Intisari-Online.com - Negara Timor Leste punya masalah kekeringan parah.
Seperempat populasinya atau sekitar 350.000 orang sudah mengalami kelangkaan air.Tak tinggal diam, negara yang sempat menjadi bagian dari Indonesia itu melakukan sebuah inovasi.
Apa itu?
Dilansir darichannelnewsasia.com pada Selasa (4/8/2020), penduduk dari desa Akrema di pulau terpencil Atauro, Timor Leste belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.
Di mana ada 40 hidropan berderet, miring ke langit, lalu melakukan proses misterius untuk memberi mereka komoditas yang sangat mereka butuhkan, yaitu air bersih.
Teknologi ini disebut 'Source' yang berarti 'sumber'.
Source dirancang oleh perusahaan Amerika Zero Massdan bertujuan untuk menghasilkan air minum berkualitas tinggi murni dari sinar matahari dan udara.
Tanpa menghubungkan ke jaringan listrik, teknologi ini menggunakan energi matahari untuk membentuk kondensasi di panel, yang secara perlahan mengumpulkan dan mengalirkan selang ke desa di bawahnya.
"Ini seperti keajaiban," kata Adap Coreia, seorang warga desa setempat dan pengawas proyek di Akrema.
"Ini adalah sesuatu yang baru bagi kami dan kami sangat bersemangat."
"Itu benar-benar mengejutkan kami karena tempat lain di Atauro juga tidak punya air."
"Tapi kami senangpemerintah memilih tempat ini. ”
Teknologi iniadalah jenis inovasi yang diluncurkan di masyarakat di seluruh dunia yang menderita kekurangan air yang parah, karena efek perubahan iklim.
Negara-negara pulau yang terbelakang seperti Timor Leste berisiko besar kehabisan air.
Alasannya karena curah hujan menurun, konsistensi hujan bervariasi, dan muka air tanah menjadi kering atau terkontaminasi oleh kenaikan permukaan laut.
Dengan dana dari Conservation International (CI), proyek hidropanel ini membutuhkan dana sebesar 200.000 US Dollar dan diluncurkan di dua desa di Atauro tahun lalu.
Ini dimaksudkan untuk memberi setiap desa dengan 200 liter air tawar setiap hari atau 5 liter per panel.
Teknologi ini relatif baru di Asia Tenggara, dengan sejumlah kecil proyek yang ada di Indonesia, Filipina dan di Kranji di Singapura.
Akrema memang dikenal sebagai tempat yang kekurangan air.
Dulu, parawanita mengumpulkan air dari sumur payau di pusat desa.
Tapi hanya bisa digunakan untuk mencuci, tidak untuk memasak atau minum.
"Selama musim kemarau yang panjang, sangat sulit untuk mengakses air - untuk air minum, untuk hewan dan juga makanan," kata Coreia.
“Dulu kami hanya menggunakan air yang dikumpulkan di tangki dari hujan. Oleh karenanya proyek ini membuat kami sangat senang karena memberi kami pilihan lain.
"Jika Anda berbicara tentang perubahan iklim, itu benar-benar memengaruhi aktivitas kami. Seperti memancing, pertanian kami, dan memelihara hewan."
"Contoh ketika sedang musim jagung, mereka tidak dapat tumbuh dengan baik. Karena tidak cukup air dan beberapa kelapa yang kita tanam mati karena terlalu panas," katanya.
Selain masalah air, negara ini juga memilikimasalah senyawa air yang terkait dengan makanan, kesehatan dan keamanan.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Terus-menerus Alami Kekeringan, Masyarakat Timor Leste Harus Ubah Sinar Matahari Jadi Air Bersih, Begini Cara Kerjanya"
(*)