Jadi Buron yang Paling Dicari, Kelompok Teroris Ali Kalora Tak Akan Bisa Lagi Berkutik, Pasukan TNI Satgas Tinombala III Siap Buru 14 DPO MIT Poso

Sabtu, 08 Agustus 2020 | 11:13
Tribun Timur via Handover/Kompas (Mansur K103-15)

Ali Kalora dan Foto Dokumentasi Apel Pasukan BKO Brimob Kelapa Dua Mabes Polri untuk Operasi Tinomba

Gridhot.ID - Kelompok teroris di Poso pimpinan Ali Kalora tampaknya tak akan bisa berkutik lagi.

Hal ini lantaran pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Operasi Tinombala III 2020 sudah melakukan persiapan.

Salah satu tugas Operasi Tinombala adalah memburu para DPO anggota Mujahidin Indonesia Timur atau MIT Poso yang dipimpin Ali Kalora.

Baca Juga: Jika Bukan Karena Amerika Serikat, TNI Sebenarnya Mampu Tumpas KKB Papua dalam Hitungan Detik, Langkah Heli Apache Serbu Markas Kelompok Bersenjata Terhalang Karena Hal Ini

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II, Marsdya TNI Imran Baidirus melaksanakan kunjungan kerja di Poso untuk meninjau kesiapan TNI dalam rangka Operasi Tinombala III 2020, Rabu (5/8/2020).

Dilansir dari Tribunnews.com, dalam kunjungan tersebut, Imran meninjau Posko Satgas Tindak Tokorondo.

Selain itu Imran juga meninjau fasilitas akomodasi dan gudang logistik pasukan di sana.

Baca Juga: Bawa Sepucuk Senjata, Anggota KKB Ini Terbembak Pistol Sendiri Saat Hendak Serahkan Diri, Tendison Enumni Kini Dilarikan ke Rumah Sakit

"Selanjutnya, bertempat di Mapolres Poso Pangkogabwilhan II berkesempatan menerima paparan tentang Perkembangan situasi terkini di wilayah Poso oleh Karo Ops Polda Sulteng dan Kesiapan Satgas TNI dalam rangka Operasi Tinombala III 2020 oleh Danrem 132/Tdl Brigjen TNI Farid Makruf," tulis Instagram @puspentni, Kamis (6/8/2020).

Turut hadir pada acara tersebut, Kapolda Sulteng, Asops Kaskogabwilhan II Brigjen TNI Bobby Rinal Makmun, Waasintel Kaskogabwilhan II Kolonel Inf M Nasrulloh Nasution, Danrem 132/Tdl, Dandim 1307/Ps, Kapolres Poso, serta Danyonif 714/SM.

Sebelumnya, Karo Penmas Divisi humas Polri Brigjen Polisi Awi Setyono menyampaikan masa tugas Satgas Tinombala 2020 kembali diperpanjang.

Rencananya, operasiTinombala tersebut akan diperpanjang hingga 30 September 2020.

Baca Juga: Lama Jadi DPO, 5 Anggota KKB Ini Akhirnya Menyerah dan Kembali ke Pangkuan NKRI, Berikut Identitas Anak Buah Purom Wenda yang Serahkan Diri

Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis juga telah mengeluarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: STR/360/VI/OPS.1.3./2020 tanggal 26 Juni 2020 tentang melanjutkan operasi kepolisian kewilayahan dengan sandi Operasi Tinombala-2020 Tahap lll.

"Operasi ini dilaksanakan selama 94 hari terhitung mulai tanggal 29 Juni sampai dengan 30 September 2020 dengan mengedepankan kegiatan penegakan hukum yang didukung oleh fungsi Intelejen, fungsi Binmas dan fungsi kepolisian lainnya," kata Awi, Selasa (20/6/2020).

Iamenambahkan salah satu alasan Polri perpanjang masa tugas Satgas Tinombala karena masih banyak target operasi yang masih belum tertangkap.

Total, ada 14 orang yang telah menjadi target satgas.

"Dari hasil analisis dan evaluasi, didapatkan data bahwa masih terdapat target operasi atau DPO sebanyak 14 orang yang belum tertangkap."

"Hal tersebut untuk mewujudkan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah provinsi Sulawesi Tengah," katanya.

Baca Juga: Sempat Kabur Lompat Tembok, 2 Anggota KKB Papua Berhasil Diciduk Polisi Usai Jalani Isolasi di Shelter Wisma Altet, Kini Akui Terlibat Aksi Penyerangan PT Freeport Indonesia

Kolase Kompas TV dan Wikipedia
Kolase Kompas TV dan Wikipedia

Ali Kalora, Pimpinan Kelompok Separatis MIT

Operasi Tinombala tangkap 5 warga

Satgas Operasi Tinombala pernah berhasil menangkap 5 orang warga yang ingin bergabung ke MIT Poso.

Mereka adalah FF alias C, RS alias RW, AB, RWT, dan GD, yang diduga akan bergabung dengan kelompok separatis pimpinan Ali Kalora.

Seperti dilansir dari Tribunpalu.com dalam artikel 'Satgas Tinombala Tangkap 5 Orang yang Akan Bergabung MIT Poso Pimpinan Ali Kalora'.

Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal mengatakan, 5 orang yang ditangkap diduga akan naik ke hutan Poso tempat persembunyian kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.

"Mereka ini mau naik ke atas gunung dan bergabung dengan DPO yang di Poso," jelas Kapolda Syafril, Kamis (2/1/2020) siang.

Lanjut Kapolda Syafril, selain 5 yang sudah ditangkap itu, masih ada sejumlah orang yang masuk daftar pencarian orang atau DPO.

Oleh karena itu, kata Kapolda Syafril, pihaknya terus memperketat titik-titik perbatasan hutan dengan perkampungan yang dianggap rawan.

Lanjut Kapolda Syafril, penangkapan itu dilakukan agar tidak terjadi penambahan anggota MIT Poso.

Baca Juga: Santai Ngomong 'Tikus Padi Kami Sudah Bunuh di Belakang', KKB Papua Tembak Mati Satu Warga Tak Berdosa, Ngaku Tentara Hutan Saat Ada Saksi yang Melihat

Saat ditangkap, lima orang tersebut dalam posisi siap bergabung dengan MIT Poso.

Ditangkap berturut-turut di sejumlah tempat di Sulteng mulai tanggal 26 Desember 2019 lalu.

"Mereka ditangkap dengan persiapan yang cukup matang, dengan peralatan-peralatan lengkap," ungkap Kapolda Syafril.

Penyidik dari kepolisian dan tim gabungan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap dan menangkap pentolan MIT Poso maupun yang akan bergabung dengan MIT Poso.

Kekejaman Ali Kalora

Kekejaman teror pimpinan Ali Kalora pernah terjadi di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (13/12/2019).

Kelompok separatis yang menamakan diri Mujahidin Indonesia Timur atau MIT itu tiba-tiba menyerang personel Operasi Tinombala dan warga desa setempat.

Akibatnya, anggota Brimob bernama Bharatu Mohammad Syaiful Modori gugur saat baku tembak dengan kelompok MIT.

Syaiful Modori merupakan personel Kompi III A Pelopor Sat Brimob Polda Sulteng.

Baca Juga: Geruduk Distrik Wandai, KKB Papua Ingin Memperluas Wilayah ke Intan Jaya, 50 Anggota dengan Sejata Perang Serang Tenaga Medis Satgas Covid-19

Kolase YouTube dan KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI
Kolase YouTube dan KOMPAS.COM/ERNA DWI LIDIAWATI

Kelompok separatis pimpinan Ali Kalora

Syaiful tertembak usai menunaikan salat Jumat berjamaah dengan warga pada Jumat (13/12/2019) sekitar pukul 12.30 Wita.

Lokasi kontak senjata terjadi berjarak kurang lebih 50 meter dari pos sekat Alfa 16, tempat Syaiful bertugas.

Jenazah anggota Satgas Tinombala dievakuasi ke Palu pada Jumat (13/12/2019) malam.

Jenazah Syaiful tiba di Polsek Sausu sekitar pukul 20.40 WITA dan dikawal sejumlah personel bersenjata lengkap.

Dari Polsek Sausu, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilakukan proses visum.

"Dari hasil identifikasi setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara korban tertembak di bagian punggung dan perut," ungkap Irjen Lukman Wahyu Hariyanto di RS Bhayangkara Palu, Sabtu (14/12/2019).

Syaiful mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat dari Bharatu menjadi Bharaka Polisi.

Jenazah Syaiful pun dimakamkan di kampung halamannya, Pandeglang, Banten.

Baca Juga: 6 Tahun Lalu Nyolong Senjata di Puncak Jaya, Lekagak Telenggen Kini Kehilangan Sniper Andalannya, Kekuatan KKB Papua Mulai Goyah Usai Menderita Walia Tewas dalam Kontak Senjata dengan TNI

Melansir Antara, upacara pemberangkatan jenazah Syaiful dipimpin oleh Kapolda Sulteng Irjen Pol Lukman Wakyu Hariyanto.

Kapolda sempat menyampaikan rasa belasungkawanya.

"Atas nama pimpinan, selaku Kapolda Sulawesi Tengah menyampaikan duka cita mendalam kepada adik kita, rekan kita, sahabat kita Almarhum Bharaka Anumerta Mohammad Syaiful Muhdori yang gugur dalam menjalankan tugas operasi Tinombala," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul: "KKB Ali Kalora Tak Akan Bisa Berkutik, Pasukan TNI Operasi Tinombala III Siap Buru 14 DPO MIT Poso."

(*)

Tag

Editor : Candra Mega Sari

Sumber Surya.co.id