Rencana Ambisiusnya Kuasai Dunia Terbongkar, Sosok Mantan Agen Rahasia MI6 Beberkan Modus Spionase China Dibalik Bisnis Perusahaan: Mesin Partai Ada di Mana-mana

Sabtu, 11 Juli 2020 | 14:25
Kompas.com

Presiden China Xi Jinping saat menyampaikan pidato di hadapan Kongres Rakyat Nasional di Beijing, 20 Maret 2018.

Gridhot.ID - Kontroversi terbaru yang menyelimuti perusahaan telekomunikasi China, Huawei, menyoroti dunia gelap spionase China, perekrutan agen dan program ambisius untuk menebarkan pengaruhnya di seluruh dunia.

Sebuah dokumen yang dilaporkan disusun dengan bantuan seorang mantan mata-mata agen rahasia Inggris, MI6, menuding China berusaha memanipulasi sejumlah figur penting Inggris, termasuk para politikus, untuk mendukung bisnis raksasa telekomunikasi tersebut di Inggris.

Setiap perusahaan besar China di mana pun beroperasi di dunia diduga menempatkan "sel" di dalamnya, yang bertanggung jawab kepada Partai Komunis China yang berkuasa, untuk melenggangkan agenda politik dan memastikan bahwa perusahaan itu mematuhi perintah politik.

Baca Juga: Akui Istrinya Anak Baru di Kursi DPR, Ahmad Dhani Sebut Mulan Jameela Sudah Tanda Tangani Surat Pemecatan: Apa Kata Prabowo Itulah Titah!

Itulah sebabnya para ahli masalah China menegaskan bahwa Partai Komunis China memang beroperasi di Inggris, sering kali berkedok bisnis.

"Mesin partai ada di mana-mana," jelas seorang ahli masalah China, seraya menambahkan, "Bagi China, bisnis tak bisa dipisahkan dari politik."

Partai Komunis China mempunyai 93 juta anggota, banyak di antara mereka ditempatkan atau disembunyikan di berbagai organisasi di luar negeri.

Baca Juga: Istrinya Sibuk Checkout Barang Kalap Diskon, Pria Ini Stres Ulah Sang Istri Hasilkan Tumpukan Utang Lebih dari Setengah Miliyar, Ogah Bingung, Akhirnya Panjat Gedung 33 Lantai untuk Bunuh Diri

Dengan begitu mereka bisa ditugaskan untuk menghimpun informasi rahasia, khususnya di bidang teknologi, termasuk telekomunikasi.

Menurut para ahli "agen-agen" itu serta sasaran individu-individu yang memegang posisi penting di perusahaan asing, bisa direkut atau dibujuk dengan menggunakan sejumlah metode.

Memasang jebakan

Pendekatan pertama biasanya dikenal dengan sebutan "insentif positif", khususnya jika orang yang disasar adalah bukan warga negara China.

Di Barat insentif itu dapat berupa undangan yang menggoda untuk menghadiri pertemuan bisnis di China, tawaran bantuan keuangan bagi perusahaan yang mengalami kesulitan, atau tawaran (kadang-kadang tak punya arti apa pun) untuk menduduki posisi direktur noneksekutif atau dalam beberapa kasus berupa tawaran uang yang dapat mengubah taraf kehidupan.

Selama 10 hingga 15 tahun terakhir muncul kesiapan yang semakin baik untuk memburu orang-orang asing yang memegang posisi strategis dengan memberikan insentif positif.

Baca Juga: 3 Pangeran Arab Saudi Tiba-tiba Meninggal Dunia Secara Misterius, Tak Pernah Mau Akui Kerajaan Sudah Terinfeksi Corona, Orang Terdekat Istana Bongkar Fakta Ini

Namun di dalam wilayah China, metode perekrutan dilakukan dengan cara yang lebih seram, menurut orang-orang yang mengetahui informasi tentang hal itu.

Cara-cara yang dilakukan antara lain adalah memberikan tekanan kepada anggota keluarga mereka - pada dasarnya pemerasan - hingga jebakan bagi pengusaha dari Barat yang lengah.

Ini biasanya meliputi "kesempatan" bertemu dengan seorang perempuan atraktif yang kemudian direkam secara diam-diam dan difungsikan sebagai "kompromat" -materi yang merugikan untuk digunakan sebagai pengungkit.

Baca Juga: Keluarga Bongkar Firasat Ganjil Sebelum Editor Metro TV Ditemukan Tewas Terbunuh, Jadi Lebih Rajin Mengaji Sebelum Kejadian, Ibu Korban Rasakan Keanehan Ini

"China sangat lihai memasang jebakan di wilayahnya sendiri," kata seorang pebisnis Inggris yang pernah bekerja di China.

Jebakan-jebakan itu biasanya dioperasikan oleh Kementerian Keamanan Negara.

Bukannya mengendalikannya secara terpusat, operasi-operasi tersebut cenderung dijalankan oleh Dinas Keamanan Nasional tingkat provinsi, yang membawahi wilayah berbeda-beda di dunia.

Sebagai contoh, biro Shanghai mencakup wilayah Amerika Serikat, Beijing membawahi Rusia dan negara-negara bekas Soviet, Tianjin mencakup Jepang dan Korea, dan lain sebagainya.

"Negara China menggunakan semua aspek tuas pemerintahan untuk menghimpun informasi," kata orang yang mengetahui operasi tersebut.

Baca Juga: Tersimpan Rapi di Pedalaman Hutan Blora, Harta Karun Makam Kuno Wong Kalang Jadi Target Pemburu Ilegal, Polisi Sampai Turun Tangan, Barang-barang Ini yang Terpendam Bersama Para Leluhur

"Ini bervariasi mulai dari spionase dengan sasaran tertentu dan spionase siber skala besar, pencurian hingga mengkooptasi para ahli di dunia industri, baik tanpa atau dengan sepengetahuan mereka."

"Bersama dengan Rusia," tambahnya, "China menjadi ancaman mata-mata terbesar bagi Inggris". (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jaringan Global Agen Rahasia China dari 'Tawarkan Posisi Direktur' hingga 'Jebakan Perempuan Atraktif'"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com