Beda Jauh dengan Nelayan Aceh yang Sambut dengan Tangan Terbuka, Malaysia Justru Ogah Terima Pengungsi Rohingya, Menteri Senior Bongkar Ketidakmampuan Negeri Jiran

Minggu, 28 Juni 2020 | 14:13
Kompascom Reporter on Location

Sebuah kapal bermuatan 94 orang etnis Rohingnya terdampar di lepas pantai Seunuddon, Aceh Utara, Rabu (24/6/2020).

Gridhot.ID - Pengungsi dari rohingnya kini sedang mencari tempat untuk berlindung dan menyambung hidup.

Mereka pun berlayar ke negara-negara tetangga untuk mengungsi.

Sebagian negara ada yang menyambut mereka dengan ramah, namun juga ada yang tegas menolaknya.

Baca Juga: Sadar Diri Corona Masih Jadi Ancaman Nyata, Pegawai Starbucks Ini Tegas Tolak Pelanggan yang Nggak Pakai Masker, Dimarahi Sampai Hampir Diviralkan, Nyatanya Malah Dapat Duit Tip Rp 397 Juta

Seperti yang dilakukan Malaysia.

Pemerintah Malaysia tegas dalam posisinya untuk menghentikan masuknya pengungsi Rohingya ke negara itu.

Menteri Senior Malaysia, Ismail Sabri Yaakob mengatakan pemerintah mempertahankan pendiriannya bahwa solusi terbaik adalah mengirim mereka kembali.

Baca Juga: Ditagih Ajakan Damai, Nus Kei Justru Potong Omongan Pengacara John Kei Saat Debat, Sindir Telak Sang Keponakan: Dia Nggak Punya Cukup Nyali!

Dia menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri telah diminta untuk membahas cara-cara merealisasikan masalah tersebut.

“Kami juga mengatakan kepada Kementerian Luar Negeri untuk berdiskusi dengan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)

karena banyak negara di dunia yang berbicara tentang kemanusiaan tetapi mereka tidak menerimanya,” katanya," dikutip dari Bernama, Sabtu (27/6/2020).

"Jika mereka benar-benar berjuang untuk kemanusiaan, saya menantang mereka, untuk mengambil Rohingya di Malaysia karena mereka mempersoalkan dan mengkritik kami," katanya dalam sebuah pertemuan, Sabtu (27/6/2020) siang.

Ismail Sabri juga tidak mengesampingkan kemungkinan perlakuan baik oleh Malaysia terhadap pengungsi Rohingya.

Sehingga Malaysia merupakan salah satu negara pilihan pengungsi Rohingya.

Baca Juga: Pedagang Bakso Ini Nekat Ludahi Dagangannya Sendiri Sebelum Disajikan ke Pelanggan, Aksi Menjijikkannya Terekam Kamera CCTV, Pelaku Ngaku Ilmunya Didapat dari Dukun di Garut

Ismail Sabri mengatakan masalah pengungsi Rohingya yang diperkirakan sebanyak 200,000 orang di Malaysia akan selesai jika semua negara maju yang keras mengkritik Malaysia dengan membantu memasukkan beberapa pengungsi ke negara masing-masing.

“Kami telah memperlakukan mereka dengan baik dari aspek kemanusiaan, bahkan kami adalah yang terbaik di dunia. Jika ada bencana di negara lain, kami cepat memberikan kontribusi dan bantuan,” katanya.

"Meskipun demikian, jangan mengambil keuntungan dari niat baik kami karena seluruh dunia telah mendorong masalah Rohingya ke Malaysia untuk diselesaikan," katanya.

Baca Juga: Terawan Disuruh Mundur, Jokowi Langsung Pasang Badan, Sang Presiden Beberkan Tugas Berat Menkes yang Buatnya Jarang Muncul Lagi: Tidak Ada yang Sempurna di Dunia Ini

Selain itu, Ismail yang juga Menteri Pertahanan Malaysia berjanji ke pemerintah untuk terus memperketat perbatasan negara termasuk pelabuhan ilegal seperti jalur tikus untuk memastikan Malaysia tidak lagi menjadi tujuan warga asing.

Kemarin, Jumat (26/6/2020), Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa Malaysia tidak dapat lagi menerima pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar.

Muhyiddin menjelaskan bahwa ekonomi Malayasia yang mengalami kesulitan dan sumber daya yang semakin menipis sedang dialami Malaysia akibat pandemi virus corona.

Melansir dari Malay Mail, Malaysia yang tidak mengakui status pengungsi, baru-baru ini menolak perahu dan menahan ratusan orang Rohingya.

Di tengah meningkatnya kemarahan Malaysia terhadap orang asing yang dituduh menyebarkan virus corona dan memakai dana negara yang cukup banyak.

Baca Juga: Ikuti Ajaran Dukun di Garut, Tukang Bakso Cuanki Ini Ludahi Mangkuk Pembeli untuk Penglaris, Endingnya Justru Sengsara Sendiri

"Kami tidak bisa lagi menampung lebih banyak (pengungsi), karena sumber daya dan kapasitas kami yang sudah mulai menipis, diperparah oleh pandemi Covid-19," kata Muhyiddin dalam teleconference KTT ASEAN, Jumat (26/6/2020).

“Namun, Malaysia secara tidak adil diharapkan untuk melakukan lebih banyak untuk mengakomodasi pengungsi yang masuk,” ujarnya.

Malaysia yang mayoritas Muslim telah lama menjadi tujuan favorit bagi Rohingya.

Baca Juga: Wilayahnya Berulang Kali Diprovokasi, Vietnam dan Filipina Akhirnya Mulai Besar Nyali Lawan China, Ini yang Mereka Rencanakan

Para Muslim Rohingya melarikan diri dari penumpasan yang dilakukan militer pada 2017 di Myanmar untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Perlakuan terhadap Rohingya telah memecah belah ASEAN, dengan dua anggota mayoritas Muslimnya yakni Malaysia dan Indonesia.

Kedua Neagara itu mengkritik Myanmar yang mayoritas beragama Budha dan menyatakan kekecewaan dan putus asa ketika pengungsi Rohingnya tiba dengan kapal-kapal penyeludupan.

Myanmar menyangkal pelanggaran terhadap anggota minoritas di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat itu.

Pihak Myanmar mengatakan bahwa Rohingya bukanlah warga negara mereka, melainkan imigran ilegal dari Asia Selatan.

Baca Juga: Waspada! Jangan Terlena dengan Status 'New Normal', Pemerintah Peringatkan 3 Tempat Ini Berpotensi Jadi Klaster Baru Penyebaran Virus Corona

Rohingya telah bertahun-tahun menaiki kapal antara November dan April, ketika laut tenang, untuk sampai ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Muhyiddin mendesak badan pengungsi PBB untuk mempercepat pemukiman kembali Rohingya di Malaysia ke negara ketiga.

Badan itu mengatakan ada lebih dari 100.000 Rohingya di Malaysia meskipun kelompok HAM mengatakan jumlahnya lebih tinggi.

Baca Juga: Kesaksian Tetangga Istri Ahmad Dhani, Bongkar Tabiat Tiara Savitri Saat di Rumah, Terungkap Alasan Anak Mulan Jameela Ogah Tinggal Bareng Ayah Sambungnya

Muhyiddin juga menyerukan lebih banyak upaya untuk memerangi perdagangan Rohingya, yang katanya semakin berisiko untuk dieksploitasi, perbudakan dan perekrutan oleh militan.

"ASEAN harus berbuat lebih banyak untuk membantu Myanmar, dan Myanmar juga harus berbuat lebih banyak untuk membantu dirinya sendiri agar krisis ini tidak terjadi di belakang kita," katanya.

Otoritas Malaysia mengatakan bahwa belasan orang Rohingya meninggal di atas kapal.

Tubuh mereka dilarungkan ke laut dari sebuah kapal yang kemudian mendarat di sebuah pulau Malaysia pada bulan ini dengan membawa 269 orang di dalamnya.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul "Malaysia Tegaskan Akan Menolak Pengungsi Rohingya yang Mau Masuk ke Negaranya"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Serambinews.com