Find Us On Social Media :

Pandangan Soeharto Terhadap Timor Timur: Duri di Mata Australia dan Duri di Punggung Indonesia

Soeharto

 

GridHot.ID - Bergabungnya Timor Timur dengan Indonesia melewati keputusan yang tidak mudah.

Melansir The Strategist pada 28 Januari 2020, Australia menjadi negara yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.

Hal itu diungkapkan dalam buku kebijakan Canberra, dari invasi hingga kemerdekaan, dipamerkan dengan dirilisnya catatan kabinet pemerintahan Howard untuk tahun 1998 dan 1999 oleh National Archives of Australia .

Diceritakan bahwa dalam pertemuan dengan Soeharto pada bulan September 1974, Gough Whitlam meninggalkan catatan peringatan yang menyatakan bahwa Timor Timur harus berintegrasi dengan Indonesia.

Baca Juga: Diiming-imingi Australia Proyek 'Tasi Mane', Timor Leste Kena Tipu Daya Negeri Kanguru hingga Terpuruk Pasca Merdeka, Kekayaan Alamnya di Eksploitasi dan Nasib Rakyatnya Makin Memprihatinkan

"Timor Portugis terlalu kecil untuk merdeka. Secara ekonomi tidak layak. Kemerdekaan tidak diinginkan di Indonesia, Australia, dan negara-negara lain di kawasan" ujarnya.

Menurut catatan laporan setebal 900 halaman itu, Whitlam menawarkan dua pemikiran dasar.

Pertama, dia percaya bahwa Timor Portugis harus menjadi bagian dari Indonesia.

Kedua, hal tersebut harus terjadi sesuai dengan keinginan rakyat Timor Portugis yang diungkapkan dengan baik.

Baca Juga: Mati-matian Jaga Keutuhan NKRI, Prabowo Subianto yang Berhasil Kepung Pasukan Nicolao Lobato Langsung Kokang Senjata, Hujani Si Presiden Fretilin dengan Timah Panas Hingga Terjadi Insiden Ini