Gabung Tim Mawar Hingga Berhasil Tangkap Tommy Soeharto, Polisi Ini Sempat Menjadi Sorotan, Begini Nasibnya Sekarang di Era Presiden Joko Widodo

Kamis, 11 Juni 2020 | 19:25
Istimewa

Carlo Brix Tewu

GridHot.ID - Sosok Carlo Brix Tewu sempat menjadi sorotan.

Saat itu, Carlo Brix Tewu yang tergabung dalam "Tim Mawar" yang dibentuk untuk mengungkap kasus pembunuhan hakim agung Safiudin Kartasasmita.

Dalam kasus tersebut, Carlo dan Tim Mawar lainnya berhasil menangkap putra bungsu mantan Presiden RI Soeharto, Tommy Soeharto sebagai tersangkanya.

Selain itu, Carlo juga pernah menangkap Panglima Front Pembela Islam (FPI), Machsuni Kaloko dalam kasus dugaan penganiayaan terhadap aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, di kawasan Monumen Nasional (Monas).

Baca Juga: Ngaku Jadi Ketua RT, Pria Ini Perkosa Seorang Gadis di Depan Pacarnya yang Diikat di Pohon, Baru Diciduk Polisi Setelah Setahun Melarikan Diri

Saat menangani kasus tersebut, Carlo masih menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya pada 2008 lalu.

Bertahun-tahun berlalu, lantas bagaimana nasibnya sekarang di era Joko Widodo?

Carlo Brix Tewu rupanya diangkat menjadi komisaris di PT Bukit Asam (persero) oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

Ya, sebagaimana diketahui, Erick Thohir tengah melakukan perombakan posisi direksi dan komisaris di PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA.

Baca Juga: Buku Jihad dan Senjata Tajam Ditemukan, Densus 88 Ringkus Terduga Teroris Jaringan JAD di Cirebon dan Amankan Barang Bukti, Ini Kata Polisi

Dalam RUPS yang digelar Rabu (10/6/2020), pemegang saham menyetujui penunjukan Hadis Surya Palapa sebagai Direktur Operasi dan Produksi menggantikan Suryo Eko Hadianto.

Dalam RUPS, pemerintah yang menjadi pemegang saham mayoritas di perusahaan batu bara ini juga mengangkat dua jenderal aktif TNI dan Polri sebagai komisaris di PTBA.

Pertama yakni Marsekal Madya Andi Pahril Pawi yang saat ini tercatat sebagai jenderal bintang dua di TNI AU dan sempat bertugas sebagai Kepala Biro Pengamanan, Biro Pengamanan, Sekretariat Militer Presiden.

Lalu komisaris baru PTBA dari unsur prajurit selanjutnya yakni perwira tinggi Polri bintang dua, Irjen Carlo Brix Tewu yang saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN.

Baca Juga: Pengen Awet Muda dan Bisnisnya Lancar, Pria Ini Nekat Maling Celana Dalam Wanita untuk Syarat, Polisi: Pelaku Ngaku Buat Pesugihan

Carlo Brix Tewu tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Utara.

Dia juga pernah menduduki posisi Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan.

Selain dua jenderal aktif, Kementerian BUMN juga menunjuk dua sosok lainnya sebagai komisaris baru yaitu E. Piterdono HZ dan Irwandy Arif.

Irwandy Arif merupakan Guru Besar Pertambangan ITB yang belum lama ini diangkat menjadi Staf Khusus Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Baca Juga: Pengen Awet Muda dan Bisnisnya Lancar, Pria Ini Nekat Maling Celana Dalam Wanita untuk Syarat, Polisi: Pelaku Ngaku Buat Pesugihan

Di posisi komisaris lain, ada Jhoni Ginting yang saat ini menduduki posisi Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM dan sempat menjabat sebagai Irjen di kementerian yang sama.

Komisaris

Komisaris Utama/Independen: Agus Suhartono

Komisaris: Jhoni Ginting Komisaris: E. Piterdono HZ

Komisaris: Carlo Brix Tewu

Komisaris Independen : Andi Pahril Pawi

Komisaris: Irwandy Arif

Baca Juga: Takut Dipenjarakan Syahrini Gara-gara Baju Harga Rp 350 Ribu, Ely Sugigi Bersimpuh Minta Maaf, Sang Pelawak: Aku Takut Disangka Ngejekin, Padahal Bikin Lelucon

Direksi

Direktur Utama: Arviyan Arifin

Direktur Niaga: Adib Ubaidillah

Direktur Pengembangan: Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin

Direktur SDM: Joko Pramono

Direktur Keuangan: Mega Satria

Direktur Operasi dan Produksi: Hadis Surya Palapa

Baca Juga: Siap-siap Diciduk Polisi, Tulis Ujaran Kebencian pada Presiden Jokowi, Akun Facebook Ini Berani Gunakan Foto Anggota TNI

Selain perubahan jajaran direksi dan komisaris, dalam RUPST tersebut juga PTBA membagikan dividen sebesar Rp 3,65 triliun.

Jumlah dividen tunai yang dibagikan ini merupakan 90 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2019 sebesar Rp 4,1 triliun.

Sementara itu, di 2019, PTBA mencatatkan laba atas kinerja tahun sebesar Rp 4,1 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 6,4 triliun. Perseroan juga mencatatkan kenaikan pendapatan dari Rp 21,2 Triliun menjadi Rp 21,8 triliun atau sebesar 3 persen dari tahun sebelumnya.

Pendapatan ini terdiri dari pendapatan penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, penjualan batu bara ekspor sebesar 41 persen, dan aktivitas lainnya sebesar 2 persen yang meliputi penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah dan inti sawit, jasa kesehatan rumah sakit dan jasa sewa.

Pencapaian laba dan pendapatan ini tentu didukung oleh kinerja operasional perusahaan yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2019, produksi batu bara perseroan mengalami kenaikan 10,2 persen dari tahun sebelumya atau naik menjadi 29,1 juta ton.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Dulu Berani Tangkap Tommy Soeharto, Begini Nasib Polisi Ini Sekarang di Era Jokowi & Erick Thohir"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Tribun-Timur.com