Find Us On Social Media :

Sudah Menggebu-gebu Sejak Awal, WHO Kini Malah Tak Lagi Ambisius untuk Program Vaksin Corona, Gara-gara Apa?

WHO

Gridhot.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada minggu depan dijadwalkan akan menerima dukungan untuk program 'vaksin Covid-19 untuk semua' dari sejumlah negara.

Akan tetapi, agensi tersebut telah mengurangi ambisinya.

Melansir Reuters, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan mereka sendiri untuk mengamankan jutaan dosis vaksin Covid-19 bagi warganya, mengabaikan peringatan badan PBB bahwa "nasionalisme vaksin" akan menekan pasokan vaksin.

Baca Juga: Nasib Nggak Ada yang Tahu, 10 Tahun Jadi Karyawati Bank, Wanita Ini Kini Jadi Juragan Konveksi Usai Resign, Nany Atminingsih: Menggelitik Jiwa Eentrepreneur Saya

Para ahli mengatakan, jika negara lain yang mampu mendapatkan vaksin melakukan pendekatan serupa, strategi WHO untuk memerangi pandemi virus corona secara global dan secara adil berisiko dibatalkan.

“Jika itu terjadi, cukup jelas bahwa volume vaksin yang tersedia tidak mencukupi untuk negara lain, terutama dalam enam hingga sembilan bulan pertama,” kata Alex Harris, kepala kebijakan global di badan amal kesehatan Wellcome Trust seperti yang dikutip Reuters.

Negara-negara yang ingin menjadi bagian dari inisiatif WHO, yang dijuluki COVAX, harus mengirimkan pernyataan dukungnnya paling lambat hari Senin mendatang.

Baca Juga: Habis Gelap Terbitlah Terang, Dulu Jadi Kota yang Paling Hancur Gara-gara Corona, Wuhan Kini Berani Buka Seluruh Sekolah Sampai Taman Kanak-kanak di Wilayahnya

Lebih dari 170 negara, termasuk Kanada, Norwegia, Korea Selatan dan Inggris, telah mengajukan pernyataan dukungan yang tidak mengikat untuk berpartisipasi dalam skema tersebut, yang oleh WHO disebut-sebut sebagai satu-satunya inisiatif global untuk memastikan vaksin Covid-19 tersedia di seluruh dunia, baik bagi negra kaya maupun negara miskin.

Melansir Reuters, WHO telah mendaftarkan sembilan kandidat vaksin Covid-19 dan menetapkan rencana untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis pada akhir 2021 ke seluruh negara yang mendaftar.

Tapi badan kesehatan internasional ini telah berjuang untuk mendorong negara-negara kaya ikut serta secara penuh dalam program ini.

Baca Juga: Iba Dengar Ibunya Teriak Minta Tolong Tapi Tak Digubris Tenaga Medis, Anak Pasien yang Sedang Sekarat Marah-marah ke Dokter yang Tengah Kenakan APD: Dari Jam Berapa Kalian Masuk?