Hampir Setahun wabah Corona Mengguncang Dunia, WHO Justru Sebut Bulan ke 10 Ini Jadi Titik Krisis Pandemi, Berikut Negara-negara yang Diperkirakan Terancam

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 20:25
kompas.com / PSBB Jakarta 14 September 2020

Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Gridhot.ID - Hingga saat ini, penyebaran virus corona di dunia masih belum bisa terkontrol seutuhnya.

Bahkan beberapa negara hingga mengalami keterpurukan ekonomi karena wabah ini.

Berdasarkan data dari Worldometers.info pada Sabtu (24/10/2020), sudah lebih dari 42 juta orang di dunia yang positif virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Oktober Masih Urus Rekening Pekerja di Gelombang 1, Pemerintah Janjikan Subsidi Gaji Tahap 2 Bakal Segera Cair, Berikut Bocoran Jadwalnya

Di mana ada 1,1 juta kasus kematian dan 31 juta lainnya telah dinyatakan sembuh.

Artinya hingga kini tersisa 9,9 juta kasus aktif di seluruh dunia.

Angka tersebut terus mengkhawatirkan.

Baca Juga: Identitas Calon Istri Pedangdut Nassar, Profesinya Ternyata Mirip dengan Muzdalifah, Bakal Dipinang Akhir Tahun Ini

Sebab, pandemi virus corona sudah berjalan selama 10 bulan lebih dan belum ada tanda-tanda akan berakhir dalam waktu dekat.

Malahan beberapa negara mengalami gelombang 2 dan memutuskan untuk menerapkan kebijakan lockdown.

Melihat hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa dunia sekarang beradapada titik kritis dalam pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalamkonferensi pers seperti dilansir darireuters.com pada Sabtu (24/10/2020).

Bahkan menurut Tedros,beberapa negara berada di jalur yang berbahaya.

Baca Juga: Kini Sukses Jadi Ketua Komisi IV DPRK, Nasrizal Alias Cek Bai Ternyata Awali Karier di GAM Sebagai Penembak Misterius, Pernah Berstatus Komandan dengan 120 Personel di Bawah Asuhannya

Anggapan berbahaya itu mengacu ketika layanan kesehatan sebuah negara 'runtuh' kaena tidak bisa menahan tekanan dari jumlah pasien yang melonjak.

"Kita berada pada titik kritis dalam pandemi Covid-19," kataDirektur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Terutama di belahan bumi utara.

Baca Juga: Bapaknya Dituding Jadikan Nita Thalia ATM Berjalan, Anak Nurdin Rudythia dari Istri Pertama Geram, Dendy: Hanya Adik Angkat Kok Sok Tahu

"Beberapa bulan ke depan akan menjadi sangat sulit dan beberapa negara berada di jalur yang berbahaya."

“Oleh karenanya, kami mendesak para pemimpin negara untuk segera mengambil tindakan."

"Ini berguna untuk mencegah kasus kematian yang tidak perlu lebih lanjut."

"Mereka juga meminta para pemimpin negara memikirkan layanan kesehatan di masing-masing negara dan menutup tempat-tempat yang membuat banyak kerumuman."

"Seperti sekolah dan tempat wisata."

Baca Juga: Harus Pakai Rompi 8 Kg Tiap Hari, Letkol Revilia Jadi Prajurit TNI Wanita Pertama di Dunia yang Jadi Komandan PBB di Sudan, Ibu Dua Anak Lulusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan Keberanian Tingkat Tinggi

Tedros mengatakan, sekarang terlalu banyak negarayang mengalami peningkatan eksponensial dalam infeksi.

Dan itu mengarah pada kondisi tersebut, yaitu ketika rumah sakit dan unit perawatan intensifpenuhatau melebihi kapasitas.

Sehingga dia mengatakan negara-negara harus mengambil tindakan untuk membatasi penyebaran virus dengan cepat.

Baca Juga: Mampir ke Vatikan, Jusuf Kalla Temui Paus Franciscus dan Berdialog Selama 70 Menit, Singgung Presiden RI, Ternyata Ini yang Dibahas Keduanya

Ada beberapa saran yang diberikan oleh Tedros dan telah disetujui anggota WHO lainnya.

Seperti meningkatkan tingkat pengujian, melacak kontak orang-orang yang terinfeksi, dan mengisolasi mereka yang berisiko menyebarkan virus.

Menurut Tedros tiga langkah itu bisa dilakukan tanpa harus melakukan lockdown.

Sebab, banyak negara, seperti negara berkembang dan negara miskin, yang tidak bisa melakukan lockdown demi ekonomi.

Khusus untuk Indonesia, memang saat ini kondisi Indonesia termasuk berbahaya.

Baca Juga: Bongkar Penyebab Rizki D'Academy Pisah Rumah, Ayah Angkat Nadya Mustika Singgung Soal Komitmen Awal Menikah, Warsa: A' Iki Mohon Maaf...

Rata-rata kasus harian di Indonesia mencapai angka 4.000 dan kini jumlah kasus positif mencapai 381.910 kasus serta 13.077 kasus kematian.

Akibatnya Indonesia menempati urutan ke-19 sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak di Indonesia.

Dan nomor 1 di Asia Tenggara.

Baca Juga: Diberhentikan dari Jabatan Dirjen P2P Kemenkes, Achmad Yurianto Kini Dapat Posisi Baru dari Terawan, Sang Menteri Singgung Situasi Sekarang

Beberapa poin yang diperhatikan adalah rendahnya tingkat pengujian tes karena masih di bawah standar WHO.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Sudah 10 Bulan Berlalu, WHO Sebut Dunia Berada di Titik Kritis Pandemi Covid-19, Klaim Beberapa Negara Berada di Jalur Berbahaya, Indonesia Gimana?"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber intisari-online.com