Kisah Korps Hiu Kencana Saat Buat Armada Gabungan NATO Gelagapan di Laut Mediterania, Hampir Jadi Sasaran Rudal, U 209 Milik Indonesia Nyatanya Tak Bisa Terlacak Radar Paling Canggih Kala Itu

Kamis, 01 Oktober 2020 | 05:42
via Tribun Bali

Kapal Selam TNI AL

Gridhot.ID - Berbagai kisah selalu menemani perjalanan satuan kapal selam Indonesia, Korps Hiu Kencana dari awal berdirinya tahun 1959 hingga sekarang.

Memang harus diakui Indonesia sebagai negara maritim memiliki alutsista macam kapal selam yang memadai dianggap sangat perlu demi mengamankan zona laut republik ini.

Toh, keberadaan kapal selam sebagai senjata strategis juga berguna untuk memberikan 'Deterrence Effect' atau efek penggentar bagi pihak-pihak yang ingin menganggu kedaulatan negara Indonesia.

Kisah ini terjadi pada tahun 1980, saat itu satuan kapal selam Indonesia baru saja memperoleh penyegaran alutsista kapal selam U 209 buatan Jerman.

Sebelumnya satuan kapal selam terlebih dulu menggunakan 12 kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet.

Karena dianggap sudah mulai 'obsolete' alias usang maka perlu dilakukan penambahan kapal selam jenis baru dari Jerman itu.

U 209 pun dipilih karena dianggap paling cocok di kondisi geografis lautan Indonesia serta dari segi budget tentunya.

Baca Juga: Disebut Tengah Berlibur dengan Keluarga, 3 Kejanggalan Ini Kuatkan Isu Ayu Ting Ting Positif Corona, Apa Saja?

Kapal selam U 209 tersebut dibuat di Kiel yang saat itu masih merupakan daerah negara Jerman Barat.

Seperti kebiasaan, angkatan laut Indonesia harus membawa alutsista barunya itu pulang kandang tanpa harus diantar oleh kapal kargo.

Maka para awak U 209 itu harus melayarkan kapal selam tersebut dari Kiel menuju dermaga Ujung Surabaya sebagai Naval Base TNI AL.

Pelayaran itu diperkirakan memakan waktu satu bulan.

Rute yang dipilih U 209 milik TNI AL untuk berlayar juga akan melewati laut Mediterania.

Saat melewati laut Mediterania itulah kejadian mendebarkan terjadi.

U 209 TNI AL masih dalam kondisi menyelam saat melewati lautan antar benua tersebut.

Baca Juga: Ngambek-ngambekan dengan China Sampai Kehilangan Banyak Kerjasama, Amerika Serikat Cari Sekutu Baru Mlipir ke Jepang Sampai Mongolia, Aksi Donald Trump Bikin Susah Negara Sendiri

Namun tanpa diduga-duga banyak sekali pancaran sonar bawah laut dari kapal permukaan diatas kapal selam U 209.

Pancaran sonar itu jelas untuk mendeteksi keberadaan kapal selam untuk selanjutnya di torpedo atau dibom oleh kapal permukaan.

Komandan kapal selam U 209 bingung karena kapal selamnya seakan diincar untuk ditenggelamkan, padahal Indonesia saat itu tidak sedang bersitegang maupun berperang dengan negara lain.

Merasa ada yang salah dan tidak beres maka komandan U 209 TNI AL memerintahkan kapal selam naik ke permukaan untuk melihat situasi diatas sana.

Benar saja setelah kapal selam naik ke permukaan maka kagetlah seluruh awak U 209.

Mereka terkepung puluhan kapal perang besar milik Armada Gabungan NATO (North Atlantic Treaty Organization)!

Yang lebih menggelitik lagi rupanya para komandan kapal armada gabungan NATO juga terkejut tiba-tiba ditengah-tengah konvoi armada muncul kapal selam asing secara mendadak.

Baca Juga: Sindir Donald Trump, China: Sikap Menyalahkan Hanya Akan Membawa Bencana yang Lebih Besar

Kedua pihak sama-sama terkejut dan U 209 memberikan kode identifikasi bahwa mereka adalah kapal selam milik angkatan laut Indonesia yang hendak pulang menuju tanah air serta tak ada niatan bermusuhan atas armada gabungan NATO tersebut.

Setelah itu U 209 kembali menyelam dan melanjutkan perjalanan hingga tiba di Surabaya dengan selamat.

Rupanya armada gabungan NATO di laut Mediterania itu sedang melaksanakan latihan peperangan anti kapal selam yang jadwal pelaksanaannya tidak diketahui oleh awak kapal selam kita.

Namun konyolnya sonar dan segala peralatan canggih milik armada NATO itu sama sekali tidak bisa mendeteksi keberadaan U 209 milik angkatan laut Indonesia yang menyelam dibawah mereka.

Hingga akhirnya armada gabungan NATO baru mengetahui ada kapal selam asing setelah U 209 menyembul ke permukaan laut.

Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Ketika Kapal Selam Indonesia Dikepung Armada Gabungan Nato di Laut Mediterania.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber intisari