Bikin Tentara India Berdarah-darah hingga Tewas, Inilah Senjata yang Digunakan Militer China Saat Bentrokan di Perbatasan, Berpaku dan Terbuat dari Besi

Jumat, 19 Juni 2020 | 19:00
Twitter Ajai Shukla

Alat yang diduga digunakan tentara China untuk pukuli tentara India.

Gridhot.ID- Berita mengenai tewasnya 20 lebih tentara India karenapertempurandengan tentara China masih menjadi trending topic.

Ada beberapa alasan.

Salah satunya tentara China seharusnya tidak berada di lokasi itu karena itu masih menjadi daerah milik India.

Baca Juga: Penampilan Ayu Ting Ting Kebanting, Begini Potret Sang Biduan Saat Foto Bareng Cinta Laura, Netizen: Angelnya Jelek, Kelar Udah!

Selain itu, soal alat yang digunakan untuk memukul tentara India.

Memang pertempuran tersebut terjadi tanpa senjata api. Namun menggunakan alat pukul.

Dilansir dari kompas.com pada Jumat (19/6/2020), sebuah foto menunjukkan alat pukul berpaku yang terbuat dari besi, diduga sebagai alat yang digunakan tentara China dalam pertempuran mereka dengan tentara India.

Baca Juga: Tumbang di Tangan Militer China, Tentara India Diserang dengan Batang Besi Bertabur Paku, Disebut Mirip Taktik Tim Aksi Perbatasan Pakistan

Foto itu beredar di media sosial dan menimbulkan amarah warga India.

Di saat yang sama, banyak orang berbaris di jalan-jalan di Suryapet untuk dapat menyaksikan jasad kolonel tentara B Santosh Babu yang terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Pertempuran menggunakan alat pukul berpaku itu diketahui telah menewaskan 20 tentara India di perbatasan Himalaya pada Senin awal pekan ini.

Analis Pertahanan India, Ajai Shukla dalam kicauannya di Twitter mengunggah sebuah gambar senjata berupa alat pukul berpaku yang terbuat dari besi, sebagaimana dilansir The Independent.

Dia mengatakan bahwa tindakan memukul dengan alat pukul itu merupakan tindakan barbar.

Baca Juga: Punya Logo Sangat Mirip Hingga Susah Dibedakan, Ruben Onsu dan Benny Sujono Dituding Comot Gambar dari Situs Gratisan, Padahal Omset Bisnisnya Capai Rp 1 Triliun Dalam Setahun

"Tindakan biadab yang harus dikutuk, ini sikap premanisme, bukan sikap prajurit," tulis Ajai.

Pernyataan serupa menggema di seluruh jagad media sosial sejak foto alat pukul itu diunggah, sebagaimana dipublikasikan oleh India Today dan BBC news.

Namun begitu, melansir Hindi News, editor pertahanan dan keamanan ABP, Neeraj Rajput dalam kicauannya di Twitter beberapa waktu kemudian mengabarkan bahwa foto alat senjata berpaku itu hanya merupakan gambaran untuk mendeskripsikan senjata pukul yang digunakan tentara China.

Baca Juga: Terkesan Sepele, Nia Ramadhani Hingga Kini Turuti Nasihat Almarhum Sang Ayah, Akui Takut Diceraikan Ardi Bakrie Jika Buka 2 Benda Ini

Sampai saat ini masih belum ada pernyataan publik yang dibuat terkait hal tersebut.

Sementara para pejabat China dan India sebagian besar berupaya mengurangi tensi, India Today melaporkan bahwa para tentara India yang ditempatkan di Ladakh sudah geram akan jasad rekan-rekan mereka yang dimutilasi.

Pada pertempuran Senin awal pekan ini tidak diketahui berapa jumlah korban dari pihak tentara China.

Padahal, pertempuran itu melibatkan ratusan tentara yang bertempur di puncak gunung yang sempit di ketinggian 14.000 kaki.

Beberapa dari mereka dilaporkan jatuh dan mati.

Baca Juga: Hanya Gara-gara Hal Ini, Krisdayanti Sampai Hati Sebut Aurel Hermansyah Matre, Padahal Biasanya Manjakan Amora Lemos Pakai Barang Mewah

Sementara itu, pemimpin redaksi kantor berita resmi Global Times di China mengatakan Beijing menolak memberitahu jumlah korban tentara China sebagai tindakan baik untuk menghindari memicu suasana publik.

Kedua belah pihak saling tuduh menyalahkan sebagai pemicu bentrokan tersebut.

Bentrok yang berujung pada pertempuran itu bermula pada April lalu ketika China memicu konfrontasi terhadap tentara India.

Baca Juga: Disebut Penuh Gimmick dan Tak Lepas dari Settingan, Karier Kekeyi Diterawang Mbak You: Manajemennya Sudah Bentuk Sedemikian Rupa

Pihak China mengirim ribuan tentara, artileri dan kendaraan perang seperti tank ke wilayah yang disengketakan di sepanjang Garis Kontrol Aktual, sebuah batas de facto yang diputuskan pada akhir perang Sino-India 1962.

Pihak India mengatakan klaim China terhadap Lembah Galwan sangat berlebihan dan tidak dapat dipertahankan.

Klaim itu hadir setelah diskusi antara menteti luar negeri India dan diplomat terkemuka China, Wang Yi pada Rabu (17/6/2020).

Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak sepakat untuk tidak mengambil langkah apa pun yang dapat meningkatkan masalah.

Sebagai gantinya, memastikan perdamaian dan stabilitas di perbatasan yang diperebutkan.

Baca Juga: Mantap Ajak Alyssa Daguise Nikah Muda, Siapa Sangka Al Ghazali Bakal Punya Bapak Mertua Super Tajir, Konglomerat Prancis yang Punya Bisnis Hotel dan Resort

Sementara itu, Perdana Menteri India Narenda Modi mengatakan, "Pengorbanan tentara kita tidak akan dibiarkan sia-sia."

Modi menambahkan, "Tidak ada seorang pun boleh ragu."

"India menginginkan perdamaian namun jika diprovokasi, India bisa bertindak sesuai situasi apa pun."

Baca Juga: Namanya Digadang-gadang Bakal Jadi Kandidat Presiden di Pilpres 2024, Susi Pudjiastuti Banjir Dukungan Warganet, Begini Respon Sang Mantan Menteri

Kelompok-kelompok nasionalis garis keras yang terikat dengan partai Bharatiya Janata milik Modi telah meningkatkan seruan untuk memboikot barang-barang China dan pembatalan kontrak dengan perusahaan-perusahaan China.

Sementara Modi sendiri telah mengadakan pertemuan semua partai pada Jumat (19/6/2020) untuk membahas situasi tegang yang tengah berlangsung.(*)

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Berpaku dan dari Besi, Diduga Ini Alat yang Dipakai untuk Pukuli Tentara India"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com