Gridhot.ID - Menjadi anggota kepolisian harus siap ditugaskan dimana pun dan kapan pun.
Tak peduli dalam kondisi seperti apa, anggota kepolisian harus siap.
Namun, semua itu harus dijalankan secara hati-hati.
Jika tidak, hal semacam ini bisa terjadi.
Seorang Polwan hampir terbongkar penyamarannya saat sedang bertugas mengintai bandar narkoba.
Sosok polwan pemberani ini adalah Bripka Yosia Primi Wahyudi.
Polisi wanita yang satu ini menjadi andalan tim reserse narkoba Polres Metro Jakarta Pusat dalam mengungkap kasus narkoba.
Penyamaran tim reserse Narkoba
Siapa sangka wanita anggun, sopan, dan lugu ini pernah menggagalkan penyelundupan narkoba bahkan menggerebek pabrik ganja.
Saat ditemui di ruang reserse Narkoba Polres Jakarta Pusat, wanita kelahiran Bojonegoro ini menceritakan pengalaman suka dukanya selama dua tahun menjadi tim pengungkap kasus narkoba.
Wanita berusia 23 tahun ini menceritakan pengalaman kala dirinya menggerebek pabrik produksi ganja yang dikemas menjadi liquid pada Juli 2019 lalu.
Menurut dia, tak mudah untuk mengungkap kasus narkoba.
Sebab Yosia sendiri harus mencari informasi ke berbagai pihak untuk mendapatkan informasi itu.
"Tidak bisa kami (lakukan) penangkapan itu berjalan sehari atau dua hari untuk pengungkapan. Harus sampai beberapa minggu baru keungkap," kata Yosia beberapa waktu lalu.
Awalnya beli ganja untuk penyamaran
Bahkan, untuk mengungkap kasus narkoba ini, Yosia Primi harus menyamar sebagai pembeli narkoba jenis ganja.
Awalnya, Yosia menggunakan akun Instagram-nya untuk mengincar pemilik pabrik produksi ganja bermodus liquid vape.
“Saya jadi pembeli, lalu alibinya saya pesan dan kemudian saya kepo gitu cari tahu di mana pabrik liquid,” katanya.
Hingga akhirnya, Yosia dan pemilik pabrik mengatur janji bertemu di tempat pembuatan ganja liquid vape di kawasan Jakarta Timur.
Selain mengungkap pabrik produk ganja, Yosia juga mengaku pernah terlibat menangkap sepasang suami istri dari Nigeria yang saat itu hendak menyelundupkan sabu seberat 2,6 kilogram.
Saat itu ia mengikuti pasangan suami istri ini mulai dari Bandara Soekarno Hatta hingga penginapannya di Apartemen Kelapa Gading.
Karena istri sang pengedar sabu sudah ditangkap terlebih dahulu, tim buru sergap pun mencari suaminya yang bersangkutan di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Terjebak di kamar mandi
Untuk mengikuti gerak-gerik pelaku itu, Yosia pun menginap di hotel tempat di mana sasarannya hendak diciduk.
Bahkan, ia menyelinap ke toilet di kamar pelaku selama seharian.
Sebab, pelaku urung keluar dari kamarnya.
Sebagai manusia biasa, Yosia kala itu sempat mengkhawatirkan keselamatannya.
“Saya kekurung. Takut sebenarnya, takut ketahuan. Pokoknya saya takut mati di situ karena yang saya tangkap bukan orang biasa,” kata Yosia.
Benar saja, Yosia nyaris tepergok di tempat persembunyiannya.
Namun, pelaku mencoba kabur dari hotel hingga akhirnya ditembak mati petugas kepolisian.
Tak kenal lelah Menurut Yosia, menjadi seorang anggota polisi itu harus sigap ketika ditugaskan mengungkap suatu masalah.
Bahkan, wajib tak kenal lelah. Ia tak pernah mengeluh meski dirinya harus bergadang demi mengungkap suatu kasus narkoba.
“Saya punya tanggung jawab untuk mengungkap kasus narkoba ya misalnya, ya itu harus saya jalani dengan senang. Toh juga ini passion saya,” kata Yosia.
Dengan menangkap pengedar dan mengungkap kasus narkoba, ia berharap pendistribusian Narkoba ke masyarakat semakin berkurang.
“Saya selalu bayangin jika itu menyasar (kasus narkoba) itu ke keluarga atau ke teman saya."
"Saya tidak akan sanggup lihatnya, maka saya akan terus tangkap para pengedar itu,” tuturnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "Penyamaran Bu Polwan Nyaris Terbongkar, Sempat Terjebak di WC Kamar Bandar Narkoba"