Gridhot.ID - Konflik di Laut CHina Selatan tak ada dinginnya akhir-akhir ini.
Bahkan China tetap tancap gas mengetahui dirinya dikeroyok 19 negara yang kontra dengannya termasuk Indonesia.
Laut China Selatan menjadi isu hangat yang diperbincangkan dunia saat ini.
Salah satu topiknya adalah memanasnya hubungan antara Amerika dengan China.
Terkait hal itu, Korea Utara menyalahkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, atas komentarnya terhadap China terkait Laut China Selatan.
Hal itu menandakan Korea Utara berada dalam kubu China dalam keretakan hubungan antara China dengan AS sebagaimana dilansir dari Korea JoongAng Daily, Rabu (15/7/2020).
Melalui media resmi Pemerintah Korea Utara KCNA, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa Pompeo membuat komentar yang sembrono atas klaim China terhadap Laut China Selatan.
“Bahwa negara non-Asia di seberang lautan, tidak puas dengan pernyataan cerobohnya atas masalah Laut China Selatan, telah melakukan pelecehan terhadap Partai Komunis China,” bunyi pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut menambahkan Pompeo telah melabeli Partai Komunis China sedemikian rupa seperti Covid-19 sebagai krisis yang disebabkan oleh China, jaringan 5G sebagai alat China, dan lain-lain.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan atas pengumuman Pompeo bahwa Amerika Serikat secara resmi menolak sebagian besar klaim Beijing di Laut Cina Selatan, Senin (13/7/2020).
Pompeo juga menambahkan pihaknya akan mendukung sekutu dan mitra AS di Asia Tenggara untuk melindungi hak kedaulatan mereka atas sumber daya di lepas pantai.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara menambahkan bahwa kritik dari Pompeo terhadap China tersebut juga dimaksudkan untuk menodai kepercayaan orang-orang China pada Partai Komunis China.
“Untuk menodai prestise internasional Partai Komunis China dan untuk mengalahkan China dengan pelecehan terus-menerus dari dalam dan dari luar,” sambung pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan pertama dari Korea Utara yang mendukung China atas konfliknya China dengan AS terkait Laut China Selatan belakangan ini.
Pada Agustus 2019, Korea Utara mendukung langkah China untuk mempertahankan kedaulatan atas Hong Kong.
Ketika itu, gelombang demonstrasi pro-demokrasi di Hong Kong tengah menggelora.
Korea Utara juga menuduh pasukan asing juga berusaha ikut campur dalam urusan dalam negeri China.
Dukungan terhadap China atas masalah Hong Kong kembali dilontarkan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Son-kwon, kepada duta besar China di Korea Utara, Li Jinjun.
Tahun lalu, Korea Utara bersama 36 negara lain menandatangani surat dukungan terhadap China yang dituduh memenjarakan etnik minoritas Uighur di provinsi Xinjiang.
Rangkaian pernyataan dan tindakan yang dilontarkan Korea Utara sangat menonjol.
Itu karena Korea Utara jarang mengeluarkan komentar resmi tentang urusan global yang secara langsung tidak melibatkan dirinya.
Langkah Korea Utara tersebut diyakini sebagai upaya untuk membuat hubungan dengan Beijing semakin hangat.
Baru-baru ini China memasok bantuan pangan ke Korea Utara.
China adalah mitra ekonomi terdekat Korea Utara.
Kedua negara ini juga menjalin aliansi militer ketika China membantu Korea Utara selama Perang Korea 1950 hingga 1953.
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Korea Utara Selalu Kompak dengan China, Kali Ini Perkara Laut China Selatan, Korut: Menlu AS Sembrono!
(*)