Perancis Dilanda Panasnya Isu Agama, Pemerintah Ingatkan Warganya Ambil Tindakan Keamanan Ekstra, Indonesia Turut Kena Imbasnya

Rabu, 28 Oktober 2020 | 12:42
AFP

Presiden Perancis Emmanuele Macron meminta warganya bersiap menghadapi epidemik global virus corona setelah korban virus ini terus bertambah di Perancis.

Gridhot.ID - Perancis baru-baru ini sedang mengalami situasi panas di sektor agama.

Pemicunya adalah kemarahan dunia Muslim terkait kartun Nabi Muhammad semakin meluas.

Maka dari itu, Pemerintah Perancis memperingatkan warganya di beberapa negara mayoritas Muslim untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan ekstra pada hari Selasa (27/10/2020).

Baca Juga: Kompak Bukan Main, Pasutri di Pondok Aren Sama-sama Digiring Polisi Usai Kepergok Mencuri Pegawai Minimarket, Ini Modusnya

Di Bangladesh, misalnya, ribuan pengunjuk rasa berkumpul ibu kota, di mana beberapa orang tampak menginjak poster Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Kemudian, Iran memanggil d’affaires Prancis untuk melakukan aksi protes atas kartun tersebut.

Melansir Reuters, perselisihan itu berakar pada serangan senjata tajam berupa pisau yang terjadi di luar sekolah Prancis pada 16 Oktober.

Baca Juga: Anggota DPR RI: Jangan Sampai Pulau Komodo Berubah Jadi Pulau Mang Dodo

Pada saat itu, seorang pria asal Chechnya memenggal kepala Samuel Paty, seorang guru yang telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan. Karikatur tersebut dianggap menghujat umat Islam.

Pemerintah Prancis, yang didukung oleh banyak warga, melihat pemenggalan sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara, dan mengatakan mereka akan membela hak untuk menayangkan kartun tersebut.

Macron menyebut guru itu pahlawan, dan dia berjanji untuk melawan aksi "separatisme Islam", dengan mengancam akan mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Prancis.

Melansir Reuters, Kementerian Luar Negeri Prancis pada hari Selasa mengeluarkan nasihat keselamatan untuk warga negara Prancis di Indonesia, Turki, Bangladesh, Irak dan Mauritania. Pemerintah Prancis memperingatkan warganya agar berhati-hati.

Mereka harus menjauh dari aksi protes apapun atas kartun tersebut dan menghindari pertemuan publik.

Baca Juga: Saking Bahagianya Hingga Unggah Video Duet Bareng Ariel Noah, BCL Didoakan Berjodoh dengan Mantan Luna Maya, Netizen: Semoga Cepat Menikah!

“Direkomendasikan untuk melakukan kewaspadaan terbesar, terutama saat bepergian, dan di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan atau komunitas ekspatriat,” katanya.

Ramzan Kadyrov, pemimpin wilayah mayoritas Muslim Rusia di Chechnya, berbicara kepada Macron dalam sebuah postingan di Instagram.

“Anda memaksa orang ke dalam terorisme, mendorong orang bertindak ke arah terorisme, tidak memberikan mereka pilihan apa pun, menciptakan kondisi untuk tumbuhnya ekstremisme di kepala kaum muda. Anda dapat dengan berani menyebut diri Anda sebagai pemimpin dan inspirasi terorisme di negara Anda,” tulis Kadyrov.

Baca Juga: Meninggal Setelah Sakit Berkepanjangan di Usia Muda, Pangerang Brunei Abdul Azim Punya Rekam Jejak yang Luar Biasa, Mantan Murid Akademi Militer Inggris yang Dekat dengan Selebriti Dunia

Saat dimintai komentarnya oleh Reuters, seorang pejabat di pemerintahan kepresidenan Prancis mengatakan: "Kami tidak akan terintimidasi dan kami akan memberi tahu mereka yang menabur kebencian, yang dalam kasus Kadyrov, tidak dapat diterima."

Gambar Nabi pertama kali diterbitkan tahun lalu oleh majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, di mana kantor editorialnya diserang pada tahun 2015 oleh orang-orang bersenjata sehingga menewaskan 12 orang.

Sejak pembunuhan Paty, orang-orang Prancis yang memprotes dalam solidaritas mempertunjukkan kartun tersebut di jalan. Pejabat Prancis telah menutup sebuah masjid di Paris yang menurut mereka mengipasi kemarahan atas kartun tersebut.

Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis menjadi tren selama akhir pekan di media sosial di Arab Saudi. Akan tetapi, para pejabat Arab Saudi belum mendukungnya, dan lebih memilih pendekatan yang terukur.

Seorang pejabat kementerian luar negeri Saudi mengatakan pada hari Selasa bahwa negara Teluk mengutuk semua tindakan terorisme, yang jelas merujuk pada pembunuhan Paty.

Baca Juga: Jadi Pengganti Ayu Ting Ting di Hati Shaheer Sheikh, Ruchikaa Kapoor, Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Punya Adil Besar dalam Dunia Film India

"Kebebasan berekspresi dan budaya harus menjadi mercusuar untuk menghormati, toleransi dan perdamaian yang menolak praktik dan tindakan yang menghasilkan kebencian, kekerasan dan ekstremisme dan bertentangan dengan koeksistensi," kata pejabat itu dalam sebuah pernyataan.

Harian Arab News pada hari Selasa mengutip ketua Liga Dunia Muslim yang berbasis di Saudi, Mohammed al-Issa, memperingatkan bahwa reaksi berlebihan "yang negatif dan melampaui apa yang dapat diterima" hanya akan menguntungkan kelompok "pembenci".

Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan pada hari Senin meminta warganya untuk memboikot produk-produk Prancis dan menuduh Prancis melakukan agenda anti-Islam.

Baca Juga: Kedaulatan Negaranya Terancam, China Ambil Langkah Tegas, Jatuhkan Sanksi ke Perusahaan AS yang Jual Senjata ke Taiwan

Seruan Turki sebelumnya untuk memboikot barang-barang asing telah gagal, tetapi Menteri Industri dan Teknologi Mustafa Varank pada hari Selasa mendesak pengusaha untuk menegakkan boikot tersebut. “Kita harus menunjukkan sikap yang kuat,” katanya.

Dalam unjuk rasa persatuan yang jarang terjadi, empat partai Turki, termasuk kelompok oposisi utama, mengeluarkan deklarasi bersama yang mengatakan Macron "sembrono" dalam mendorong kebebasan berekspresi, dan pendiriannya dapat memicu konflik yang berbahaya.

Di Yordania, sekitar 50 pengunjuk rasa berkumpul di luar kedutaan Prancis yang dijaga ketat di ibu kota, Amman.

“Ini bukan kebebasan berbicara - ketika agama orang lain dilanggar. Ini adalah serangan yang jelas,” kata mantan anggota parlemen, Dima Tahboub, merujuk pada sikap yang diambil Paris dalam kartun tersebut.(*)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Prancis ingatkan warganya di sejumlah negara agar hati-hati, termasuk di Indonesia"

Tag

Editor : Nicolaus

Sumber Kontan.co.id