Peringatan Keras, Rusia Bakal Gunakan Senjata Nulir untuk Lancarkan Serangan Balasan, Amerika Harus Waspada

Senin, 10 Agustus 2020 | 19:13
Desmond Boylan/Reuters

Gambar ilustrasi

GridHot.ID - Peringatan keras datang dari negeri beruang merah, Rusia.

Dalam artikel yang terbit di surat kabar resmi Rusia, Krasnaya Zvezda (Bintang Merah) pada Jumat (7/8/2020), militer Rusia akan menganggap rudal balistik apa pun yang diluncurkan ke wilayahnya sebagai serangan yang memerlukan pembalasan nuklir.

Peringatan keras itu ditujukan kepada Amerika Serikat (AS), yang terus mengembangkan senjata non-nuklir jarak jauh.

Baca Juga: Padahal Bisa Picu Perang, Tiga Negara Besar Ini Bakal Ikut Campur di Pemilu Amerika Serikat, Ternyata Semua Gara-gara Donald Trump

Artikel tersebut menyusul dokumen yang Presiden Vladimir Putin teken Juni lalu tentang kebijakan penangkal nuklir yang mengizinkan penggunaan senjata atom sebagai tanggapan atas apa yang bisa menjadi serangan konvensional yang menargetkan infrastruktur pemerintah dan militer Rusia.

Dalam artikel di Krasnaya Zvezda, perwira senior Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Mayor Jenderal Andrei Sterlin dan Kolonel Alexander Khryapin menyatakan, tidak akan ada cara untuk menentukan, apakah serangan rudal balistik dilengkapi dengan hulu ledak nuklir atau konvensional, sehingga militer Rusia akan melihatnya sebagai serangan nuklir.

"Setiap rudal yang menyerang akan dianggap membawa hulu ledak nuklir," kata artikel di Krasnaya Zvezda seperti dikutip The Washington Post.

Baca Juga: Jadi Awal Mula Tragedi Ledakan, Kapal Rusia Berbendera Moldova yang Membawa 2750 Ton Amonium Nitrat ke Lebanon Seakan Sudah Dikutuk Sejak Pertama Kali Berlayar, Hidup Penuh Kesialan di Lautan, Begini Kisahnya Perjalanannya

"Informasi tentang peluncuran rudal akan secara otomatis diteruskan ke kepemimpinan militer-politik Rusia, yang akan menentukan cakupan tindakan pembalasan oleh pasukan nuklir, tergantung pada situasi yang berkembang," sebut artikel itu

Argumen tersebut mencerminkan kekhawatiran lama Rusia tentang pengembangan senjata yang bisa memberi AS kemampuan untuk melumpuhkan aset militer utama dan fasilitas pemerintah tanpa menggunakan senjata atom.

Sejalan dengan doktrin militer Rusia, kebijakan penangkal nuklir baru menegaskan kembali, negeri beruang merah dapat menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan nuklir atau agresi yang melibatkan senjata konvensional yang "mengancam keberadaan negara".

Baca Juga: Talentnya Tersandung Kasus Pelecehan Seksual, Manajer Turah Parthayana Kecolongan, Jehian: Saya Merasa Malu dan Gagal

Apa yang Rusia lihat sebagai agresi

Dokumen kebijakan tersebut memberikan penjelasan perinci tentang situasi yang bisa memicu penggunaan senjata nuklir, termasuk serangan senjata atom atau pemusnah massal lainnya terhadap Rusia atau sekutunya.

Selain itu, dokumen kebijakan itu menyatakan, Rusia dapat menggunakan persenjataan nuklirnya jika menerima "informasi yang bisa dipercaya" tentang peluncuran rudal balistik yang menargetkan wilayah mereka atau sekutunya. Termasuk, "tindakan" terhadap fasilitas negara atau militer Rusia yang vital.

Hubungan Washington-Moskow berada di posisi terendah pasca-Perang Dingin karena krisis Ukraina, tuduhan campur tangan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS 2016, dan perbedaan lainnya.

Baca Juga: Viral! Vlogger Indonesia Ini Disebut Lakukan Pelecehan Seksual, Korban Malah Disalahkan: 'Sekarang Reputasi Gue Rusak!'

Para pejabat Rusia telah menganggap program pertahanan rudal yang AS pimpin dan rencananya untuk menempatkan senjata di orbit sebagai ancaman utama.

Alasannya, kemampuan baru itu dapat menggoda Washington untuk menyerang Rusia dengan impunitas guna menangkis serangan balasan.

Artikel di Krasnaya Zvezda menekankan, publikasi kebijakan penangkal nuklir baru dimaksudkan untuk secara jelas menjelaskan apa yang Rusia lihat sebagai agresi.

"Rusia telah menetapkan garis merah, kami tidak menyarankan siapa pun untuk menyerang," kata artikel tersebut.

"Jika musuh potensial berani melakukan itu, jawabannya pasti akan menghancurkan. Secara spesifik, tindakan pembalasan, seperti di mana, kapan, dan seberapa banyak, akan ditentukan oleh kepemimpinan militer-politik Rusia, tergantung pada situasinya," ujar artikel itu.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Militer Rusia: Serangan rudal balistik apa pun, kami balas dengan nukli"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Kontan.co.id