Gridhot.ID - Amerika Serikat kini sedang gonjang-ganjing akibat kelakuan oknum polisi.
Seakan tak kapok, kejadian yang sama kembali berulang.
Viral kembali terulang oknum polisi di Amerika Serikat membunuh seorang warga berketurunan ras Afrika Amerikat atau kulit hitam.
Kejadian tragis ini terjadi di Kota Atalanta Amerika Serikat dengan korban bernama Rayshard Brooks.
Rayshard Brooks dinyatakan tewas setelah mendapatkan tembakan dari oknum polisi di Atalanta Amerika Serikat.
Seorang perwira polisi Atlanta yang diduga menembak Rayshard Brooks kini dipecat, seorang perwira polisi lainnya dipindah tugaskan ke bagian administrasi karena diduga ikut terlibat kasus itu.
Seperti dilaporkan aljazeera, Langkah-langkah itu dilakukan menyusul pengunduran diri Kepala Polisi Atlanta Erika Shields pada Sabtu.
Ia mengundurkan diri beberapa saat setelah kasus pembunuhan Brooks Jumat yang memicu gelombang protes baru di Atlanta.
Sebelumnya demonstrasi bergejolak menyusul kematian George Floyd di Minneapolis.
Ada pun polisi yang diberhentikan diidentifikasi sebagai Garrett Rolfe, yang menjadi polisi sejak Oktober 2013
Sedang yang diadministrasikan adalah Devin Bronsan, yang dipekerjakan pada September 2018.
L. Chris Stewart, seorang pengacara untuk keluarga Brooks, mengatakan bahwa petugas yang menembaknya harus didakwa atas "penggunaan kekuatan mematikan yang tidak adil, yang sama dengan pembunuhan." iliterisasi polisi di AS.
Kronologis Kejadian Penembakan
Menurut Biro Investigasi Georgia (GBI), polisi dipanggil ke restoran tersebut setelah ada laporan Brooks tertidur di jalur drive-thru.
Petugas berusaha menangkap Brooks setelah Brooks gagal dalam tes bebas alkohol atau obat-obatan terlarang.
Dari tayangan video orang yang berada di lokasi kejadian memperlihatkan, Brooks berkelahi dengan dua aparat kepolisian di luar restoran Wendy's.
Video memperlihatkan, seperti dilansir sebuah laporan,
"Dalam perkelahian fisik itu, Brooks merebut benda yang terlihat seperti perlengkapan kejut (TASER) milik polisi."
Brooks melepaskan diri dan berlari di halaman parkir, membawa benda yang terlihat seperti perlengkapan kejut polisi (police TASER) itu.
Video kedua dari kamera restoran menunjukkan momen saat Brooks berlari dan kemungkinan mengarahkan TASER ke polisi.
Salah satu dari polisi itu melepaskan tembakan ke arah Brooks yang kemudian terkapar di tanah.
Vic Reynolds, Biro Investigasi Georgia (GBI), dalam jumpa pers terpisah mengatakan, Brooks lari sejauh kira-kira enam mobil sebelum berbalik menuju arah seorang petugas dan mengarahkan benda di tangannya ke arah polisi.
"Pada saat itulah, petugas Atlanta tiarap dan mencabut pistolnya, lalu melepaskan tembakan kepada Brooks di tempat parkir itu, dan ia (Brooks) jatuh," ujar Reynolds
Brooks dilarikan ke sebuah rumah sakit, tetapi meninggal setelah menjalani operasi. Ditambahkan, salah satu petugas terluka dalam insiden itu.
Pengacara keluarga Brooks kepada wartawan mengatakan, aparat kepolisian Atlanta tidak berhak menggunakan senjata mematikan, sekalipun dia (Brooks) menembakkan TASER, senjata tak mematikan, ke arah mereka.
"Anda tidak bisa menembak seseorang kecuali jika dia mengarahkan senjata pada Anda," ujar pengacara Chris Stewart
Jaksa Distrik Fulton County, Paul Howard, Jr., melalui pernyataan via surat elektronik bahwa kantornya "telah memulai penyelidikan yang intens, independen mengenai insiden itu", sambil menunggu temuan Biro Investigasi Georgia.
Insiden lain penembakan di California
Selain insiden tewasnya pria kulit hitam di Atlanta, insiden lain yang menimpa warga kulit hitam lainnya terjadi California, AS.
Di Palmdale, California, ratusan orang menuntut penyelidikan atas kasus Robert Fuller (24) yang ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon di dekat gedung balai kota, Rabu lalu.
Mereka berpawai dari lokasi ditemukannya jenazah Fuller menuju kantor sheriff, sambil membawa poster-poster bertuliskan "Keadilan untuk Robert Fuller".
Otoritas setempat menyatakan, kematian Fuller diperkirakan akibat bunuh diri.
Saat ini, sedang diupayakan otopsi terhadap jenazahnya.
Pejabat kota Palmdale menyebutkan, di lokasi kejadian tidak ada kamera luar ruang yang bisa merekam apa yang terjadi di tempat tersebut.
Kematian Fuller mengingatkan pada kematian warga kulit hitam lainnya, Malcolm Harsch (38), yang juga ditemukan tewas tergantung di sebuah pohon di Victorville, kota gurun 72 kilometer di sebelah timur Palmdale, 31 Mei lalu.
Para pengunjuk rasa di New Orleans menggulingkan sebuah patung pemilik budak yang menyumbang keuangan pada sekolah-sekolah di New Orleans.
Mereka menghanyutkan patung tersebut ke Sungai Mississippi.
Polisi tidak mengidentifikasi patung itu, tetapi itu adalah patung John McDonogh.
Wali Kota LaToya Cantrell mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa kota yang dipimpinnya "menolak vandalisme dan perusakan properti Kota. Itu tindakan melanggar hukum."
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Viral Oknum Polisi di Amerika Serikat Kembali Bunuh Warga Kulit Hitam Bernama Rayshard Brooks.
(*)