Belum Segila China, Rusia Kini Malah Disebut Amerika Serikat dan Inggris Miliki Senjata Pemusnah Massal di Ruang Angkasa, Kaki Tangan Putin Hanya Bisa Beberkan Fakta Ini

Selasa, 28 Juli 2020 | 20:13
Menteri Pertahanan Israel

(Ilustrasi) Satelit Ofek-16

Gridhot.ID - Kita pasti sudah tahu bagaimana sangarnya Rusia di dunia militer.

Rusia memang akhir-akhir ini sedang memodernisasi militernya.

Walau tak secepat China namun setidaknya militer Rusia masih sangat menakutkan jika diajak duel senjata.

Kini ada prasangka baru mengenai kegiatan militer Rusia.

Baca Juga: Terlihat Sederhana, Harga Blezer Nagita Slavina Sukses Bikin Geleng-geleng Kepala, Cukup Buat Beli Satu Buah Mobil

Amerika Serikat (AS) dan Inggris menuding Rusia melakukan propaganda di luar angkasa.

Tuduhan ini muncul setelah Rusia melakukan uji coba penembakan senjata anti-satelit di ruang angkasa.

Namun Rusia membantah tudingan itu.

Moskow merspons setelah Komando Luar Angkasa AS pada hari Kamis itu, menuduh Negeri Beruang Merah itu melakukan uji coba penembakan senjata anti-satelit di ruang angkasa dan memperingatkan bahwa ancaman dari sistem ruang angkasa AS justru semakin nyata, serius dan meningkat (real, serious and increasing).

Baca Juga: Sebar Hal Ini di Grup Keluarga, Ibu Kandung Nia Ramadhani Bongkar Tabiat Asli Sang Putri yang Dicap Istri Manja: Anakku Nia, Ingin Sekali...

Kepala Direktorat Antariksa Inggris, Air Vice-Marshal Harvey Smyth, juga menanggapi aksi Rusia itu dalam akun Twitternya dengan mengatakan bahwa tindakan semacam ini mengancam penggunaan ruang angkasa secara damai.

Kementerian luar negeri Rusia bersikeras pada komitmen Moskow tetap pada komitmen mendukung ruang angkasa untuk digunakan secara non-diskriminatif, untuk studi dan tujuan damai.

"Kami menyerukan rekan-rekan AS dan Inggris untuk menunjukkan profesionalisme dan alih-alih melakukan serangan informasi propaganda, duduklah untuk pembicaraan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, Jumat seperti dilansir Al Jazeera.

AS mengatakan Rusia melakukan uji non-destruktif senjata anti-satelit berbasis ruang. "Jelas ini tidak dapat diterima," ujar negosiator perlucutan senjata AS Marshall Billingslea di akun Twitternya.

Baca Juga: Biasa Diintimidasi Amerika Serikat, Tiongkok Akhirnya Berusaha Ganas dalam Kandangnya Sendiri, Latihan Tembak di Laut China Selatan Bawa Amunisi Berat dan Mematikan, Siap Terima Tantangan Anak Buah Trump

Ia menambahkan bahwa itu akan menjadi masalah utama yang dibahas minggu depan di Wina, di mana ia sedang dalam pembicaraan tentang penerus perjanjian perjanjian START Baru.

Perjanjian itu membatasi hulu ledak nuklir AS dan Rusia - dua negara adidaya era Perang Dingin.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tes yang dilakukan oleh kementerian pertahanan negara itu pada 15 Juli tidak menciptakan ancaman bagi peralatan ruang angkasa lainnya dan yang paling penting, tidak melanggar norma atau prinsip hukum internasional.

Sebaliknya menuduh AS dan Inggris bergerak untuk mengembangkan persenjataan anti-satelit. "AS dan Inggris secara diam-diam melakukan uji coba sendiri", katanya.

Baca Juga: Bayang-bayangi Mobil Presiden Jokowi, Pasukan Siluman Hitam Ini Tunggang Motor dalam Setiap Aksi, 10 Magazin Penuh Peluru Ada di Dada dan Paha Kanan Kiri

Mengomentari tuduhan sebelumnya , Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia mendukung demiliterisasi penuh ruang angkasa dan tidak mendasarkan segala jenis senjata di ruang angkasa.

Komando Luar Angkasa AS mengatakan tes itu terdiri dari satelit Rusia yang disebut Cosmos 2543 yang menyuntikkan sebuah benda ke orbit.

Media Rusia melaporkan pada bulan Desember lalu sebuah satelit bernama Cosmos-2542, yang diluncurkan militer Rusia pada November 2019, mengeluarkan satu lagi satelit yang lebih kecil di luar angkasa.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan satelit inspektur itu dimaksudkan untuk memantau kondisi satelit Rusia, tetapi harian negara.

Baca Juga: Ibu Kandungnya Keras Tolak Undang-undang Poligami, Kelakuan Mantan Suami Halimah Bersama Mayangsari Bikin Ibu Tien Sakit Hati, Saksi: Sekarang Mas Bambang Gampang Marah dan Bengong!

Namun satelit itu juga diduga bisa mendapatkan informasi dari satelit negara lain.

Sistem ini sama dengan yang dibuat Komando Antariksa awal tahun ini, ketika bermanuver di dekat satelit pemerintah AS, kata Jenderal Jay Raymond, kepala Komando Luar Angkasa AS.

"Ini adalah bukti lebih lanjut dari upaya berkelanjutan Rusia untuk mengembangkan dan menguji sistem berbasis ruang, dan konsisten dengan doktrin militer Kremlin yang diterbitkan untuk menggunakan senjata yang menyimpan aset ruang angkasa AS dan sekutu dalam bahaya," kata Raymond dalam sebuah pernyataan.

Ini adalah contoh terbaru dari satelit Rusia yang berperilaku "tidak konsisten dengan misi mereka", tulis pernyataan Komando Antariksa.

Baca Juga: Selalu Adem Ayem, Komedian Ini Tiba-tiba Pamer Foto Mesra Bareng Artis Cantik Pemain Sinetron Dunia Terbalik, Felicya Agelista: Lancar Rencana Pernikahnnya...

"Peristiwa ini menyoroti advokasi munafik Rusia atas kendali senjata luar angkasa," kata Christopher Ford, asisten menteri luar negeri AS untuk pengendalian senjata.

Pernyataan itu juga datang ketika China meluncurkan bajak ke Mars pada hari Kamis, sebuah perjalanan yang bertepatan dengan misi AS yang sama ketika kekuatan membawa persaingan mereka ke luar angkasa

Artikel ini teah tayang di Sosok.ID dengan judul Amerika dan Inggris Beberkan Jika Rusia Punya Senjata Pemusnah Massal Terletak di Luar Angkasa.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber Sosok.id