Gridhot.ID - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) USAF memang benar-benar sangat merepotkan Iran.
Kalau boleh jujur, AU Iran bukanlah tandingan USAF yang mempunyai beragam senjata mematikan.
Contoh saja USAF sudah punya F-35, Iran masih mengandalkan F-14 Tomcat rongsokan yang rapuh itu.
Baca Juga: Teddy Tuding Putri Delina Bawa Harta Gono-gini, Sule: Anak Saya Ahli Waris yang Mengamankan Semuanya
Apalagi kedigdayaan F-22 Raptor yang tak mungkin bisa dibendung segala sistem pertahanan Iran.
Hanya satu kekuatan Teheran dalam melawan AS.
Yakni bom nuklir yang bisa digunakan sewaktu-waktu.
Selain itu Iran kalah segala-galanya dari AS.
Dua unit pesawat bomber B-52H Stratofortress yang bertenaga nuklir dikirimkan AS ke wilayah Timur Tengah, dengan tugas khusus untuk mengawasi ketegangan di perbatasan Iran.
Sputnik Newsmelaporkan, dua pesawat yang juga dipersenjatai nuklir tersebut terbang dari pangkalan mereka Barksdale Air Force Base di Louisiana ke Timur Tengah dalam misi selama 36 jam pada tanggal 10 Desember lalu. B-52H Stratofortress terlihat melintas di atas Arab Saudi, Bahrain dan Qatar, tetapi tetap berada pada jarak yang aman dari wilayah udara Iran.
Dua unit pesawat bomber B-52H Stratofortress yang bertenaga nuklir dikirimkan AS ke wilayah Timur Tengah, dengan tugas khusus untuk mengawasi ketegangan di perbatasan Iran.
Sputnik Newsmelaporkan, dua pesawat yang juga dipersenjatai nuklir tersebut terbang dari pangkalan mereka Barksdale Air Force Base di Louisiana ke Timur Tengah dalam misi selama 36 jam pada tanggal 10 Desember lalu. B-52H Stratofortress terlihat melintas di atas Arab Saudi, Bahrain dan Qatar, tetapi tetap berada pada jarak yang aman dari wilayah udara Iran.
Kehadiran B-52H Stratofortress beberapa hari lalu mungkin menjadi cara untuk meyakinkan sekutu di tengah kekhawatiran pembalasan Iran atas pembunuhan ilmuwan nuklirnya Mohsen Fakhrizadeh.
Sudah sejak lama AS melihat Iran sebagai aktor utama di balik destabilisasi kawasan Timur Tengah hingga hari ini. Di lain pihak, Iran juga menegaskan bahwa AS bertanggung jawab atas banyak ketidakstabilan di Timur Tengah.
Kehadiran militer AS yang cukup sering ke Teluk Persia juga telah lama membuat pemerintah Iran gerah. Iran meyakini bahwa kekuatan regional harus mampu menjaga kemanan tanpa bantuan AS. Iran dengan tegas meminta AS untuk mengurangi kehadirannya di Timur Tengah.
APmelaporkan baru-baru ini AS telah mengurangi jumlah pasukan yang dikerahkan di Irak, serta berencana untuk menarik kelompok serang kapal induk USS Nimitz dari perairan regional Timur Tengah.(*)
Artikel ini pernah tayang di Kontan dengan judul "AS kirimkan dua unit pesawat bomber ke Timur Tengah untuk awasi Iran"