GridHot.ID - Teror yang dilakukan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Ali Kaloramembuatmasyarakat Poso ketakutan.
Terkait hal itu, Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Rusli Palabi sangat berharap pada TNI/Polri.
Memang apa saja terornya?
Teror MIT pimpinan Ali Kalora rupanya pernah diungkap oleh Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa.
Cantiasa mengungkap, MIT Ali Kelora Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh masyarakat di Poso.
Hal itulah yang membuat TNI AD menerjukan 150 prajurit terpilihnya untuk menumpas KKB Ali Kalora.
Berikut daftar teror keji MIT pimpinan Ali Kalora dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel 'Danjen Kopassus Cerita Sadisnya Teroris Ali Kalora, Semua Korbannya Tewas Mengenaskan'
1. Mengancam warga untuk dapat makanan
MIT pimpinanAli Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh masyarakat.
Menurut Cantiasa mereka akan melakukan hal tersebut kepada masyarakat biasanya untuk mendapatkan logistik dan makanan.
"Masyarakat ini diancam dan sebagainya kalau tidak menyerahkan makanan atau logistik itu ya dibunuh di sana. Dan tidak main-main, mereka membunuh itu dengan sadis. Semua modusnya itu dengan potong leher," kata Cantiasa dalam tayangan Podcast Puspen TNI di kanal Youtube resmi Puspen TNI yang diunggah pada Senin (17/8/2020).
2. Petani dibunuh
Cantiasa pun mengungkapkan insiden yang terjadi belum lama ini terhadap petani bernama Agus.
Agus dibunuh oleh kelompok MIT pimpinan Ali Kalora beberapa waktu lalu.
Jenazah Agus, kata Cantiasa, ditemukan dengan kondisi mengenaskan dengan penuh luka sayatan.
"Di sana ada petani atas nama Agus sedang melaksanakan kegiatan di kebun dan sebagainya, ternyata mereka di sana dibunuh. Dan korban itu jenazahnya itu sangat-sangat memilukan. Itu ada sayatan-sayatan di badannya. Jadi sangat-sangat kejam mereka," kata Cantiasa.
3. Masyarakat ketakutan
Bahkan masyarakat di sana, kata dia, mengalami ketakutan dan trauma terhadap kelompok tersebut.
"Jadi masyarakat ketakutan di sana, trauma, sehingga aparat keamanan baik TNI dan Polri di sana, ada satgas Tinombala itu dalam rangka untuk mengatasi aksi terorisme di Poso," kata Cantiasa.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Syafril Nursal memastikan pembunuhan terhadap Agus Balumba, seorang petani di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, dilakukan MIT pimpinan Ali Kalora.
Selain membunuh, Syafril mengatakan, kelompok bersenjata itu juga merampas sejumlah barang milik korban seperti jam tangan dan ponsel.
"Dari hasil kajian kita, dan barang bukti yang kita temukan, kejadian itu dilakukan oleh kelompok MIT. Dan perbuatan itu sangat keji, sadis dan kejam," kata Syafril di Mapolda Sulteng, Selasa (11/8/2020).
Syafril mengatakan, ada tujuh sampai 10 orang yang terlibat dalam pembunuhan petani tersebut.
Baca Juga: TNI/Polri Bakal Kirimkan Pasukan Ahli Perang Hutan untuk Menyerbu Kelompok Teroris Ali Kalora
Mereka adalah orang yang masuk dalam daftar pencarian orang oleh Satgas Operasi Tinombala.
4. Diburu 150 prajurit TNI terpilih
Kini anggota MIT pimpinan Ali Kalora di Poso tampaknya tak akan bisa bersembunyi lagi.
Hal ini lantaran ratusan prajurit TNI yang dikirim ke Poso memiliki kemampuan mata-mata atau intelijen untuk memburu MIT pimpinan Ali Kalora.
Diketahui, sebanyak 150 prajurit TNI AD tiba di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu, Sabtu (15/8/2020) siang.
Mereka datang untuk memperkuat Satgas Tinombala dalam memburuMIT pimpinan Ali Kalora di Poso.
Baca Juga: Polisi : Saksi Melihat Bagaimana Korban Dimutilasi Oleh Kelompok Teroris Ali Kalora
Seperti dilansir dari Kompas dalam artikel 'Fakta 150 TNI Dikirim ke Poso, Punya Kemampuan Intel dan Tempur, Buru Kelompok Teroris MIT'
Untuk diketahui, Operasi Tinombala di Poso yang berakhir 28 Juni 2020 akhirnya kembali diperpanjang hingga 20 September 2020.
Hal itu dilakukan lantaran belum sepenuhnya anggota MIT pimpinan Ali Kalora ditangkap.
Hingga saat ini, terpantau masih ada sekitar 12 sampai 14 orang pimpinan Ali Kalora di Pegunungan Poso.
Bergabungnya pasukan TNI AD bertujuan untuk ikut serta memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur yang saat ini masih bergerilya di pegunungan Poso.
Komandan Korem 132 Tadalako Brigjen TNI Farid Makruf menjelaskan, pasukan ini adalah pasukan terpilih.
Mereka memiliki kemampuan intel dan tempur.
"Mereka pernah bertugas di Papua, Aceh dan juga Timor-Timur (sekarang Timur Leste)," kata Farid, Sabtu (15/8/2020).
Di sisi lain, Kapolda Sulteng Irjen Pol Syafril Nursal membenarkan TNI bergabung dengan Brimob untuk memburu KKB Ali Kalora.
"TNI nanti akan bergabung dengan Brimob untuk melakukan pengejaran dan penindakan terhadap kelompok teroris di Poso di atas gunung," kata dia.
Mereka akan membagi peran untuk menjalankan misi.
"Tentunya nanti ada yang bekerja di bawah seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas kita, kemudian di penyekatan-penyekatan itu nanti akan kita bagi," tutut Kapolda.
Pelibatan TNI dalam operasi ini diharapkan bisa mengakhiri kasus terorisme yang sudah terjadi selama 20 tahun ini.
"Itu yang jadi pemikiran kita (pelibatan TNI). Kepada kelompok teroris pilihannya mati atau menyerahkan diri," tandas Kapolda.
Ia yakin, jumlah personel TNI untuk memperkuat Satgas Tinombala dinilai cukup memburu sisa-sisa kelompok MIT.
"Saya optimis," kata Kapolda.(Pythag Kurniati/Putra Dewangga/Kompas TV dan Tribun Jabar/Surya.co.id)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Teror Keji KKB Ali Kalora Bikin Petani Ketakutan, Wagub Sulawesi Tengah Berharap Besar kepada TNI"
(*)