Find Us On Social Media :

Kembali Diprovokasi, Petinggi Militer Tiongkok Seenak Jidat Gerakkan Angkatan Laut dan Udara Usir Kapal Perang Amerika: Ini Telah Merusak Kedaulatan Kami di Laut China Selatan!

Ilustrasi kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat

Gridhot.ID - Konflik antara China dan Amerika Serikat semakin menegang.

Laut China Selatan pun semakin penuh dengan kendaraan perang dua negara ini yang siap berhadapan.

Pekan ini, militer China memaksa Angkatn Laut AS keluar dari Laut China Selatan. Khususnya dari pulau-pulau yang disengketakan dengan China.

Baca Juga: Melenggang Santai Lawan Kotak Kosong, Gibran Rakabuming Nyatanya Punya Saingan Tak Terlihat, Sosok Wanita Ini Disebut-sebut Bisa Bikin Ciut Nyali Anak Jokowi

Kolonel Senior Li Huamin, juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China, Kamis (27/8) mengumumkan bahwa kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Mustin telah masuk tanpa izin ke perairan teritorial China di lepas pantai Kepulauan Paracel, yang dikenal sebagai Xisha ke China dan sebagai Hoang Sa ke Vietnam, yang juga mengklaim kedaulatan atas mereka.

Menanggapi gerakan AS, Kolonel Li mengatakan China memanggil gabungan angkatan laut dan udara milier China yang memperingatkan kapal perang AS di wilayah itu.

Li, yang menegaskan kembali kedaulatan China yang tak terbantahkan atas pulau-pulau di Laut China Selatan dan perairan di sekitarnya. Ini merupakan peringatan keras kepada pasukan AS yang beroperasi di wilayah yang diperebutkan ini.

Baca Juga: Nasib Nggak Ada yang Tahu, 10 Tahun Jadi Karyawati Bank, Wanita Ini Kini Jadi Juragan Konveksi Usai Resign, Nany Atminingsih: Menggelitik Jiwa Eentrepreneur Saya

"Ini telah sangat merusak kedaulatan dan kepentingan keamanan China serta tatanan navigasi internasional di Laut China Selatan," kata Li seperti dilansir Newsweek.

"Kami mendesak Amerika Serikat untuk segera menghentikan tindakan provokatif semacam itu, secara ketat mengontrol operasi militer angkatan laut dan udara, dan secara ketat membatasi perilaku angkatan laut dan udara garis depan untuk menghindari kecelakaan," sambungnya.