GridHot.ID - Pimpinan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua Puncak Jaya bernama Oniara Wonda berhasil dilumpuhkan dan dibekuk aparat Brimob pada Minggu (31/5/2020).
Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran mengatakan bahwa Oniara Wonda merupakan satu di antara orang berbahaya yang namanya telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Seperti dilansir dari Tribun Jatim, Oniara Wonda sudah sembilan tahun jadi buronan karena aksi-aksi kejinya.
Ya, Oniara Wonda terlibat beberapa kasus.
Mulai dari kasus penembakan, perampasan senjata api, hinggapenyerangan polsek Pirime pada tahun 2012 yang mengakibatkan korban jiwa, dari masyarakat maupun anggota personil Polri.
M Fadil pun memberikan apresiasi kepada 200 orang anggota Satbrimob Polda Jatim yang berhasil menjalankan tugas dengan baik dan memuaskan, selama kurun waktu enam bulan, terhitung sejak 1 Januari 2020 hingga Juni 2020, sejak Selasa (31/12/2019).
"Terima kasih telah bekerja keras dan dedikasi yang tinggi para anggota Sat Brimob Polda Jatim dalam melaksanakan tugas dapat berjalan dengan lancar, dan tidak ada permasalahan di lapangan," ujarnya.
Kronologi penangkapan
Penangkapan Oniara Wonda dilakukan di Kampung Igimbut, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya.
"Pukul 19.30 WIT, tim tiba di Kampung Igimbut, kemudian melakukan penyergapan dan penangkapan terhadap anggota KKB Oniara Wonda yang saat itu berada di rumah Yotinus Telenggen alias Vandem Telenggen," ujar Paulus, di Jayapura, Selasa (2/6/2020), sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Paulus menjelaskan, Oniara Wonda berusaha kabur saat penyergapan dilakukan aparat keamanan.
Sehingga, petugas terpaksa menembak kaki pentolan KKB Papua tersebut.
"Petugas terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah kaki untuk melumpuhkan," kata Paulus.
Setelah itu, petugas membawa Oniara ke Jayapura. Kini, Oniara dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura.
Paulus menjamin, Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih bakal terus mengejar KKB Papua yang berusaha mengganggu stabilitas keamanan di Provinsi Papua.
Paulus telah berkoordinasi dengan sejumlah tokoh masyarakat untuk membantu menangkap anggota KKB Papua.
"Kami mengharapkan peran serta para tokoh untuk membantu aparat keamanan dalam melakukan penindakan terhadap kelompok kriminal bersenjata yang selama ini meresahkan masyarakat di Papua," kata dia.
Atas perbuatannya, Oniara Wonda dijerat dengan pasal 340 KUHP, 338 KUHP, 365 KUHP, dan 351 Ayat (1) dan ayat (2) jo Pasal 55 KUHPidana.
Daftar aksi keji Oniara Wonda
Terungkap sejumlah aksi keji yang dilakukan Oniara Wonda, pimpinan KKB Papua Puncak Jaya yang ditangkap TNI-Polri pada Minggu (31/5/2020).
Pimpinan KKB Papua Puncak Jaya itu ternyata pernah ikut dalam penyerangan terhadap rombongan Tito Karnavian pada 28 November 2012 silam.
Saat itu Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolda Papua di Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya.
Oniara Wonda merupakan salah satu anggota KKB yang paling dicari sejak 2011.
Berikut daftar aksi kejinya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Anggota KKB Paling Dicari sejak 2011, Oniara Wonda Pernah Tembaki Rombongan Tito Karnavian'
1. Serang rombongan Tito Karnavian
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, Oniara terlibat dalam sembilan aksi kriminal di beberapa kabupaten atau kota di Provinsi Papua.
Salah satu aksinya saat menyerang rombongan Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua di Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, pada 28 November 2012.
"Penembakan terhadap mantan Kapolri Jendral (Purn) Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua tanggal 28 November tahun 2012 saat akan menuju ke TKP Polsek pirime," kata Paulus di Jayapura, Selasa (2/6/2020).
Saat itu, rombongan Tito menuju Polsek Pirime yang diserang KKB Papua beberapa hari sebelumnya.
Penyerangan itu dilakukan Oniara dan beberapa rekannya dalam KKB Papua pimpinan Goliat Tabuni.
Paulus menjelaskan, tiga polisi meninggal dalam aksi penyerangan Polsek Pirime tersebut.
2. Perampasan senjata
Selain penyerangan Polsek Pirime, Oniara terlibat dalam beberapa aksi lain, seperti perampasan senjata di Kabupaten Puncak Jaya pada Januari 2011.
Satu anggota Brimob Polri meninggal akibat penyerangan itu.
Pada November 2011, Oniara terlibat dalam penyerangan dan perampasan senjata api milik Kapolsek Mulia AKP Dominggus Awes di Bandara Mulia Puncak Jaya pada November 2011.
Lalu, perampasan senjata api milik polisi di Lanny Jaya pada 2011.
Kemudian, penyerangan dan perampasan senjata anggota Polri di Jalan Trans Indawa-Pirime pada 28 Juli 2014.
3. Penembakan anggota TNI
Oniara juga terlibat dalam penembakan terhadap anggota TNI di Lapangan Terbang Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, pada 2015.
Satu anggota TNI terluka dalam insiden itu.
4. Penyerangan terhadap Satgassus
Paulus menambahkan, Oniara terlibat dalam penyerangan personel Satgassus Papua di Puncak Popome pada Desember 2017.
Dalam setiap aksi dengan kelompoknya, yang menjadi sasaran adalah aparat dan senjata apinya.
Terakhir, Oniara Wonda berulah pada 3 November 2018.
"Penembakan terhadap aparat TNI/Polri (Satgas Ops Nemangkawi) saat akan dilakukan penegakan hukum di Markas Balingga, Kabupaten Lanny Jaya," kata Paulus.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Sukses Lumpuhkan Pimpinan KKB Papua Puncak Jaya, 200 Brimob Polda Jatim Dapat Apresiasi dari Kapolda"
(*)