Ahmad Dhani: Bunda Maia Akan Berhijab Juga!

Tsai dan Partai Progresif Demokratik yang memenangkan pemilihan presiden dan parlemen pada Januari lalu dengan telak, bersumpah untuk menentang China, yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan di bawah kendali Beijing.

"Di sini, saya ingin mengulangi kata-kata perdamaian, paritas, demokrasi, dan dialog. Kami tidak akan menerima penggunaan Beijing, satu negara, dua sistem untuk menurunkan peringkat Taiwan dan merusak status quo lintas-selat. Kami berdiril dengan prinsip ini," tegas Tsai.

China menggunakan kebijakan "satu negara, dua sistem", yang seharusnya menjamin tingkat otonomi yang tinggi, untuk memerintah Hong Kong, bekas kolini Inggris yang kembali ke Pemerintahan Tiongkok pada 1997.

Baca Juga: Temukan Hal-hal Aneh di Rumah Mewah Muzdalifah, Raffi Ahmad Tampak Ketakutan Saat Diajak Masuk, Suami Nagita Slavina: Aku Pernah Lihat Hantu

China juga menawarkan kebijakannya tersebut ke Taiwan dan pernah mengatakan, akan membawanya di bawah kendali Beijing dengan kekuatan jika diperlukan.

Tapi, semua partai-partai besar di Taiwan telah menolaknya.

Tsai menyebutkan, Taiwan adalah negara merdeka yang dia sebut sebagai Republik China, dan tidak ingin menjadi bagian dari Republik Rakyat Tiongkok di bawah perintah Beijing.

Baca Juga: Dihamili di Luar Nikah, Wanita Ini Justru Dilaporkan ke Polisi oleh Aktor Tampan yang Renggut Keperawanannya, Terpaksa Ganti Nama Anak Meski Hati Teriris Lihat Orang yang Dicintai Bersama Istri Sah

China telah meningkatkan latihan militernya di dekat Taiwan sejak pemilihan presiden yang dimenangkan Tsai. Tiongkok menerbangkan jet tempur ke ruang udara pulau itu dan kapal perangnya berlayar di sekitar Taiwan.

Tsai mengatakan, Taiwan telah melakukan upaya terbesar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan yang sempit, yang memisahkan pulau demokrasi itu dari tetangganya yang otokratis, China.

"Kami akan melanjutkan upaya-upaya ini, dan kami bersedia untuk terlibat dalam dialog dengan China dan memberikan kontribusi yang lebih konkret untuk keamanan regional," ujarnya yang berpidato di taman bekas rumah gubernur Jepang di Taipei, di depan pejabat dan diplomat dengan menerapkan jarak sosial.

Baca Juga: Bersikeras Corona Hanya Teori Konspirasi, Jerinx Kini Seret Nama Najwa Shihab, Minta Sang Presenter Berhenti Menyesatkan Masyarakat

Tsai menyatakan, Taiwan akan terus berjuang untuk berpartisipasi dalam organisasi internasional, dan "meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan negara-negara yang sepaham".

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Ingin dialog dengan China, tapi Taiwan tolak syarat satu negara dua sistem.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan