Find Us On Social Media :

Modal Harta yang Berlimpah, Para Keluarga Konglomerat Paling Tajir Sebumi Sudah Ramalkan Resesi Tahun 2020 Sejak Tahun Lalu, Perang Amerika Serikat Lawan China Diprediksi Jadi Biang Kerok Semuanya

Para keluarga paling konglomerat sebumi sudah ramalkan apa yang bakal terjadi di tahun 2020 ini

Gridhot.ID - Negara-negara di Bumi kini sudah ada yang masuk ke jurang resesi.

Bahkan sisanya masih terancam untuk jatuh ke lubang yang sama termasuk Indonesia yang kini sudah di tepi resesi.

Namun siapa sangka, apa yang terjadi di tahun 2020 ini sudah diramalkan oleh sosok-sosok ini.

Bukan pelaku gaib nan spiritual, namun mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai sosok paling tajir satu bumi.

Lebih dari separuh orang super kaya di seluruh dunia sudah bersiap menghadapi resesi pada tahun ini.

Melansir CNBC, menurut survei UBS pada September 2019 terhadap 360 keluarga super kaya global dengan kekayaan keluarga rata-rata US$ 1,2 miliar, sekitar 55% keluarga kaya melihat akan terjadi resesi pada tahun 2020. Untuk mengurangi risiko, 45% sudah menyesuaikan portofolionya, termasuk beralih ke obligasi dan real estat, sementara 42% meningkatkan cadangan kas mereka.

“Kami sangat berhati-hati, bahkan dengan kondisi pasar sekarang kami merasa tidak nyaman,” kata seorang responden survei yang merupakan mitra pengelola di kantor multifamily di Amerika Utara seperti yang dikutip CNBC pada September 2019 lalu.

Baca Juga: Senyam-senyum ke Arah Kamera Wartawan, Remaja yang Tusuk Wajah dan Leher Ibunya Sebanyak 79 Kali Tidak Berakhir di Penjara, Dokter: Dia Tidak tahu Benar dan Salah

Perang dagang yang meningkat antara AS dan China telah memperdalam kekhawatiran akan resesi. Belum lagi terjadi inversi kurva imbal hasil, fenomena pasar obligasi yang secara historis memprediksi penurunan ekonomi.

Pada waktu itu, banyak investor dan ekonom terkenal termasuk Jeffrey Gundlach dan David Rosenberg memperingatkan tentang risiko resesi yang meningkat.

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi dengan Brexit, apa yang akan terjadi di UE, dan apa yang akan terjadi antara AS dan China," kata responden survei lainnya, CEO dari satu keluarga kaya di Eropa. “Ada begitu banyak pertanyaan terbuka, dan ini bisa berdampak dramatis pada pasar. Secara umum, kami pikir kami telah mencapai puncak kami."

Survei tersebut juga mengungkapkan seperlima dari keluarga kaya mengurangi eksposur leverage mereka dalam investasi sebagai tanggapan atas ekspektasi mereka untuk resesi tahun depan.