Gridhot.ID - Tentara Korea Utara (Korut) menembak mati pejabat sipil Korea Selatan (Korsel) dan membakarjenazahnya.
Korsel mengutuk aksi brutal Korut sekaligus menuntut penjelasan dan hukuman bagi mereka yang bertanggung jawab.
Kebrutalan militer Koruttersebut akhirnya membuahkan hubungan kedua negara menjadi semakin panas.
Kim Jong Un menyampaikan permintaan maaf pada Korsel atas insiden berdarah yang dilakukan militer Pyongyang.
Meski telah melayangkan surat permohonan maaf secara resmi, pernyataan Kim Jong Un tak digubris oleh Korsel.
Demi meredam ketegangan, Kim Jong Un bahkan memerintahkan tentaranya untuk mencari jenazah warga Korsel tersebut.
Namun tak disangka, Korsel ternyata secara diam-diam mengirimkan angkatan lautnya ke kawasan insiden itu terjadi.
Operasi militer Angkatan Laut Korselitupun menimbulkan ketegangan baru yang bisa berujung pertempuran berdarah.
Kantor berita KCNA (27/9/2020), mengatakan pihak Korut sedang mempertimbangkan cara untuk menyerahkan jenazah ke Korsel jika ditemukan.
"Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan penerobosan di garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," kata laporan itu.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korselterang-terangan mengatakan negaranya mengambil langkah serius atas insiden mengerikan itu.
"Kami juga mengambil langkah-langkah pengamanan yang lebih diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi insiden yang merusak hubungan kepercayaan dan rasa hormat antara utara dan selatan dalam hal apapun, sesuai dengan maksud dari Pimpinan Tertinggi kami," tambah laporan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Selain itu, Korsel mendesak Kim Jong Un mengusut insiden berdarah yang dilakukan militernya pada penduduk sipil Korsel itu.
Bahkan Korsel menyarankan untuk menyelidiki bersama-sama kasus penembakan dan pembakaran warga sipil tersebut.
Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul: "Ogah Terima Permintaan Maaf Kim Jong Un Gegara Pejabat Sipilnya Ditembak dan Dibakar Tentara Korut, Korsel Kirim Penuh Pasukan Angkatan Lautnya, Balas Dendam?"
(*)