Tontonkan Aksi Protes Kritik Pemerintah, Kementerian Digital Thailand Minta Pengadilan Blokir Stasiun Televisi yang Lakukan Siaran, Pemimpin Redaksi TV: Kami Bersikeras Lanjutkan Pekerjaan Kami!

Rabu, 21 Oktober 2020 | 14:25
Mohamad Takdir

Streaming konten 4K lewat internet

Gridhot.ID - Belakangan ini publik Thailand sedang dikejutkan dengan adanya aksi protes yang disiarkan tv terhadap kebijakan pemerintah.

Hal ini pun membuat pemerintah Thailand mengambil kebijakan tegas.

Pemerintah meminta Pengadilan Thailand pada Selasa (20/10/2020) memberhentikan siaran stasiun TV online yang mengkritik pemerintah, dengan menuduhnya melanggar tindakan darurat yang bertujuan untuk mengakhiri protes selama tiga bulan.

Baca Juga: Terang-terangan Sebut Mulut Ayu Ting Ting Jahat, Pedangdut Nassar: Baru Menanjak, Doain...

Voice TV telah melanggar Undang-Undang Kejahatan Komputer dengan mengunggah "informasi palsu", menurut juru bicara Kementerian Digital Thailand Putchapong Nodthaisong kepada wartawan seperti dilansir Reuters.

Thailand telah menuai kritik dari kelompok-kelompok hak asasi karena melarang demonstrasi dan publikasi berita yang dipandang merugikan oleh pemerintah, ketika mencoba untuk mengakhiri protes terhadap Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha dan monarki yang kuat.

Rittikorn Mahakhachabhorn, Pemimpin Redaksi Voice TV, menegaskan, akan terus mengudara sampai menerima perintah resmi dari pengadilan.

Baca Juga: Keberadaan Mayat Pria Tanpa Busana di Hutan Jati Bikin Warga Ketakutan, Kondisinya Telentang dengan Tangan Terangkat dan Kaki Mengangkang, Begini Kata Polisi

"Kami bersikeras bahwa kami telah beroperasi berdasarkan prinsip jurnalistik, dan kami akan melanjutkan pekerjaan kami sekarang," katanya seperti dikutip Reuters.

Prayut tidak akan mundur

Pemerintah Thailand mengatakan pada Senin (19/10/2020), tiga organisasi media lainnya sedang dalam proses penyelidikan.

Voice TV sebagian sahamnya dimiliki oleh keluarga Shinawatra, yakni Thaksin dan saudara perempuannya Yingluck, yang digulingkan oleh Prayut dalam kudeta tahun 2014.

Kedua mantan perdana menteri Thailand itu kabur dari negeri uak Sam untuk lolos dari kasus korupsi yang mereka cap sebagai langkah politik.

Baca Juga: Ruang Tamu Masuk Indonesia Tapi Dapur Masuk Malaysia, Inilah Penampakan Rumah Perbatasan yang Viral di Media Sosial, Warganet: Ke Luar Negeri Tanpa Modal

Aksi protes sejak pertengahan Juli lalu adalah tantangan terbesar dalam beberapa dekade bagi monarki di bawah Raja Maha Vajiralongkorn dan Prayut, yang menolak tuduhan merekayasa pemilihan umum tahun lalu untuk mempertahankan kekuasaan.

Demonstrasi tersebut sebagian besar dipimpin oleh pemuda dan pelajar, kontras dengan kekerasan jalanan selama satu dekade antara pendukung Thaksin dan royalis konservatif sebelum Prayut merebut kekuasaan.

Protes semakin mendapatkan momentum sejak Pemerintah Thailand mengumumkan larangan Kamis pekan lalu dan menangkap puluhan pengunjuk rasa, termasuk banyak pemimpin utama.

Baca Juga: Menangis Terisak, Istri Cai Cangpan Ungkap Permintaan Terakhir Suaminya Sebelum Ditemukan Tewas Gantung Diri di Hutan, Nuryannah: Keadaan Buru-buru...

Perdana Menteri Prayut mengatakan, dia tidak akan mundur dalam menghadapi protes.

Kabinetnya pada Selasa (20/10/2020) sepakat untuk mengelar sidang darurat parlemen pekan depan tentang krisis tersebut. Pendukung Prayut memegang mayoritas di parlemen(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Liput aksi protes, Thailand hentikan siaran stasiun TV online"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id