Amarah Jokowi Buat Kaki Tangannya Ketar-ketir, Sadar Diri Ancaman Sang Presiden Makin Nyata, Johan Budi Langsung Pasang Badan Buat Tito Karnavian: Pak Mendagri Tidak Direshuffle!

Selasa, 30 Juni 2020 | 09:13
Biro Sekerteriat Presiden

Johan Budi bersama Jokowi

Gridhot.ID - Pidato Jokowi nyatanya menimbulkan kehebohan sendiri di tengah jajarannya.

Bahkan kehebohannya sudah sampai ke meja para DPR RI.

Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDI-P Johan Budi memberikan usulan terkait maraknya isu reshuffle kabinet.

Baca Juga: Hidupnya Enteng Jodoh, Pria Ini Nikahi Wanita Pujaannya Hanya Dengan Modal Uang Rp 500, Simak Kisah Uniknya

Dia mengusulkan agar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tidak diresuhffle dari Kabinet Indonesia Bersatu.

Pernyataan ini disampaikan Johan dalam rapat kerja Komisi II dengan Kemendagri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/6/2020).

"Tentu saja saya juga usul Pak Mendagri tidak direshuffle. Soalnya saya dengar akan ada reshuffle," kata Johan.

Baca Juga: Maruk Bukan Main, Tak Hanya Akuisisi Wilayah Laut China Selatan, China Ngotot Klaim Kawasan Kutub Utara Dengan Segala Sumber Dayanya

Awalnya, Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tandjung akan menutup rapat kerja, karena rapat tersebut tidak dihadiri Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Namun, Johan melakukan interupsi dan menyatakan dirinya setuju dengan keputusan Ketua Komisi II. Ia menilai, ketidakhadiran Menkumham dalam rapat kerja terkait pembahasan Perppu tentang Pilkada adalah persoalan komitmen.

Johan mengatakan, apabila pemerintah tidak memiliki komitmen dengan ketidakhadiran Menkumham, maka sebaiknya Pilkada pada 9 Desember 2020 ditunda.

Baca Juga: Terlibat Bentrok di Perbatasan Tanpa Senjata, China Kirimkan 20 Atlet MMA untuk Baku Pukul Lawan Militer India, Sebagian Besar Petarung Pernah Berlaga di Ring Kelas Internasional

"Ini soal wibawa Komisi II. Kita ini tidak punya wibawa kalau dilecehkan seperti ini, tidak ada kejelasan dan yang minta ditunda 9 Desember adalah pemerintah," ujar Johan.

"Artinya kalau yang minta saja tidak punya komitmen, saya kira ini perlu ada sikap tegas kita kalau tidak juga hadir, apakah nanti ada keputusan mengenai penundaan 9 Desember," lanjut dia.

Lebih lanjut, Johan mengusulkan agar Komisi II melayangkan surat teguran terhadap Menkumham. Lalu, ia melontarkan usulan agar Mendagri tidak diresuhffle dari kabinet kerja.

Baca Juga: Anaknya Kehilangan Alat Vital Setelah Salah Operasi Sunat, Pria Ini Berencana Ngamuk Habis-habisan ke Rumah Sakit, Amukannya Berubah Pingsan Saat Tahu Sang Dokter Ternyata Sudah Meninggal, Begini Kronologinya

"Yang kedua, jika Komisi II simpulkan ada surat teguran kepada Menkumham melalui Presiden, melalui lembaga DPR tentunya, tentu saja saya juga usul Pak Mendagri tidak direshuffle soalnya saya dengar akan ada reshuffle," pungkas dia.

Presiden Joko Widodo sebelumnya, menyampaikam ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada 18 Juni 2020 silam.

Informasi ini terungkap dalam video yang baru ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).

Baca Juga: Tulisan Tangan Benny Tjokro Perkeruh Suasana, BPK Ngamuk Bukan Kepalang Dituduh Lindungi Grup Bakrie di Kasus Korupsi Jiwasraya, Sang Biang Kerok Dapat Perlawanan Keras

Mulanya saat membuka rapat, Presiden Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja di masa krisis seperti ini.

Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perokonomian.

"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Presiden Jokowi. "Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," lanjut dia.

Baca Juga: Jokowi Ngamuk Sampai Ancam Reshuffle, Menkes Jadi Bulan-bulanan Sampai Kinerjanya Dikuliti Habis-habisan, Pengamat Bongkar 4 Sektor Ini Jadi Sorotan Kemarahan Sang Presiden

Lalu langkah luar biasa apa yang bisa dilakukan Jokowi?

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.

Ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.

Baca Juga: Tulisan Tangan Benny Tjokro Perkeruh Suasana, BPK Ngamuk Bukan Kepalang Dituduh Lindungi Grup Bakrie di Kasus Korupsi Jiwasraya, Sang Biang Kerok Dapat Perlawanan Keras

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Presiden Jokowi.

"Entah buat perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini, (jika) Bapak Ibu tidak merasakan itu, sudah," lanjut dia.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Interupsi rapat, Johan Budi usul Tito Karnavian tak kena reshuffle.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber kontan