Laporan Wartawan GridHot.ID, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Sebuah peristiwa mengerikan terjadi di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Pasalnya, sebuah keluarga di desa tersebut tewas di bunuh oleh orang tak dikenal.
Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat, (27/11/2020), sekitar pukul 09.00 WITA.
Dilansir dariAntaranews.com. dari keterangan Sekretaris Desa Lembatongoa, Rifai, korban berjumlah empat orang. Jenazah keempat korban tersebut saat ini masih di lokasi dan belum dievakuasi. "Dari informasi saya dapatkan ada empat orang. itu mertua, anak, menantu," ungkapnya Tidak hanya itu, sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban, bersembunyi dan melarikan diri ke dalam hutan yang ada di wilayah tersebut dan belum ada kabar hingga saat ini.
"Kalau situasi tentunya masih mencekam, mayat untuk sementara masih di TKP," jelasnya
Rifai juga menjelaskan bahwa lokasi pembunuhan itu memang sangat sepi dan hanya ditempati beberapa kepala keluarga.
Kapolres Sigi, AKBP Yoga Priyautama menjelaskan saat ini aparat kepolisian masih menuju ke lokasi pembunuhan untuk melakukan pengecekan. Ia juga belum dapat memberikan informasi lebih terkait pembunuhan satu keluarga ini, apakah ada keterkaitan dengan Kelompok DPO Mujahidin Indonesia Timur Poso, atau tidak.
Baca Juga: Beraksi di Siang Bolong, Pria Ini Nekat Tembak Mantan Pacar di Hadapan Dua Anaknya, Detik-detik Kelakuan Sadisnya Terekam CCTV! "Ia kita masih cek, lokasinya itu di atas bukit. Nanti kita informasikan lagi ya," terangnya.
Sementara itu,melansir Kompas.id, peristiwa tersebut terjadi di Dusun Tokelemo, Jumat (27/11/2020) pagi.
Dusun itu berjarak sekitar 60 kilometer arah selatan Palu, ibu kota Sulteng, atau 15 kilometer dari Jalan Poros Palu-Lembah Napu, Kabupaten Poso.
Daerah itu dikelilingi hutan dan pegunungan, termasuk Taman Nasional Lore Lindu di sisi selatan. Kawasan itu merupakan lokasi transmigrasi, termasuk warga lokal dari daerah lain di Sulteng.
Sekretaris Desa Lembantongoa Rifai menyatakan, korban yang masih berkerabat itu tewas di rumahnya. Mereka adalah Naka, Yasa, Ferdi, dan Pino.
”Saat ini warga menyiapkan pemakaman. Rumah duka agak jauh dari lokasi kejadian untuk keamanan,” kata Rifai di Sigi saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Sabtu (28/11/2020).
Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu menambahkan, ada 50 rumah tangga di Dusun Tokelemo yang kini mengungsi ke dusun lain. Mereka tinggal di rumah-rumah warga.
”Untuk sementara, kebutuhan mereka ditalangi desa dan warga setempat. Kebutuhan itu terutama makanan dan pakaian. Ke depannya, pasti butuh banyak kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Kepala Polres Sigi Ajun Komisaris Besar Yoga Priyahutama menyatakan, selain empat korban, ada tiga bangunan dibakar kelompok yang terindikasi anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Salah satunya adalah bangunan darurat yang selama ini dijadikan tempat ibadah.
”Situasi di lapangan kini kondusif. Tim gabungan kepolisian melakukan trauma healing agar warga tenang, tidak panik, dan tidak takut,” katanya.
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Gomar Gultom menyatakan bela rasa atas kejadian itu. Peristiwa itu merupakan kejadian berulang yang secara sporadis terjadi di Sulteng. Gomar meminta aparat keamanan menuntaskan sisa-sisa anggota penyebar teror, khususnya di Poso dan Sigi.
”Kehadiran negara diperlukan untuk memulihkan rasa aman dalam diri masyarakat,” katanya.
Ia mengimbau, warga di sekitar lokasi kejadian untuk tetap tenang dan menyerahkan penanganan masalah tersebut kepada aparat. Semua elemen masyarakat perlu bahu-membahu menciptakan keamanan dan kenyamanan bersama.(*)