Ditolak Mentah-mentah Negara Tetangga Indonesia, Keinginan AS untuk Mendirikan Pangkalan Militer di Sekitar Perairan Natuna Sepertinya Hanya Akan Jadi Wacana, Begini Kata Pakar Maritim Asia

Sabtu, 21 November 2020 | 09:42
via Intisari

Salah satu pangkalan militer

GridHot.ID - Amerika Serikat (AS) tiba-tiba mengajukan proposal untuk mendirikan pangkalan militer di Singapura, negara tetangga Indonesia.

Hal tersebut tentu membuat banyak analisis maritim Asia geger.

Mereka yang tidak habis pikir dengan gagasan Amerika tersebut.

Para ahli tersebut menyebutnya sebagai 'balon percobaan' yang dilakukan oleh administrasi Trump, satu hal yang justru dianggap mereka gagal total ke depannya.

Hal ini karena proposal itu tidak akan mendapat dukungan dari negara-negara Asia, atau ditindaklanjuti oleh Joe Biden di pemerintahannya selanjutnya.

Baca Juga: Saat yang Lain Menolak Keras, Timor Leste Justru Persilahkan China Bangun Pangkalan Militer di Negaranya, Begini Kata Xanana Gusmao

Lantas apa penyebab negara Asia tidak suka dengan pendekatan AS ini, jika negara Asia juga memerlukan AS untuk menangkal kekuatan China yang terus tumbuh di Asia-Pasifik?

Tentunya secara logis menempatkan musuh China di tempat strategis menjadi salah satu cara yang bisa menangkal kekuatan China menguasai perairan strategis Laut China Selatan.

Namun rupanya, bagi para pakar, keberadaan pangkalan militer AS permanen di wilayah itu justru membuat suasana semakin kacau.

Keberadaan pangkalan militer misal di Singapura atau di Natuna justru akan sebabkan Beijing lebih marah.

Dampak ini dapat sebabkan masalah yang jauh dari yang bisa dihadapi oleh pemerintah negara-negara tersebut.

Baca Juga: Bikin Makin Panas Konflik Pasifik, China Rilis Rekaman Detik-detik Jet Tempur H-6K Miliknya Luluh Lantahkan Pangkalan Militer AS di Guam, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya

Sementara itu, Menteri Pertahanan Singapura mengatakan kepada This Week in Asia bahwa tidak ada pembicaraan terbaru dengan AS mengenai pengiriman kapal perang tambahan ke sana.

Bagi Singapura, mereka akan dicap tidak memahami aturan dan tindakan mereka mengizinkan didirikannya pangkalan militer bagi AS secara permanen akan dianggap tidak dapat diterima oleh banyak pihak.

Sehingga Singapura saat ini sedang mengupayakan menangkal kesan jika mereka berada dalam persekutuan, seperti ahli keamanan regional Singapura, Collin Koh.

"Saya yakin pemerintahan Biden akan lakukan penanganan lebih berhati-hati untuk tidak menyinggung politik regional dan lebih berhati-hati mengulas proposal itu dengan sekutu dan mitra AS, jika tidak membatalkan rencana itu langsung pada Januari mendatang," ujarnya.

Baca Juga: Bakal Dua Kali Lipat Lebih Ganas, Pentagon Rela Hamburkan Miliyaran Dollar untuk Bangun Kembali Militer Angkatan Laut AS, Berikut Rancangannya

Sementara itu, Olli Pekka Suorsa, rekan Koh di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) mengatakan ia melihat proposal itu sebagai sesuatu yang hanya "latihan pemikiran" sebagai sinyal dari AS kepada Beijing untuk tunjukkan niat mereka bersaing dengan China.

Analis lain seperti John Bradford, yang juga analis di RSIS, tunjukkan bahwa dari sudut pandang Angkatan Laut AS, ada keuntungan memiliki pangkalan militer di wilayah itu.

Pasalnya, pangkalan militer mereka di Jepang sudah kewalahan dan menangani terlalu banyak pekerjaan.

Persimpangan jalur maritim

Sekretaris Angkatan Laut AS Kenneth Braithwaite mengusulkan pembuatan pangkalan militer baru di "persimpangan antara Samudra Hindia dan Pasifik" dalam simposium Selasa kemarin.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan pangkalan militer di Jepang," ujarnya dilansir dari USNI News.

Baca Juga: Buat China Marah Besar, Negara Pasifik Incarannya Ditikung Amerika Serikat untuk Bersekutu, Pentagon Koar-koar Bakal Suplai Fasilitas hingga Dirikan Pangkalan Militer

"Kita harus mendekat kepada sekutu kita yang lain seperti Singapura, India, dan menempatkan beberapa kapal di sana yang akan relevan jika pahit-pahitnya kita harus mengalami peperangan."

Ia kemudian berkata, "lebih penting lagi, itu bisa menyediakan lebih banyak pertahanan. Sehingga kita akan membuat pangkalan militer baru dan kita akan meletakkannya, jika tidak di Singapura, maka di tempat lain yang lebih strategis di seberang Pasifik sampai sekutu dan mitra kita melihat itu bisa membantu mereka sembari membantu militer kita."

Usulan ini belum dibahasnya bersama pelaksana Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru, Christopher Miller, tapi sudah ia bahas dengan mantan bos Pentagon yang dipecat Donald Trump minggu lalu, Mark Esper.

Braithwaite tidak menyediakan detail lebih lanjut mengenai betapa besar pangkalan militer yang rencana akan dibangun di Singapura tersebut, atau apakah kapal dari pangkalan militer lain akan dikirim ke pangkalan militer tersebut.

Baca Juga: Ditolak Mentah-mentah Saat Coba Dekati Indonesia, China Langsung Putar Halauan ke Negara Ini untuk Jalin Hubungan Bilateral, Pakai Kedok Tawaran Keamanan di Laut China Selatan untuk Jaminan

Belum ada juga rincian mengenai pengoperasian membagi dengan pangkalan militer AS lain di wilayah Asia-Pasifik.

Juru bicara Angkatan Laut AS secara berulang mengatakan kepada media "belum ada keputusan yang dibuat mengenai kapan dibuat atau lokasi pangkalan militer baru di Indo-Pasifik."

Pangkalan militer AS di Yokosuka, Jepang, mencakup 48 juta mil persegi dari garis Internasional Date Line di pertengahan Samudra Pasifik sampai perbatasan Pakistan-India di Samudra Hindia.

Sementara pangkalan militer di Bahrain mencakup wilayah Timur Tengah dan sebelah barat Samudra Hindia.

Wilayah-wilayah tersebut adalah tempat beroperasi kapal-kapal dan pasukan yang ditempatkan di pangkalan militer tersebut.

Rencana Braithwaite dianggap banyak analis dari Singapura kurang persiapan.

Baca Juga: Pakistan Sudah dalam Genggaman, China Kini Berniat Bangun Pangkalan Militer di 12 Negara Lain Termasuk Indonesia, Amerika Serikat Bongkar Fakta-faktanya

Perbandingannya adalah dengan permintaan lain dari administrasi Trump, salah satunya usulan Mark Esper Agustus tahun lalu untuk meluncurkan misil jarak menengah di Asia.

Rencana itu dianggap terlalu jauh dari kenyataan, bahkan sekutu setia AS seperti Jepang atau Korea Selatan pastinya tidak ingin untuk menggelar fasilitas rudal.

Ada alasan lain mengapa kemungkinan Singapura menjadi pangkalan militer sangat tidak mungkin.

Sejak 1990, Singapura telah memberikan akses kepada AS untuk masuk ke fasilitas militer mereka.

Aset Angkatan Laut AS termasuk kapal selam nuklir dan kapal induk pembawa jet tempur yang sering mengunjungi pangkalan militer Angkatan Laut Changi.

Pangkalan militer tersebut memang digunaakn untuk tempat mengisi bahan bakar dan mengisi amunisi untuk pasukan AS di Pasifik Barat.

Namun Singapura segera menyadari jika AS menginginkan Singapura untuk memihak dalam persaingan China-AS, yang membuat Singapura enggan melanjutkan kerjasama lebih jauh.

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul "Kegagalan AS Bersekutu Dengan Negara ASEAN Kian Tampak, Ahli Sebut Ide Mendirikan Pangkalan Militer di Dekat Indonesia Pun Hanya Wacana Saja, Ini Sebab Upaya AS Akan Gagal Total, Menohok!"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Intisari Online