Grid Hot - Seputar peristiwa terkini

Ilmuan Minta Dunia Waspada, Pandemi Global Corona Bakal Disusul Ancaman Bencana 'Bintik Matahari', Berikut Penjelasan NASA

Minggu, 18 Oktober 2020 | 08:42
Grid Networks Ilustrasi Matahari.
Geographical Magazine

Ilustrasi Matahari.

Gridhot.ID- Bicara soal virus corona (Covid-19) sepertinya tak akan habis-habis.

Apalagi melihat jumlah kasus virus corona yang sudah menembus angka 39 juta di seluruh dunia.

Ditambah sudah 1 juta lebih orang tewas karena pandemi yang sudah berlangsung selama 10 bulan ini.

Baca Juga: Bakal Bongkar Aib Nella Kharisma, Eny Sagita Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Pedangdut Senior Pemilik 3 Orkes Musik

Belum lagi berbagai dampak lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-satu.

Nah, seolah masalah tak kunjung selesai, para ilmuwan kembali mengumumkan berita buruk.

Menurut mereka,Mataharisaat ini tengah memasuki periode "lockdown" yang berpotensi menimbulkan berbagaibencena.

Baca Juga: Sosok Robby Sumampouw, Pengusaha Kelas Kakap yang Jadi Pengelola Benteng Vastenburg, Dulu Cuma Pedagang Motor Bekas Kini Dekat dengan Keluarga Cendana Berkat Intel Nomor Satu di Indonesia

Seperti gempa bumi, cuaca beku, dan kelaparan.

Menurut mereka, saat ini aktivitas permukaan Matahari sedang turun drastis karena berada dalam periode solar minimum (minimum Matahari).

Akibatnya, sinar matahari mengalami penurunan drastis yang ditandai dengan bintik matahari yang menghilang.

“Solar minimum sedang berlangsung, dan ini parah,” ujar astronom Dr Tony Phillips, dikutip dariThe Sun, Minggu(17/5/2020).

Baca Juga: Sembari Tunggu Ratusan Juta Vaksin Corona Tiba, Pemerintah Indonesia Langsung Siapkan Peta Jalan Vaksinasi Massal untuk Rakyat, Lantang Sebut Semua Rencana Bakal Utamakan Asas Keadilan

Terparah dalam satu abad terakhir

Menurut Philips, dari jumlah bintik matahari yang ada, kondisi saat ini termasuk yang terparah dalam satu abad terakhir.

Akibatnya, menurut dia, medan magnet matahari menjadi lemah, memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.

"Kelebihan sinar kosmik menimbulkan bahaya kesehatan bagi para astronot dan perubahan udara kutub, memengaruhi elektro-kimia atmosfer Bumi, dan dapat membantu memicu petir," ujarnya.

Baca Juga: Tak Diborgol Tiap Kali Digiring Petugas, Irjen Napoleon Sudah 3 Kali Ganti Pakaian Tahanan Hingga Kembali Berseragam Dinas, Polisi Angkat Bicara

Dalton Minimum

Para ilmuwan NASA mengkhawatirkan hal ini bisa memicu kembali terjadinya Dalton Minimum yang pernah terjadi antara tahun 1790 dan 1830.

Pada saatDalton Minimum terjadi, suhu menjadi sangat dingin, munculnya letusan besar gunung berapi, gagal panen, dan timbulnya kelaparan.

Saat itu, suhu anjlok hingga 2 derajat celsius selama 20 tahun dan produksi pangan dunia merosot.

Letusan GunungTambora di Indonesia pada 10 April 1815, yang menewaskan sedikitnya 71.000 orang juga dianggap sebagai bagian dari efek Dalton Minimum saat itu.

Dampak lainnya saat itu, juga menjadi tahun tanpa musim panas pada tahun 1816.

Baca Juga: Ungkap Adanya LGBT di Tubuh TNI, Mayjen TNI Burhan Dahlan Nyatanya Bukan Sosok Purnawirawan Sembarangan, Ahli Hukum Militer dengan Sederet Jabatan Mentereng Sejak Tahun 1984

Melansir dariForbesyang menukil data dariSpaceweather.com, sudah ada 100 hari pada tahun 2020 ini, di mana matahari menunjukkan nol bintik matahari.

Tahun ini, matahari telah mengalami kekosongan tanpa bintik sebesar 76 persen.

Tahun 2019, matahari sempat mengalami kekosongan sebesar 77 persen.

Baca Juga: Pengorbanan Luhut Pandjaitan untuk Negara, Buka Pintu Rezeki Indonesia Lewat Kerjasama dengan China, Sang Menteri Kini Tak Bisa Rayakan Ulang Tahun Istri ke-71 Karena Harus Dikarantina

Dua tahun berturut-turut sedikit bintik membuat minimum matahari semakin parah.

Apa itu bintik matahari?

Sunspotatau bintik matahari merupakan area aktivitas magnet di permukaan matahari.

Sunspotmuncul sebagai area gelap yang menjadi indikasi aktivitas matahari, melahirkan semburan matahari, dancoronal mass ejectionsatau lontaran massa korona matahari.

Baca Juga: Xi Jinping Sudah Perintahkan Perang, Korps Marinir China Buktikan Pasukannya Berkekuatan Multidimensi, Angkatan Laut PLA Bakal Ditakuti Dunia

Walaupun bintik matahari tampak kecil, tetapi sebenarnya ia berukuran besar.

Bintik matahari telah dihitung sejak tahun 1838 yang membuat ilmuwan dapat membaca siklus matahari dengan melihat aktivitas permukaannya.(*)

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Ilmuwan: Matahari dalam Fase "Lockdown", Waspadai Berbagai Bencana"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kompas.com