Laporan Wartawan GridHot, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Usai diguyur hujan selama beberapa jam pada Senin (21/9/2020), sejumlah wilayah di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, diterpa banjir bandang.
Bencana alam tersebut membuat sejumlah mobil dan rumah ikut terseret arus air mengingat derasnya arus banjir bandang tersebut.
Bahkan disebutkan pula terdapat sejumlah orang yang ikut terseret arus air.
Melansir TribunJabar.id, banjir bandang melanda Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat pada Senin (21/9/2020).
Akibat kejadian tersebut, banjir tak hanya menutup jalan, tapi juga berdampak pada jembatan ambrol, bangunan jebol, serta merusakan jembatan di Desa Pasawahan Kecamatan Cicurug.
Selain itu satu unit rumah hanyut dan satu mobil hanyut akibat banjir.
Dari keterangan resmi BMKG yang diterima Tribun, berikut analisis banjir bandang yang terjadi di Sukabumi;
- Berdasarkan pola sebaran angin 3000 ft tanggal 21 September 2020 pukul 19.00 WIB pada umumnya angin melewati wilayah Jawa Barat dari arah Timur laut hingga Tenggara.
Terdapat TC Dolphin (996 hpa) dan tekanan rendah di sekitar perairan Filipina membentuk pola sirkulasi siklonik, daerah pertemuan angin (konvergensi) serta belokan angin yang cukup signifikan di sepanjang Selat Karimata hingga Jawa Barat, kondisi ini mendukung suplai awanawan hujan di antaranya di wilayah Jawa Barat.
- Berdasarkan data suhu permukaan dari pagi hingga siang hari terjadi pemanasan yang cukup kuat sehingga hal ini mendukung proses pertumbuhan awan hujan, serta didukung oleh faktor lokal yaitu kelembaban udara yang basah, menyebabkan peningkatan aktifitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang.
- Berdasarkan kondisi musim, pada bulan September memasuki masa transisi, potensi hujan yang terjadi karena faktor pemanasan pada pagi hingga siang hari sehingga masih menyebabkan terbantuknya awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus yang berpotensi terhadap cuaca ekstrim diantaranya angin kencang pada siang/sore hingga menjelang malam hari.
- Berdasarkan data curah hujan di sekitar Sukabumi dan Bogor telah terjadi hujan yang cukup merata dengan intensitas yang bervariasi ringan hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari.
Akumulasi curah hujan yang cukup tinggi dari hulu dengan durasi yang cukup lama berpotensi menyebabkan naiknya luapan air sungai, pada daerah dengan dataran yang cukup rendah hal ini berpotensi memicu terjadinya banjir bandang.
Sementara itu, dilansir dari Kompas.com, banjir bandang di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ikut merendam sebagian pabrik PT Aqua Golden Mississipi yang berada di Jalan Siliwangi, Desa Mekarsari, Senin (21/9/2020).
"Terendamnya pabrik Aqua di Desa Mekarsari tersebut karena disebabkan tembok panel tidak bisa menahan derasnya terjangan arus banjir bandang yang akhirnya jebol. Dampaknya, air masuk dan merendam ke sebagian ruangan di perusahaan tersebut," kata Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi Okih Fajri kepada Antara di Sukabumi, Senin.
Menurut Fajri, banjir di pabrik Aqua merupakan dampak banjir di Sungai Cibuntu. Lokasi pabrik Aqua tersebut berada di depan dan tidak jauh dari aliran sungai.
Namun, hingga kini belum ada informasi mengenai korban banjir di pabrik tersebut.
Akibat bencana tersebut, ruangan produksi pengolahan air terendam banjir, sehingga tidak bisa beroperasi.
Diperkirakan ketinggian air yang merendam pabrik itu mencapai 30 sentimeter.
"Belum diketahui kondisi terkini pasca banjir bandang yang merendam sebagian pabrik Aqua tersebut. Namun yang jelas, kejadian ini merupakan rentetan bencana banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Cicurug," kata Fajri.
Sementara itu, Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna mengatakan, untuk di Kecamatan Cicurug, jumlah rumah yang terdampak bencana mencapai seratusan.
Hingga kini jumlah korban masih dalam proses pendataan.
"Ada dua korban saat bencana itu terjadi yang hingga kini masih dalam pencarian dan belum diketahui nasibnya," kata dia.
Adapun, kedua korban merupakan pembuat roti yang terseret arus banjir bandang.
"Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian dan karena kondisi sudah malam, ditambah minim penerangan, maka operasi SAR akan dilanjutkan pada Selasa," kata Fajri. (*)