Coba-coba Nonton Drakor, Rakyat Korea Utara Dapat Hukuman Berat dari Kim Jong Un, Dibelenggu Ketika Penyidik Menginterogasi

Senin, 27 Juli 2020 | 16:42
Reuters

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un

GridHot.ID - Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan telah memberi hukuman berat, karena rakyatnya berbicara seperti orang-orang Korea Selatan.

Fenomena masuknya budaya Korsel ke Korut itu diungkap oleh sebuah laporan yang dilansir oleh New York Post pada Sabtu (25/7/2020).

Konon, warga Korut dihukum karena meniru kata-kata dan ungkapan populer di "Negeri Ginseng".

Baca Juga: Tidak Punya Hati! Suruh Rakyatnya yang Kelaparan Makan Reptil, Kim Jong Un Justru Ongkang-ongkang Kaki Nikmati Hidangan Mewah, Begini Kata Koki Sang Pemimpin Tertinggi

Pemberitaan itu diunggah oleh Express yang mengutip sebuah laporan dari Radio Free Asia.

Video-video yang ditampilkan menunjukkan orang-orang ditangkap dan diinterogasi karena berbicara atau menulis dalam "gaya Korea Selatan".

Salah satu orang dalam kemudian mengatakan kepada Radio Free Asia, "Belasan pria dan wanita dicukur rambutnya dan mereka dibelenggu ketika para penyelidik menginterogasinya."

Baca Juga: Korea Utara Bergejolak, Para Ahli Cium Rencana Busuk Adik Kim Jong Un, Bukti-bukti Ini Ungkap Rencana Kudeta yang Didiuga Tersimpan Sejak Lama

"Menurut suara orang di video itu, 70 persen penduduk di seluruh negeri (Korut) menonton film dan drama Korea (drakor)," ucap seorang penduduk di provinsi Hamgyong Utara kepada RFA.

Ia juga menambahkan, video itu telah ditayangkan di semua lembaga Korut pada awal Juli.

Suara di video kemudian melanjutkan, "Budaya nasional kita sedang memudar."

Orang dalam tadi juga mengatakan ke RFA bahwa "pihak berwenang akan memanfaatkan berbagai teknik, termasuk hukuman yang lebih berat, bersama dengan proyek-proyek pendidikan ideologis, untuk mencegah penyusupan budaya lebih lanjut dari Korea Selatan."

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "70 Persen Rakyat Korut Ketahuan Nonton Drakor, Begini Hukuman dari Kim Jong Un"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kompas.com