Demi Pastikan Diri Jadi Satu-satunya Negara Adidaya di Dunia, China Gunakan Taktik Ini untuk Gilas Habis Amerika, Direktur FBI: Ancaman Terbesar

Kamis, 09 Juli 2020 | 08:20
Freepik

(ilustrasi) China

GridHot.ID - Direktur Biro Penyelidik Federal AS (FBI), Christopher Wray, menyatakan bahwa China merupakan "ancaman terbesar" mereka.

Berbicara di Hudson Institute di Washington, Wray memaparkan bahwa aksi spionase dan pencurian yang dilakukan Beijing menjadi ancaman jangka panjang.

Direktur FBI sejak 2017 itu menjelaskan, China mulai mendekati warganya yang tinggal di luar negeri dan memaksa mereka kembali.

Baca Juga: Genderang Perang Makin Kencang, Australia Larang Warga Negaranya Datang ke China, Hal Buruk Ini yang Akan Menghantui Jika Nekat ke Sana

Sekembalinya ke Negeri "Panda", Wray kemudian mengklaim bahwa mereka dipaksa untuk membeberkan penelitian Virus Corona yang dilakukan AS.

"China menggunakan segala cara yang mereka punya untuk memastikan diri sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia," jelas Wray.

Dalam pidatonya yang berdurasi sekitar satu jam itu, dia mengungkapkan Beijing menggunakan penyuapan dan pemerasan untuk memengaruhi kebijakan AS.

Baca Juga: Bakal Buat China dan Pakistan Ketar-ketir Jika India Miliki F-35 AS, Ketua Universitas AL Amerika Ragukan Dana Negeri Bollywood: Proses Pengadaannya Sangat Lambat

Dilansir BBC Selasa (7/7/2020), Wray menjabarkan Negeri "Panda" menggelar aktivitas politik ilegal, pencurian data, dan spionase ekonomi.

Dia menjabarkan pada saat ini, FBI mulai membuka kasus kontra-intelijen yang berkaitan dengan Beijing setiap 10 jam sekali.

"Dari hampir 5.000 kasus kontra-intelijen yang saat ini tengah melanda negara ini, hampir separuhnya berasal dari China," beber Wray.

Baca Juga: Inilah Supervolcano, Gunung Berapi Raksasa yang Ditemukan di Bawah Hong Kong, Kekuatan Ledakannya Digadang-gadang Bisa Sebabkan Bencana Global

Dia meyakini Presiden Xi Jinping mengepalai program bernama "Perburuan Rubah", menyasar warga China yang dianggap ancaman bagi Beijing.

Wray menyatakan, sasaran negara itu adalah rival politik, pembangkang, dan oposisi yang memaparkan mengenai pelanggaran HAM Beijing.

"Pemerintah China ingin memaksa mereka agar kembali pulang, dan taktik yang diterapkan untuk mencapai tujuan tersebut mengejutkan," jelasnya.

Baca Juga: Angkatan Laut Tiongkok Siap Tantang Balik Amerika Serikat, Analis Perang Sebut Anak Buah Donald Trump Bisa Lenyap Seketika di Laut China Selatan, Pecah Perang?

Dia menerangkan ketika tak bisa menemukan targetnya, maka Beijing akan mengirim utusan ke keluarga mereka yang tinggal di AS.

Kepada keluarga target, utusan tersebut mengirimkan pesan yang isinya hanya dua pilihan: si target kembali pulang atau bunuh diri.

Zhaoyin Feng, jurnalis BBC News Chinese, menjelaskan ini bukan kali pertama si Direktur FBI menggolongkan China sebagai "ancaman intelijen tertinggi".

Tetapi dia tertarik pada ucapan Wray bahwa Beijing mengerahkan seluruh sumber daya negara untuk memastikan diri sebagai satu-satunya negara adidaya.

Baca Juga: Sudah Mulai Waspadai China, Australia Rela Bongkar Tabungan Rp 2700 Triliun untuk Borong Senjata Mematikan Ini Demi Lenyapkan Tiongkok, Negara Tetangga Indonesia Sadar Tak Bisa Terus-terusan Andalkan Amerika

"Ini jelas sebuah sinyal bahwa Washington kini memandang Beijing tak hanya sebagai musuh agresif, tapi juga penantang dalam berebut pengaruh dunia," ujar dia.

Dalam permintaan yang tidak biasanya, Wray kemudian menyatakan agar semua warga keturunan Tionghoa melapor jika ada utusan dari Beijing mendatangi rumah mereka.

Beijing sebenarnya sudah mempertahankan kebijakan mereka di masa lalu, dengan menyatakan usaha itu merupakan bagian dari kampanye anti-korupsi.

Wray melanjutkan, ancaman yang diperlihatkan Negeri "Panda" bakal dibahas di level jaksa agung dan kementerian luar negeri pekan depan. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Direktur FBI: China adalah Ancaman Terbesar AS"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com