Ruslan Buton, Panglima Serdadu Eks Trimata Nusantara yang Nekat Tulis Surat Terbuka Minta Jokowi Mundur, Begini Nasibnya Sekarang

Sabtu, 30 Mei 2020 | 05:13
(ISTIMEWA/TAKAWANEWS.COM)

Ruslan Buton dijemput aparat gabungan TNI-POLRI dari kediamannya, Selasa.

GridHot.ID - Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara Ruslan Buton menulis surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Poin dari surat terbuka tersebut yakni meminta Jokowi mundur dari kursi kepresidenan.

Sontak surat terbuka tersebut menuai reaksi beragam dari sejumlah kalangan.

Baca Juga: 5 Tahun Jadi Menantu Jokowi, Kesederhanaan Selvi Ananda Tak Pernah Berubah, Lihat Penampilannya Saat Lebaran Bersama Keluarga Besar yang Tuai Banyak Pujian

Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan yang juga Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro, menilai surat terbuka Ruslan Buton tersebut tak hanya bersifat politis, namun juga menimbulkan kegaduhan yang sangat tidak elok di tengah situasi pandemi Covid-19.

"Ya tentu sangat politis. Dan sangat tidak elok di tengah bangsa Indonesia sedang mengalami musibah corona," kata Ngasiman Djoyonegoro kepada Tribunnews.com, Jumat (22/5/2020) lalu.

Pria yang akrab disapa Simon itu menambahkan bahwa surat terbuka Ruslan Buton kepada Jokowi sangat bersifat politis.

Baca Juga: Ada Lonjakan Kasus di Tengah Persiapan New Normal, Jokowi Langsung Minta 6 Provinsi Ini Diperhatikan Khusus, Jawa Timur Siap-siap

Sebab, sejak awal, Ruslan Buton sudah berseberangan dengan Jokowi.

"Kan di Pilpres 2019 kemarin ia pendukung 02, jadi tak menuntut kemungkinan memang ada skenario-skenario tertentu untuk menciptakan ketidak-stabilan keamanan nasional," tambahnya.

Diduga ada dalang di belakangnya

Simon pun berharap kepada aparat keamanan tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi.

Baca Juga: Menuju New Normal, Ini Daftar Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Dijaga Ketat TNI-Polri, Masyarakat Diharuskan Mengikuti Protokol Kesehatan Sesuai PSBB

Apalagi video tersebut substansinya sebenarnya pernah beredar sebelum Pilpres 2019 (Reborn).

"Perlu dilakukan penelusuran siapa orang di belakang Ruslan Buton. Saya melihat ada agenda tertentu yang sedang direncanakan. Video itu substansinya kan sebelum pilpres, (namun ada polesannya) kenapa diviralkan lagi sekarang," kata Simon.

Namun demikian, Simon optimis bahwa aparat keamanan pasti bisa mengatasi masalah tersebut.

Baca Juga: New Normal Diterapkan, Mal dan Pusat Keramaian Akan Dijaga TNI/Polri, Presiden Jokowi: Kita Ingin Masuk ke Tatanan Baru

Simon yakin aparat keamanan sudah malakukan mitigasi dan penelusuran-penelusuran.

"Ya tapi kita optimis aparat kita pasti bisa mengatasinya," ucap Simon.

Simon pun berharap di bulan suci lebaran seperti sekarang, saatnya suluruh anak bangsa menjaga persatuan, bersikap teduh, dan saling memaafkan.

"Saat Lebaran, harusnya semua anak bangsa bersatu dan saling memaafkan. Hindari kegaduhan. Hindari pertikaian," ujarnya.

Baca Juga: Terjunkan TNI dan Polri Demi Lancarkan New Normal, Jokowi Dapat Kritikan Pedas dari Pengamat, Sebut Kebijakan Terbaru Tak Jelas Cuma Tebak-tebakan

"Ataukah Ruslan Buton memang terlalu kebal hukum sehingga pelanggaran hukum terkait pernyataannya, tidak juga ada aparat yang melakukan proses hukum terhadapnya," tegas Simon.

Sebagai informasi, Ruslan Buton dalam surat terbukanya juga menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan adanya revolusi rakyat jika Presiden Jokowi tidak mundur dari jabatannya.

"Bila tidak mundur, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat," kata Ruslan Buton dalam surat terbukanya kepada Presiden Jokowi.

Baca Juga: Putri Solo Penakluk Hati Gibran Rakabuming Raka, Ini 6 Fakta Sosok Selvi Ananda, Anak Pedagang yang Pernah Jadi Presenter Berita Sebelum Jadi Menantu Jokowi

Dijemput Personel Gabungan

Ruslan Buton kemudian dijemput tim Mabes Polri bersama Polda Sultra dari Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Buton, Sulawesi Tenggara, Selasa (28/5/2020).

Dikutip dari pemberitaan media online setempat, Takawanews.com, Ruslan Buton diperiksa di ruang Pidana Khusus (Pidsus) Polres Buton.

Ruslan Buton mengenakan kemeja putih lengan pendek dan celana jeans hitam. Sesekali ia mengucapkan kata-kata komunis dan PKI.

Baca Juga: Sebut Rezim Sekarang Berat Sekali, Amien Rais: Semarah-marah Kita pada Presiden, Kalau Pak Jokowi Sampai Diturunkan...

Wakapolres Buton, Kompol La Umuri, mengatakan bahwa Ruslan Buton dijemput oleh aparat gabungan Polres Buton bersama Polda Sultra dan Mabes Polri dari Desa Wabula 1 sekitar pukul 09.00 Wita.

"Yang memimpin penjemputan di Desa Wabula Satu adalah Direktur Kriminal Khusus Polda Sultra. Kemudian ada juga dari pihak Mabes Polri, TNI, Brimob, dan POM. Yang masuk ke dalam rumah hanya saya sendiri (Kompol La Umuri), selebihnya rombongan berada di luar," katanya.

Wakapolres La Umuri juga membenarkan jika pemanggilan Ruslan Buton berhubungan dengan postingan viral surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo di media sosial yang dilaporkan masyarakat ke mabes polri.

Baca Juga: Dikira Dapat Hadiah Cuma-cuma, Pemenang Lelang Motor Listrik Presiden Jokowi Seharga Rp 2,5 Miliar Minta Perlindungan Pihak kepolisian, Kapolda Jambi: Yang Bersangkutan Takut Ditagih

Namun bagaimana proses lebih lanjutnya dia mengaku belum tahu.

"Belum bisa dipastikan karena pemeriksaannya dilakukan secara tertutup dari pihak Mabes Polri dan juga Polda Sultra," ucapnya.

Sementara Kasat Reskrim Polres Buton, AKP Reda Irfanda mengaku tidak memiliki kewenangan untuk memberikan keterangan atas pemanggilan Ruslan Buton.

"Tanyakan sama pihak yang berwenang, saya tidak punya kewenangan karena pemeriksaannya dilakukan secara tertutup," ujarnya.(Tribunnews/Takanews)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "BREAKING NEWS - Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara Ruslan Buton Diamankan Personel Gabungan"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribun-Medan.com