Intel Inggris Yakin Virus Corona Hasil Rekayasa Manusia, Diduga Dibuat Secara Sengaja dengan Tujuan Tertentu, Ternyata Ini Kelemahan China yang Buat Semuanya Terkuak

Sabtu, 06 Juni 2020 | 19:13
Ida Marie Odgaard/Ritzau Scanpix

Sebuah ilustrasi satire muncul di sebuah surat kabar di Denmark yang mengubah lima bintang bendera China dengan virus corona

Gridhot.ID - Banyak dugaan muncul dari beberapa sumber mengenai asal-usul virus corona yang sedang mewabah di dunia.

Siapa yang menyangka kalau ternyata virus corona adalah hasil rekayasa manusia.

Dugaan mengejutkan ini disampaikan oleh seorang mantan bos Dinas Intelijen Rahasia di Britania Raya.

Terkuak bukti mengejutkan virus corona adalah hasil rekayasa manusia, yang tentu mengerucut kepada pihak China.

Baca Juga: Selama Ini Tinggal di Zona Merah, Ayu Ting Ting Justru Kepergok Boyong Keluarga Liburan ke Zona Hijau Puncak, Sang Biduan Gercep Beri Pembelaan Saat Panen Kritikan: Sudah Izin ke RT dan RW!

Sebab, pertama kali virus Corona tersebar, kota Wuhan, China menjadi sumber pertama mulai berjatuhannya ratusan ribu jiwa manusia.

Dari pernyataan yang tersebar di media, awalnya mantan bos Dinas Intelijen Rahasia Britania Raya mengatakan virus Corona sengaja dibuat bukan karena ketidaksengajaan.

Dikutip TribunJatim.com dari Intisari, sosok tersebut adalah Sir Richard Dearlove, seorang mantan kepala badan intelijen Inggris MI6.

MI6 dikenal juga dengan Dinas Intelijen Rahasia dan mereka adalah badan intelijen eksternal Britania Raya.

Baca Juga: Sah! Kapolri Idham Azis Mutasi 120 Perwira Tinggi, Dua Wakapolda Ini Alih Jabatan

Dikutip dari perbincangannya di The Telegraph's Planet Normal podcast, ia percaya pandemi Covid-19 direkayasa di laboratorium dan menyebar karena kecelakaan.

"Saya kira ini berawal dari kecelakaan," kata Sir Richard Dearlove kepada Telegraph yang dikutip foxnews.com pada Jumat (5/6/2020).

Dearlove mengatakan virus itu telah dibuat untuk manusia.

"Agar tidak menimbulkan pertanyaan yang mengganggu, sebaiknya mereka transparan dalam pandemi ini."

Baca Juga: Parnonya Gak Ketulungan, Habis Ambil Duit di ATM, Suami Shandy Aulia Langsung Cuci Uangnya, Sang Istri: Aduh Lebay Deh

"Mari kita menyarankan agar pemerintah China untuk tidak terlalu banyak bicara dalam jurnal mereka."

"Tapi lebih ke apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang tidak terjadi."

Ada alasan mengapa Dearlove mengatakan hal ini.

Salah satunya karena pemerintah China seakan memahami virus ini dengan baik.

Baca Juga: Gaya Hidup Bak Sultan, Nagita Slavina Kepergok Timbun Barang Subsidi Pemerintah untuk Rakyat Miskin, Netizen Langsung Murka: Pantes Orang Miskin Susah Dapet!

Seperti mereka telah mempelajarinya selama sepuluh tahun terakhir atau mungkin lebih.

Apa lagi kini China bukanlah lagi episentrum pandemi virus Corona.

Berdasarkan data, kini Amerika Serikat dan Eropa menjadi episentrum pandemi virus Corona.

Ini karena jumlah kasus positif hingga kasus kematian di sana sangat banyak.

Baca Juga: Jaman Sekolah Sering Dibully Hingga Dipanggil Sekuter oleh Kakak Kelas, Pedangdut Ini Sekarang Bangga Sebut Dirinya Sudah Terkenal: Puas Lu!

Bahkan kini ada kemungkinan episentrum pandemi virus Corona berpindah ke Amerika Latin.

Sementara China ada di urutan ke-18 dengan kasus virus Corona terbanyak di dunia.

Hanya ada 83.027 kasus di China. Berbanding jauh dengan 1,9 juta kasus di Amerika Serikat.

Belum lagi fakta bahwa Fox News melaporkan pada bulan April tentang peningkatan kepercayaan bahwa wabah Covid-19 kemungkinan berasal dari laboratorium Wuhan.

Baca Juga: Teka-teki Awal Pertemuan Syahrini dan Laurens Terbongkar, Sosok Ini Disebut Jadi Dalang Perkenalan Sang Bule dengan Istri Reino Barack, Aisyahrani: Kesannya Kayak Dia Bertemu Nggak Sengaja

Meskipun bukan sebagai bioweapon (senjata biologis), tetapi sebagai bagian dari upaya China untuk menunjukkan bahwa mereka juga memerangi virus Corona.

Sumber lain mengatakan bahwa awal mula penularan virus terjadi secara alami dan sedang dipelajari di sana.

Di mana "pasien nol" bekerja di laboratorium, kemudian dia tak sengaja pergi ke Wuhan.

Hingga saat ini, belum jelas awal mula penyebaran virus Corona.

Baca Juga: Ikhlas Mantan Suami Diserobot Jedun, Nasib Sartita Abdul Mukti Kini Nelangsa, Angkat Kaki dari Rumah Rp 50 Miliar, Beda dengan Faisal Harris yang Hidup Mewah

Yang pasti, hingga Jumat (5/6/2020) ini, ada 6,7 juta orang di dunia yang terinfeksi virus Corona.

Di mana 390.000 lebih di antaranya meninggal dunia dan lebih dari 3 juta lainnya telah dinyatakan sembuh.

Tetapi, pada akhirnya, China sendiri mengakui bahwa sebuah laboraturiumnya di Wuhan memang menyimpan tiga buah strain virus Corona awal.

Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahkan mengaku memiliki bukti bahwa virus Corona memang berasal dari lab tersebut.

Baca Juga: Dulu Bangga Bukan Main Istrinya Hamil di Luar Nikah, Mantan Suami Sophia Latjuba Kini Ngaku Menyesal, Ogah Nikah Lagi dengan Artis Gara-gara Hal Ini: Ampun Deh!

Setelah sekian lama bungkam, petinggi dari Institut Virologi China akhirnya buka suara mengenai kondisi di laboratorium mereka.

Salah satu yang akhirnya mengejutkan, atau mungkin memuaskan dugaan, banyak pihak adalah pengakuan bahwa laboratorium tersebut memang memiliki virus Corona.

Bahkan, virus Corona tersebut diakui berasal dari kelelawar yang terdiri dari tiga galur (strain).

Namun, meski mengakui hal tersebut, mereka berani menjamin bahwa kebocoran adalah hal yang mustahil terjadi karena mereka memiliki suatu bukti yang kuat.

Baca Juga: Berhasil Dapat 'Hati' Ibu Ahmad Dhani, Mulan Jameela Kegirangan Hingga Ungkap Rasa Sayang pada Mertua, Netizen: Seneng Liatnya!

Institut virologi China memang mengaku mempunyai tiga galur ( strain) virus Corona yang berasal dari kelelawar.

Namun berdasarkan keterangan dari laboratorium, saat ini tidak ada koleksi mereka yang cocok dengan virus yang mewabah di dunia.

Awalnya peneliti berpikir Covid-19, yang sudah membunuh 340.000 orang di dunia, berasal dari kelelawar dan menular ke manusia melalui hewan perantara.

Karena itu dalam wawancaranya dnegan CGTN, Direktur Institut Virologi Wuhan, menyebut klaim AS bahwa virus Corona bocor dari laboratorium mereka "kebohongan murni".

Baca Juga: Nikita Mirzani Sindir Artis yang Laporkan Haters, Melaney Ricardo Mendadak Seret Nama Luna Maya, Istri Tyson: Matikan Kolom Komentar Berarti Kalah Sama Mereka!

Dalam wawancara yang dilakukan pada 13 Mei, Wang Yanyi menyatakan mereka mempunyai galur virus yang berasal dari kelelawar.

"Kini kami mempunyai tiga strain virus hidup. Namun, kemiripan mereka dengan SARS-Cov-2 hanya mencapai 79,8 persen," papar Wang.

Salah satu tim peneliti mereka, dipimpin Profesor Shi Zhengli, sudah menangani coronavirus sejak 2004, dan fokus kepada sumber "pelacakan SARS".

Dilansir AFP Minggu (24/5/2020), mereka merujuk kepada Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2003-2004 silam.

Baca Juga: Selama Ini Tinggal di Zona Merah, Ayu Ting Ting Justru Kepergok Boyong Keluarga Liburan ke Zona Hijau Puncak, Sang Biduan Gercep Beri Pembelaan Saat Panen Kritikan: Sudah Izin ke RT dan RW!

"Kami tahu bahwa keseluruhan genome SARS-Cov-2 hanya sekitar 80 persen dari SARS. Jadi sangat berbeda," beber sang direktur.

Wang menuturkan, berdasarkan penelitian Profesor Shi terdahulu, mereka tidak memerhatikan jika ada virus yang hampir mirip dengan SARS.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Bukti Mengejutkan Virus Corona 'Hasil Rekayasa', 1 Kesalahan China Dikuak Agen Rahasia: Penduduknya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Tribun Jatim