Laporan Wartawan Gridhot.ID, Desy Kurniasari
GridHot.ID - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak hilang kontak sekira pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1/2021).
Diduga kuat, pesawat tersebut karam di sekitar laut Kepulauan Seribu.
Melansir TribunJabar.id, hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air rute Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, ke Pontianak, menjadi kabar buruk di awal tahun 2021.
Pesawat dinyatakan hilang kontak uma empat menit setelah take off.
Kabar hilang kontak pesawat Sriwijaya Air diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati.
"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta-Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," kata Adita, kepada Kompas.com, Sabtu (9/1/2021).
Adita mengatakan, masih berjalan proses investigasi dan pihaknya juga sedang berkoordinasi dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut jika sudah ada perkembangan lain," ujar dia.
Mengutip TribunJakarta.com, pesawat milik maskapai Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta itu sudah berumur 26 tahun.
Diketahui, pesawat milik Maskapai Sriwijaya Air SJY182 secara tiba-tiba hilang di dekat perairan pulau seribu, Jakarta pada Sabtu (9/1/2021) siang.
Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Suryanto mengatakan pesawat jenis Boeing B737-500 tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1994.
"Jadi kurang lebih ya umurnya sekitar 25 sampai 26 tahun," ungkap Suryanto di Posko Crisis Center Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta kemarin malam.
Pasalnya, hingga kini KNKT masih mengumpulkan data di lapangan soal kondisi pesawat saat akan lepas landas.
Diketahui, kalau pesawat tersebut baru saja lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak.
"Tapi harusnya berapa pun umur dari pesawat kalau ada maintenance secara bertahap sesuai yang berlalu di Dirjen Perhubungan Udara harusnya safe (aman)," ungkap Suryanto.
Dikesempatan yang sama, Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Jauwena mengaku kalau pesawat yang kandas tersebut sudah dalam keadaan laik terbang.
Pasalnya pesawat SJY182 milik Sriwijaya Air itu sudah terlebih dahulu menjalani pengecekan dan dianggap sudah laik terbang.
"Karena sebelumnya pesawat ini sudah terbang terlebih dahulu, ini rute kedua. Rute ini kan Pontianak pulang pergi dan sudah dicek secara berkala," aku Jefferson.
Sementara itu, dilansir dari Tribunnews.com, Menteri Perhubungan (Menhub) era Presiden Abdurrahman Wahid, Budhi Muliawan Suyitno menyoroti perawatan dari pesawat Sriwijaya Air SJ128 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Budhi menjelaskan, perawatan menjadi hal rutin yang harus dilakukan maskapai penerbangan, termasuk untuk penggantian komponen karena pesawat sudah berusia 20 tahun lebih.
"Kita harus lihat keseluruhan karena bukti di lapangan masih minim, data awal yakni pesawat beroperasi 26 tahun lebih. Pertama, adalah rutin perawatan dan penggantian komponen, itu daftarnya ada semua," ujarnya dalam Breaking News Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).
Kemudian, Budhi menjelaskan, perilaku pilot saat mengoperasikan pesawat dan mencatat semua kejadian saat penerbangan jadi bagian dokumen yang harus tercatat serta diawasi.
"Anjuran saya ke regulator lakukan pengawasan yang lebih dari biasanya. Dulu lakukan rampcheck berkali-kali karena manusia harus sering diingatkan," katanya.
Dia menambahkan, nasib kru dan penumpang ada di maskapai dan regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan, khususnya juga terkait pesawat model lama.
"Pesawat Sriwijaya ini termasuk klasik seri Boeing 737-500. Angkatan kedua dari seri 737, versi kecil, tapi panjang," pungkas Budhi. (*)