Satu Keluarga Tewas Misterius, Tetangga Lari Tunggang Langgang ke Hutan, Sekdes: Mayat Masih di TKP

Sabtu, 28 November 2020 | 13:25
kuulpeeps.com

Ilustrasi mayat

Laporan Wartawan GridHot.ID, Desy Kurniasari

GridHot.ID - Sebuah peristiwa mengerikan terjadi di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Pasalnya, sebuah keluarga di desa tersebut tewas di bunuh oleh orang tak dikenal.

Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, (27/11/2020), sekitar pukul 09.00 WITA.

Baca Juga: Dapat Lampu Hijau dari Keluarga Korban, Pria Ini Habisi Nyawa Pebinor yang Menghamili Istrinya: Keluarganya Perbolehkan Asal...

Dilansir dariAntaranews.com. dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, korban berjumlah empat orang. Jenazah keempat korban tersebut saat ini masih di lokasi dan belum dievakuasi. "Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. itu mertua, anak, menantu," ungkapnya Tidak hanya itu, sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban, bersembunyi dan melarikan diri ke dalam hutan yang ada di wilayah tersebut dan belum ada kabar hingga saat ini.

Baca Juga: Hati Nuraninya Sudah Hilang, Merasa Plong Dendam Kesumat pada Bosnya Tersalurkan, Pria Ini Cengengesan Diperiksa Polisi: Senyum Itu Ibadah Bang

"Kalau situasi tentunya masih mencekam, mayat untuk sementara masih di TKP," jelasnya

Rifai juga menjelaskan bahwa lokasi pembunuhan itu memang sangat sepi dan hanya ditempati beberapa kepala keluarga.

Kapolres Sigi, AKBP Yoga Priyautama menjelaskan saat ini aparat kepolisian masih menuju ke lokasi pembunuhan untuk melakukan pengecekan. Ia juga belum dapat memberikan informasi lebih terkait pembunuhan satu keluarga ini, apakah ada keterkaitan dengan Kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso, atau tidak.

Baca Juga: Beraksi di Siang Bolong, Pria Ini Nekat Tembak Mantan Pacar di Hadapan Dua Anaknya, Detik-detik Kelakuan Sadisnya Terekam CCTV! "Ia kita masih cek, lokasinya itu di atas bukit. Nanti kita informasikan lagi ya," terangnya.

Sementara itu,melansir Kompas.id, peristiwa tersebut terjadi di Dusun Tokelemo, Jumat (27/11/2020) pagi.

Dusun itu berjarak sekitar 60 kilometer arah selatan Palu, ibu kota Sulteng, atau 15 kilometer dari Jalan Poros Palu-Lembah Napu, Kabupaten Poso.

Baca Juga: Nekat Hajar Sang Kakak dengan Tabung Gas dan Kubur Jasadnya di bawah Ubin Kontrakan, Pengakuan Pelaku Disebut Janggal, Polisi: Motifnya Terlalu Ringan

Daerah itu dikelilingi hutan dan pegunungan, termasuk Taman Nasional Lore Lindu di sisi selatan. Kawasan itu merupakan lokasi transmigrasi, termasuk warga lokal dari daerah lain di Sulteng.

Sekretaris Desa Lembantongoa Rifai menyatakan, korban yang masih berkerabat itu tewas di rumahnya. Mereka adalah Naka, Yasa, Ferdi, dan Pino.

”Saat ini warga menyiapkan pemakaman. Rumah duka agak jauh dari lokasi kejadian untuk keamanan,” kata Rifai di Sigi saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Sabtu (28/11/2020).

Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu menambahkan, ada 50 rumah tangga di Dusun Tokelemo yang kini mengungsi ke dusun lain. Mereka tinggal di rumah-rumah warga.

”Untuk sementara, kebutuhan mereka ditalangi desa dan warga setempat. Kebutuhan itu terutama makanan dan pakaian. Ke depannya, pasti butuh banyak kebutuhan lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Raut Wajahnya Tegang Dikawal Provost TNI AD, Tentara yang Pakai Modus Begal Mutilasi Istri Sah Demi Pelakor Ini Kini Terima Ganjarannya, Hakim: Minta Maaf pada Anakmu dan Ibu yang Mengandungmu

Kepala Polres Sigi Ajun Komisaris Besar Yoga Priyahutama menyatakan, selain empat korban, ada tiga bangunan dibakar kelompok yang terindikasi anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Salah satunya adalah bangunan darurat yang selama ini dijadikan tempat ibadah.

”Situasi di lapangan kini kondusif. Tim gabungan kepolisian melakukan trauma healing agar warga tenang, tidak panik, dan tidak takut,” katanya.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Gomar Gultom menyatakan bela rasa atas kejadian itu. Peristiwa itu merupakan kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di Sulteng. Gomar meminta aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa anggota penyebar teror, khususnya di Poso dan Sigi.

Baca Juga: Usia Pernikahannya Masih Seumur Jagung, Pria Ini Tega Bacok Istrinya hingga Tewas Karena Cek-cok, Pelaku Berhasil Ditangkap Setelah Seharian Buron

”Kehadiran negara diperlukan untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat,” katanya.

Ia mengimbau, warga di sekitar lokasi kejadian untuk tetap tenang dan menyerahkan penanganan masalah tersebut kepada aparat. Semua elemen masyarakat perlu bahu-membahu menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Antaranews, Kompas.id