Lehernya Diinjak Polisi, George Floyd Meninggal Dalam Kondisi Seperti Ini, Hasil Autopsi Kuak Fakta Mengejutkan

Kamis, 04 Juni 2020 | 13:25
tsmp.com via Tribunnews.com

George Floyd dan polisi yang menindihnya dengan lutut.

Gridhot.ID - Kematian George Floyd setelah ditindih oleh seorang polisi menimbulkan kontroversi.

Bahkan kematian pria Afro-Amerika itu menimbulkan kemarahan publik yang mengakibatkan demonstrasi yang berujung kerusuhan di berbagai daerah di Amerika.

Pihak keluarga pun meminta agar demonstrasi tak berlangsung rusuh.

Baca Juga: Sudah Dipecat Tak Hormat Sampai Jadi Musuh Rakyat Seantero Dunia, Polisi yang Injak Leher George Floyd Hingga Tewas Kini Kehilangan Keluarganya, Sang Istri Ogah Hidup Bareng dan Langsung Minta Cerai

Video peristiwa memilukan yang menimpa Floyd pun beredar luas dan menjadi viral.

Belakangan kematian Floyd menjadi perbincangan, juga memicu demo besar-besaran di AS.

Sementara itu, keluarga meminta dilakukannya otopsi independen dan baru-baru ini dokter mengumumkan hasilnya.

Baca Juga: Terkuak, Ini Identitas Pria Bertato Peta Indonesia yang Viral Hingga Jadi Headline Media Internasional, Sosoknya Jadi Sorotan Gara-gara Aksinya di Kerusuhan Amerika

Melansir Mirror.co.uk (1/6/2020) dokter telah memutuskan bahwa kematian George adalah pembunuhan, dia meninggal karena 'asfiksia mekanik'.

Ya, apa yang terjadi kepada Floyd bukan hanya sekedar dibekuk polisi, melainkan melibatkan cara yang serupa 'pembunuhan'.

Dr Michael Baden, salah satu dokter yang melakukan otopsi atas perintah keluarga Floyd, mengatakan selama konferensi pers di Minneapolis bahwa almarhum tidak memiliki kondisi medis yang mendasari yang berkontribusi pada kematiannya.

Dr Baden mengatakan kematian Mr Floyd disebabkan oleh tekanan di leher pria itu dan oleh lutut dua petugas di punggungnya.

Baca Juga: Kerusuhan di Negaranya Meluas, Donald Trump Sampai Dievakuasi, Presiden Amerika Serikat Kedapatan Telepon Vladimir Putin Bicarakan Hal Ini

Ini merampas oksigen tubuh 46 tahun dan menyebabkan 'kompresi leher dan punggung yang menyebabkan kurangnya aliran darah ke otak'.

Pengacara Ben Crump dan co-penasihat Antonio Romanucci, yang mewakili keluarga Floyd, mengumumkan temuan otopsi pada Senin sore.

Tim hukum keluarga menyewa Dr Michael Baden dan Dr Allecia Wilson untuk melakukan otopsi independen setelah kematian Floyd minggu lalu.

Baca Juga: Terkuak, Ini Identitas Pria Bertato Peta Indonesia yang Viral Hingga Jadi Headline Media Internasional, Sosoknya Jadi Sorotan Gara-gara Aksinya di Kerusuhan Amerika

Ahli patologi mengatakan tekanan yang terus-menerus diterapkan pada leher Mr Floyd oleh petugas Derek Chauvin menghentikan aliran darah ke otaknya.

Berat yang diletakkan di punggung Mr Floyd juga menghambat kemampuannya untuk bernapas.

Unjuk rasa di depan Gedung Putih, AS, yang merupakan aksi protes atas kematian pria kulit hitam, George Floyd.Sky News via TribunnewsUnjuk rasa di depan Gedung Putih, AS, yang merupakan aksi protes atas kematian pria kulit hitam, George Floyd.

Juga diputuskan bahwa kematiannya serupa dengan pembunuhan.

Baca Juga: Tetap Pegang Teguh Kedaulatannya, Taiwan Siap Ambil Resiko Perang Hadapi Amerika Ataupun China, Luncurkan Deretan Mesin Perang Canggih untuk Hadapi Agresivitas Lawan

"George meninggal karena dia membutuhkan nafas. Saya mohon kita semua untuk mengambil nafas demi keadilan, untuk mengambil nafas untuk perdamaian, untuk mengambil nafas untuk negara kita dan untuk mengambil nafas untuk George," kata Crump.

Dalam rilis yang dikirim melalui email, Dr Baden mengatakan: "Apa yang kami temukan konsisten dengan apa yang dilihat orang.

"Tidak ada masalah kesehatan lain yang dapat menyebabkan atau berkontribusi pada kematian. Polisi memiliki kesan keliru bahwa jika Anda dapat berbicara, Anda dapat bernafas. Itu tidak benar."

Baca Juga: Siram Bensin ke Bara Api, Amerika Serikat Kata-katai China yang Berusaha Bungkam Suara Hong Kong, Tak Sadar Negaranya Sedang Rusuh dan Babak Belur Terseok-seok

Setelah dijepit ke tanah oleh polisi, Floyd, 46, tewas dalam tahanan polisi.

Dalam menit-menit menjelang kematiannya, Floyd berkata, "Saya tidak bisa bernapas."

Para pengunjuk rasa telah turun ke jalan-jalan di kota-kota di seluruh dunia, termasuk London, New York dan Los Angeles, di tengah kemarahan atas kematian Floyd.

Termasuk penyanyi Adele yang menyuarakan mengutuk kekerasan hang dilakukan polisi terhadap warga kulit hitamn Floyd.

Baca Juga: Tambah Runyam, Kamboja Akui Tidak Pernah Beri Hak Eksklusif ke China untuk Gunakan Pangkalan Angkatan Lautnya, Sebut Amerika Serikat Boleh Ikutan Datang Kalau Mau

Adele berbagi foto Mr Floyd dan menyerukan gerakan melawan kekerasan polisi untuk tidak 'berkecil hati, dibajak atau dimanipulasi sekarang'.

Dia menulis di Instagram : "Pembunuhan George Floyd telah mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia, ada banyak orang lain yang belum.

"Protes dan pawai terjadi di seluruh dunia secara bersamaan dan hanya mendapatkan momentum.

Baca Juga: Amerika Serikat Diambang Kehancuran, Sudah Kalah Dihajar Corona, Demo Rusuh Seantero Negeri Sampai Ngambek-ngambekan dengan China Jadi Beban Tambahan

"Jadi marahlah dengan benar tetapi tetaplah fokus! Tetaplah mendengarkan, teruslah bertanya dan terus belajar!"

Adele menambahkan: "Penting bagi kita untuk tidak berkecil hati, dibajak, atau dimanipulasi saat ini.

"Ini tentang rasisme sistematis, ini tentang kekerasan polisi dan ini tentang ketidaksetaraan.

"Dan ini bukan hanya tentang Amerika! Rasisme hidup dan sehat di mana-mana."

Baca Juga: Selama Ini Nampak Super Power, Dokumen Rahasia Ini Bongkar Kekuatan Asli Militer Israel, Bersekutu dengan Amerika dan Tak Siap Jika Diserang Iran

Petugas yang difoto dengan lutut di leher Floyd, Derek Chauvin, ditangkap dan ditahan pada hari Jumat.

Akibat perbuatannya, dia dituduh melakukan pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan berencana.

Baca Juga: Sama-sama Menginvasi Afrika, Amerika Serikat Ngaku Khawatir dengan Kehadiran Jet Tempur Rusia di Libya, Petinggi Militer AS: Kami Akan Coba Atasi Bersama Tunisia

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judulAkhirnya Diautopsi, Keluarga George Floyds Terkejut Mengetahui Penyebab Asli Kematiannya, Tak Sekedar Dibekuk Polisi(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber intisari