Find Us On Social Media :

China Perkuat Angkatan Militernya di Awal Tahun, Amerika Serikat Gelagapan Langsung Pakai Strategi Baru untuk Lawan Tiongkok di Lautan

Kapal perusak USS Higgins, satu dari dua kapal militer AS yang dilaporkan terlihat berlayar di wilayah Laut China Selatan, Minggu (27/5/2018). Ilustrasi perbandingan kekuatan militer China dan AS.

Gridhot.ID - China memang dilaporkan telah memperkuat militernya di awal tahun ini.

Hal ini tentu saja membuat para pesaingnya ketar-ketir sendiri.

Amerika Serikat tak mau kalah melihat China.

Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan strategi baru untuk mengintegrasikan pasukan maritimnya, termasuk penjaga pantainya (US Coastguard), untuk melawan kehadiran China yang semakin meningkat di Laut China Selatan.

Baca Juga: Motif Terselubung Teddy Ngotot Minta Warisan Lina Jubaedah Dibongkar Sosok Ini, Sebut Pendam Sakit Hati: Tujuan Sebenernya Bukan Itu

Dalam strategi perang maritim Amerika yang baru untuk dekade berikutnya, Angkatan Laut AS, Korps Marinir dan Penjaga Pantai telah bersama-sama berjanji untuk membangun "kekuatan angkatan laut semua-domain yang terintegrasi" dan menyerukan untuk memperkuat aliansi maritim.

Mereka menyebut China "ancaman strategis jangka panjang yang paling mendesak".

Strategi yang berjudul Advantage at Sea dan diterbitkan bulan lalu tersebut, mendefinisikan tujuan angkatan laut AS sebagai "menjaga kebebasan laut, mencegah agresi, dan memenangkan perang".

"Perilaku China dan percepatan pertumbuhan militer menempatkannya pada lintasan yang akan menantang kemampuan kami untuk terus melakukannya. Kami berada pada titik perubahan," demikian strategi perang maritim AS terbaru yang dikutip South Morning China Post.

Baca Juga: Singgung Soal Teroris, Roy Kiyoshi Terawang Akan Ada Ledakan Dahsyat di Tahun 2021: Banyak Sekali Puing-puing yang Berantakan

Strategi maritim AS ini adalah yang pertama sejak 2015, dan datang pada saat China dan AS meningkatkan aktivitas "zona abu-abu" untuk memproyeksikan kekuatan di bawah ambang batas yang dapat mendorong respons militer konvensional.

Pemerintah China mengklaim hampir 90% Laut China Selatan yang kaya sumber daya, berdasarkan apa yang mereka sebut sembilan garis putus-putus yang telah mendapat tantangan keras dari tetangganya termasuk Vietnam, Filipina, Brunei dan Malaysia.