Dokter Italia Klaim Negaranya Sudah Bebas Corona, Sebut Sang Virus Kian Melemah Tak Sesangar Dulu: Kita Harus Kembali Menjadi Negara Normal

Senin, 01 Juni 2020 | 19:25
Kompas.com - (ANDREA MEROLA)

Turis yang mengenakan masker melindungi dari paparan virus corona mengunjungi Piazza San Marco, di Venesia, Italia, 24 Februari 2020.

Gridhot.ID - Titik terang sepertinya sudah mulai disampaikan beberapa ahli di beberapa negara salah satunya Italia.

Virus corona baru telah kehilangan potensinya dan menjadi jauh lebih tidak mematikan, kata seorang dokter senior Italia sebagaimana dilaporkan Reuters, Minggu (31/5/2020) waktu setempat.

"Pada kenyataannya, virus ini secara klinis tidak lagi ada di Italia," kata Alberto Zangrillo, kepala Rumah Sakit San Raffaele di Milan di wilayah utara Lombardy, yang telah menanggung beban tertular virus corona Italia.

"Swab yang dilakukan selama 10 hari terakhir menunjukkan viral load secara kuantitatif yang benar-benar sangat kecil dibandingkan dengan yang dilakukan sebulan atau dua bulan lalu," katanya kepada televisi RAI.

Baca Juga: Hanya Lakukan Hal Sederhana Ini, Sersan Anak Buah KSAD Jenderal Andika Perkasa Kini Viral di Sosial Media, Tuai Pujian dari Petinggi Sampai Dipuja-puja Netizen: Kami Titipkan Negara Ini Pak

Italia memiliki angka kematian tertinggi ketiga di dunia akibat Covid-19, dengan 33.415 orang meninggal sejak wabah itu terungkap 21 Februari.

Negara ini memiliki jumlah kasus global keenam tertinggi di 233.019.

Namun, infeksi baru dan kematian telah menurun secara drastis di bulan Mei dan negara itu sedang membuka beberapa pembatasan karantina paling kaku yang diterapkan di mana pun di benua itu.

Zangrillo mengatakan, beberapa ahli terlalu khawatir tentang prospek gelombang kedua infeksi dan politisi perlu memperhitungkan kenyataan baru.

Baca Juga: Nikahi Mantan Suami Majikan, Istri Caisar YKS Kini Pontang-panting Jualan Madu, Eks Indadari Lakukan Hal Ini Usai Jarang Muncul di Layar Kaca

"Kita harus kembali menjadi negara normal," katanya.

Pemerintah setempat mendesak kehati-hatian, mengatakan terlalu dini untuk mengklaim kemenangan.

"Menunggu bukti ilmiah untuk mendukung tesis bahwa virus telah hilang ... Saya akan mengundang mereka yang mengatakan mereka yakin tidak akan membingungkan orang Italia," Sandra Zampa, seorang wakil menteri di kementerian kesehatan, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Kita seharusnya meminta orang Italia untuk menjaga kewaspadaan maksimum, menjaga jarak fisik, menghindari kelompok besar, sering mencuci tangan dan memakai masker."

Baca Juga: Disambut Riuh Tepuk Tangan Para Peziarah, Paus Fransiskus Senggol Negara yang Paksakan Kepentingan Ekonomi di Tengah Wabah Corona: Menyembuhkan Orang Bukan Menabung Uang!

Seorang dokter kedua dari Italia utara mengatakan kepada kantor berita nasional ANSA bahwa ia juga melihat virus corona melemah.

"Kekuatan yang dimiliki virus dua bulan lalu bukanlah kekuatan yang sama dengan yang dimilikinya saat ini," kata Matteo Bassetti, kepala klinik penyakit menular di rumah sakit San Martino di kota Genoa.

Benarkah Antibiotik ampuh sembuhkan Covid-19 di Italia?

Sebuah unggahan di media sosial Facebook baru-baru ini jadi perhatian warganet karena menyebutkan antibiotik diklaim dapat menyembuhkan virus corona.

Baca Juga: Jadi Saksi Hidup Perjalanan Asmara Sang Kakak, Aisyahrani Bongkar Kenyataan di Balik Hubungan Syahrini dan Reino Barack, Hotman Paris: Kalau di Pengadilan, Itu Udah Bukti Pamungkas!

Pada lini masanya, sang pemilik akun Facebook menyebut para dokter di Italia mengungkapkan kematian pasien Covid-19 bukan disebabkan oleh virus, melainkan berasal dari bakteri.

Bakteri disebut punya kemampuan menggumpalkan darah penderita Covid-19.

Darah yang tidak mengalir itu akan mengganggu penyaluran oksigen pada jantung serta paru-paru.

Akibatnya, pasien tersebut meninggal karena tidak bisa bernafas.

Baca Juga: Dulu Heboh Dikabarkan Jadi Pelakor Hingga Buat Istri Sah Hampir Bunuh Diri, Feby Febiola Mendadak Bagikan Foto dengan Jubah di Ranjang Rumah Sakit, Istri Franky Sihombing: Di Saat Semua Selfie...

Informasi yang diklaim berasal dari Kementerian Kesehatan Italia itu juga menjelaskan cara ampuh untuk menyembuhkan corona bukan lagi menggunakan ventilator, tetapi dengan antibiotik, anti-inflamasi, dan antikoagulan.

Berikut ini untaian narasi yang turut dimuat di akun Facebook tersebut:

"Setelah mengetahui diagnosis ini, Kementerian Kesehatan Italia segera mengubah protokol pengobatan Covid-19 ... dan mulai memberikan kepada pasien positif mereka *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol*..., hasilnya : pasien mulai pulih dan hadir perbaikan dan Departemen Kesehatan merilis dan mengirim pulang lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari".

Namun, benarkah antibiotik ampuh untuk mengobati Covid-19?

Baca Juga: Hampir 10 Tahun Menjabat, Tri Rismaharini Bakal Segera Purna Tugas, Ngaku Belum Tentukan Langkah Usai Tak Lagi Jadi Wali Kota Surabaya: Kurang Satu Bulan Baru Tak Pikir

Direktur rumah sakit LNJP Delhi, India Suresh Kumar, melalui artikel "Fact Check: Blood clot the main reason for Covid-19 death, claims conspiracy theory" yang disiarkan media India Today pada 25 Mei 2020, membantah narasi yang menyatakan antibiotik ampuh obati virus corona.

"Secara ilmiah, tidak ada peran antibiotik dalam mengobati penyakit akibat virus corona," kata dia.

Suresh Kumar kemudian menjelaskan antibiotik memang diberikan kepada para pasien Covid-19, tapi untuk melawan infeksi bakteri sekunder atau kolateral.

Bakteri sekunder merupakan bakteri yang dapat hidup berdampingan dengan virus corona. Hanya saja, antibiotik itu tidak efektif melawan Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dokter Italia: Virus Corona Sudah Melemah, Namun Bantah Antibiotik Ampuh Sembuhkan Covid-19.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Warta Kota