Diringkus Densus 88 di Jalan Trans Poso Sulawesi, Inilah Sosok Ummu Syifa, Istri Ali Kalora yang Punya Peran Penting untuk Kelompok MIT

Senin, 30 November 2020 | 18:42
Tribun Timur via Handover

Ali Kalora

GridHot.ID - Diduga telah membantai empat warga dan membakar tujuh rumah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tenga, Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Keaora kini tengah dibururatusan pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI.

Terkait hal itu, istri Ali Kalora lagsung menjadi sorotan.

Sosok istri Ali Kalora pertama kali muncul saat Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil meringkus YS dan L pada pada 29 Juli 2020.

Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengatakan, YS ditangkap di Jalan Trans Poso- Napu Desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan Poso, Sulawesi Tengah.

Dalam tindak pidana terorisme, YS berperan mengantarkan Iman ke daerah Tangkura untuk bergabung dengan kelompok teroris Ali Kalora.

Baca Juga: Anak Buah Ali Kalora Kembali Berulah, Disebut Bantai Satu Keluarga dan Bakar 7 Rumah Warga, Satgas Tinombala Langsung Kerahkan Pasukan

YS juga sempat ingin mengantarkan uang tunai dan makanan kepada kelompok MIT.

"Pelaku berencana mengantarkan uang sebesar Rp 1.590.000 dan makanan (kue) kepada kelompok MIT. Barang bukti yang diamankan sebanyak 5 barang bukti," kata Awi di Divisi Humas Polri, Jakarta, Selasa (18/8/2020), melansir Wartakota.

Sementara, L alias Ummu Syifa ditangkap di jalan Trans Poso Sulawesi, Kasiguncu, Poso Pesisir Selatan, Sulawesi Tengah.

L biasa dikenal sebagai istri Ali Kalora.

"Keterlibatannya pelaku menyembunyikan informasi tentang keberadaan kelompok teroris yang sudah ditetapkan di dalam Daftar Pencarian Orang (DPO)," jelasnya.

Baca Juga: Persembunyiannya Terendus, 2 DPO MIT di Palu Kontak Senjata dengan Satgas Tinombala, Kapolda Sulteng: Dua Anggota Ali Kalora Tewas

Ummu Syifa juga tergabung dalam kelompok MIT seperti suaminya.

Ia pernah bersama kelompok itu selama 23 hari.

"Pelaku tergabung bersama Kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur selama 23 hari. Barang bukti yang diamankan sebanyak 2 barang bukti," ucapnya.

Kekejian Ali Kalora Pimpinan MIT

Kekejian kelompok teroris Ali Kalora kembali jadi sorotan lantaran memenggal kepala dan membakar rumah warga.

Peristiwa mengerikan itu terjadi di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Empat kepala warga dipenggal. Seusai mengeksekusi warga, setidaknya adatujuh rumah yang dibakar kelompok ini.

Berdasarkan keterangan warga Desa Lembotoga, sebagaimana dilansir dari Tribunnews,ada 10 orang yang melakukan eksekusi.

Baca Juga: Tak Segan Potong Leher Korbannya, Teror Sadis Kelompok Ali Kalora Buat Warga Trauma, 150 Prajurit Terbaik TNI Dikerahkan dalam Operasi Tinombala

Tiga orang di antaranya membawa senjata laras panjang.

Setelah kejadian tersebut, Ali Kalora dan kelompoknya lari ke hutan.

Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, peristiwa pembunuhan itu pertama kali diketahui pada Jumat (27/11/2020) sekitar pukul 10.30 WITA.

Saat itu, anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.

Polisi pun kemudia langsung bergerak ke lokasi kejadian.

Sesampainya di TKP, polisi menemukan empat mayat dan 7 rumah dibakar.

Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama dan tim inavis Polda Sulteng.

Baca Juga: Kelompok Teroris Ali Kelora Tampaknya Tak Bisa Bersembunyi Lagi, 150 Prajurit TNI AD yang Dikirim ke Poso Punya Kemampuan Intel, Begini Sepak Terjangnya

"Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.

Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.

"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," kata Awi.

Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Didik Suparnoto mengatakan, pembunuhan secara keji dan pembakaran yang dilakukan kelompok Ali Kalora bertujuan menyebarkan teror di masyarakat.

"Jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak. Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat," kata Didik saat dikonfirmasi, Sabtu (28/11).

Baca Juga: Bravo Densus 88!, Ciduk 15 Terduga Teroris JAD yang Diburu Besar-besaran, Ini Peran dan Keterlibatannya untuk Ali Kalora, Sudah Baiat ke Amir ISIS Baru

Didik mengatakan, aksi pembunuhan itu pertama kali dilaporkan oleh Ulin, seorang saksi yang juga merupakan anak dari korban.

Kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 WITA di kediaman korban di Dusun ST 2 Lewono.

Kala itu, kelompok teroris sempat menyandera ayah dan ibu Ulin, Yasa dan Nei.

Kemudian Ulin dan suaminya, Pino.

Ulin berhasil melarikan diri. Hanya saja, Ali Kalora cs telah mengeksekusi korban yang lain.

Tercatat, empat korban tewas dengan kondisi nahas.

Selain itu, pelaku juga sempat membakar salah satu rumah di sekitar perkampungan itu.

"Ada empat itu yang meninggal, atas nama Yasa kemudian Pinu, Naka dan Pedi," ucap dia.

Baca Juga: Jadi Buron yang Paling Dicari, Kelompok Teroris Ali Kalora Tak Akan Bisa Lagi Berkutik, Pasukan TNI Satgas Tinombala III Siap Buru 14 DPO MIT Poso

Polisi masih mendalami kasus tersebut.

Diduga kuat ada tiga orang buron dari kelompok MIT yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan itu.

Para pelaku pun melarikan diri ke arah hutan usai melakukan aksinya.

"Dari kemarin sampai dengan saat dengan saat ini, personel Satgas Tinombala masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT yang telah melakukan teror," kata Didik.

Diketahui Ali Kalora menjadi pimpinan MIT setelah pimpinan sebelumnya, Santoso, tewas di tangan aparat.

Terakhir, Aparat TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Tinombala menembak mati dua anggota MIT Poso, yang pernah masuk Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Sempat Sandera Aparat yang Baru Selesai Salat Jumat, Ini Kronologi Penyerangan Kelompok Teroris Mujahidin Indonesia Timur Pimpinan Ali Kalora, Seorang Anggota Brimob Sampai Kehilangan Nyawa

Keduanya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Kapolda Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan dua anggota MIT itu ditembak di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.

"Kedua DPO inisial W alias A alias B dan AA alias A, dan ketika dilakukan penangkapan mereka melakukan perlawanan sehingga dilakukan tindakan tegas terukur yang menyebabkan kedua anggota MIT meninggal dunia," katanya.

Masih ada 11 orang anggota MIT yang diburu oleh aparat keamanan. Polisi pun mengimbau agar mereka segera menyerahkan diri.

Sementara itu, Irjen Abdul Rakhman Baso menegaskan tidak ada gereja yang dibakar dalam peristiwa itu, seperti informasi yang beredar di media sosial.

Baca Juga: TNI/Polri Bakal Kirimkan Pasukan Ahli Perang Hutan untuk Menyerbu Kelompok Teroris Ali Kalora

"Iya, benar ada laporan kejadian beredar di Facebook. Cuma perlu diluruskan bahwa di antara yang dibakar tidak ada gereja," kata Irjen Rakhman Baso, Sabtu (28/1).

Menurut Rakman Baso, yang menjadi objek pembakaran oleh sekelompok orang tak dikenal hanyalah rumah yang biasa dijadikan tempat pelayanan umat.

Dia kembali menegaskan bahwa yang dibakar bukan bangunan gereja.

"Informasi ini harus diluruskan, sebab sudah beredar di medsos FB (Facebook). Jangan sampai meluas hingga terjadi konflik isu sara," ujar Rakhman Baso.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Sosok Istri Teroris Ali Kalora yang Telah Diringkus Densus 88, Punya Peran Penting untuk MIT"

(*)

Tag

Editor : Siti Nur Qasanah

Sumber Surya.co.id