Gridhot.ID - Hingga kini tampaknya konflik antara China dengan India semakin memanas.
Bahkan bentrokan militer di perbatasan kedua negara tersebut sedang menjadi perhatian dunia belakangan ini.
Bagaimana tidak? Keduanya sama-sama adu kekerasan.
Pemerintah India menuduh tentara China biadab saat berhadapan dengan tentaranya.
Tentara China batang besi bertabur paku untuk menyerang tentara India, sehingga membuktikan serangan itu sudah direncanakan.
Serangan itu telah menyebabkan 20 tentara India tewas, termasuk seorang anggota Angkatan Darat India berpangkat kolonel pada Senin (15/6/2020).
Sebuah senjata improvisasi beredar di media sosial di mana banyak batang besi bertabur paku dapat dilihat.
Gambar ini lebih lanjut menunjukkan tidak ada niat dari pihak China untuk mundur dan memperparah situasi.
Kebiadaban ini mirip dengan taktik yang digunakan oleh Tim Aksi Perbatasan Pakistan (BAT).
Menteri Luar Negeri India, Dr S Jaishankar selama perbincangan dengan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menyalahkan pihak China.
Dia mengatakan tentara China telah secara terencana dan bertanggungjawab langsung atas kekerasan dan korban di sepanjang perbatasan LAC.
Meminta pihak Tiongkok untuk menilai kembali tindakannya dan mengambil langkah korektif, Menlu India lebih lanjut mengatakan;
" Sudah niat untuk mengubah fakta di lapangan dengan melanggar semua perjanjian untuk tidak mengubah status quo."
Tentara India dan Tentara Pembebasan Rakyat China terlibat pertempuran di Lembah Galwan, Ladakh timur.
Termasuk beberapa kawasan lainnya selama lima minggu terakhir, termasuk di Pangong Tso, Lembah Galwan, Demchok dan Daulat Beg Oldie.
Konfrontasi terbesar pada 1967 di Nathu La.
Konfrontasi yang terjadi pada Senin (15/6/2020) menjadi konfrontasi terbesar antara kedua militer setelah bentrokan 1967 di Nathu La.
Saat itu lebih dari 300 personel tentara China tewas.
Tentara India telah diberi kebebasan untuk berurusan dengan agresi China di sepanjang LAC.
Menteri Pertahanan Rajnath Singh telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Narendra Modi tentang situasi perbatasan.
Angkatan Darat juga mengerahkan pasukan tambahan ke semua area sensitif di sepanjang LAC.
Terutama di Arunachal Pradesh, Uttarakhand, Himachal Pradesh dan Ladakh.
Semua pangkalan garis depan Angkatan Darat dan Angkatan Udara India telah disiagakan tinggi.
Angkatan Laut India juga telah diminta untuk meningkatkan siaga di Wilayah Samudra Hindia (IOR).
Di tempat itu, Angkatan Laut Cina telah melakukan serangan berkala, lapor PTI, Kamis (18/6/2020).
Pemerintah India pada Kamis (18/6/2020) memperingatkan China agar tidak membuat klaim berlebihan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Khususnya di wilayah Lembah Galwan, bahkan ketika kedua negara berusaha mengakhiri perselisihan di wilayah Himalaya.
Dilansir AP, Kamis (18/6/2020) kedua pasukan telah terlibat dalam bentrokan mematikan.
Dua puluh tentara India tewas dalam bentrokan Senin (15/6/2020) yang merupakan konflik paling mematikan antara kedua belah pihak dalam 45 tahun terakhir.
China belum mengungkapkan apakah pasukannya ada korban.
Menanggapi klaim China atas lembah itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava mengatakan:
"Membuat klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan bertentangan dengan pemahaman ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kedua pihak saling menuduh memicu bentrokan antara pasukan mereka di lembah, bagian dari wilayah Ladakh yang disengketakan di sepanjang perbatasan Himalaya.
Cina berpegang teguh pada posisinya, pasukan Indialah yang dengan sengaja memprovokasi dan menyerang perwira-perwiranya.
Meskipun juga mengisyaratkan menginginkan perundingan, dengan memperhatikan pentingnya hubungan bilateral yang lebih luas.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, mengutip Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan:
"Saling menghormati dan mendukung kepentingan jangka panjang dua negara ini," katanya.
"Setelah kejadian itu, China dan India berkomunikasi dan berkoordinasi melalui saluran militer dan diplomatik," katanya pada briefing harian.
"Kedua pihak sepakat untuk menangani secara adil peristiwa-peristiwa serius yang disebabkan oleh konflik di Lembah Galwan."ujarnya.
Dia berharap kedua negara akan dapat meredakan situasi sesegera mungkin.
Pada Kamis (18/602020), konfederasi perusahaan kecil dan menengah India menyerukan boikot 500 barang China.
Mulai dari mainan sampai tekstil untuk mengekspresikan kritik keras terhadap dugaan agresi China di Ladakh.
Seruan untuk boikot menyusul protes Rabu (17/6/2020) di New Delhi.
Para demonstran menghancurkan barang-barang yang mereka katakan dibuat di Tiongkok sambil meneriakkan "Tiongkok keluar."
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judulTentara China Biadab, Batang Besi Bertabur Paku Serang Leher Tentara India(*)