Beda dengan Indonesia yang Banyak Drama, Prancis Mantap Reshuffel Kabinet, Siap Rombak Pemerintah Sesuai Harapan Rakyat

Sabtu, 04 Juli 2020 | 16:42
screen shot YouTube Jokowi

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Joko Widodo.

GridHot.ID - Indonesia digadang-gadang akan melakukan reshuffle kabiet.

Tapi entah kapan waktunya.

Nah, saat Indonesia masih sebatas wacana,tanpa banyak drama, Prancis rupanya sudah melakukan reshuffle kabinet.

Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe hari Jumat (3/7/2020) mengajukan pengunduran diri seluruh anggota kabinet kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Terbang di Langit Prancis Naik Jet Tempur, Maia Estianty Kepergok Pakai Jam Tangan Seharga Rp 100 Juta, Netizen: Makin Tua Makin Bahagia!

Dengan perombakan itu, Presiden Prancis menyatakan ingin membuka jalan baru.

Mengutip dw.com, Jumat (3/7/2020), Istana Elysee tempat kedudukan Macron menyatakan, Philippe tetap akan menangani urusan pemerintahan sampai kabinet baru ditunjuk.

Kantor Kepresidenan mengumumkan, Macron menunjuk Jean Castex sebagai perdana menteri baru, yang akan menggantikan Philippe.

Castex kini bertugas membentuk kabinet yang baru.

Baca Juga: Mantap Ajak Alyssa Daguise Nikah Muda, Siapa Sangka Al Ghazali Bakal Punya Bapak Mertua Super Tajir, Konglomerat Prancis yang Punya Bisnis Hotel dan Resort

Pembubaran kabinet ini membuka jalan bagi perombakan pemerintah, sesuai harapan rakyat Prancis.

Tekanan politik dalam negeri terhadap Macron sangat kuat. Seperti rangkaian aksi protes rompi kuning, yang menentang reformasi tenaga kerja. Aksi itu marak sebelum pandemi corona.

Cita-cita Macron setelah kabinet baru.

Pada bulan April, Macron mengatakan dia ingin membentuk kembali haluannya demi memenuhi tantangan terbaru yang dihadapi Prancis.

Tetapi kemungkinan besar, sisa dua tahun masa jabatannya malah akan didominasi oleh tema penanganan wabah corona.

Baca Juga: Ogah Bebaskan Fariba Adelkah, Iran Kena Amuk Prancis, Asal Beri Vonis Padahal Ada Agenda Politik

Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel akhir Juni 2020 lalu mengumumkan prakarsa baru pemulihan ekonomi Eropa dengan dana senilai 500 juta euro untuk membantu negara-negara Uni Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19.

Namun rencana itu ditentang beberapa anggota Uni Eropa.

Mereka menolak penggunaan dana Uni Eropa sebagai hibah, bukan sebagai kredit.

Negara-negara penentang utama yang dikenal dengan julukan empat negara penghemat adalah Austria, Belanda, Denmark dan Swedia.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Indonesia baru wacana dan drama, Prancis tak cuma reshuffle, kabinet bubar jalan"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kontan.co.id